"Lyora kemana, Mbok?" tanya Bima kepada Mbok Sarti yang sedang sibuk memasak di dapur. Bima sudah mencari Lyora ke segala penjuru rumahnya, namun tak ada. Di dapur pun hanya ada Mbok Sarti seorang diri.
"Tadi pagi dijemput temannya, Mas. Cuma bilang mau pergi sebentar," jawab Mbok Sarti sambil membalik ayam gorengnya.
Ponsel Lyora yang tertinggal di nakas pun membuat Bima tidak bisa menghubunginya. Bukannya Bima tidak memberi privasi kepada istrinya, ia hanya ingin tahu Lyora sedang apa dengan niat membuka grup obrolan di media sosial istrinya. Sayangnya ponsel Lyora justru terblokir karena Bima sudah beberapa kali salah dalam melakukan percobaan memasukkan kode sandi pada ponsel boba milik istrinya. Lyora yang mengganti kode sandi ponselnya tanpa sepengetahuan Bima pun juga menimbulkan tanya. Masa bodoh jika Lyora marah, toh Bima akan menggantinya dengan ponsel yang baru saat itu juga.
Bima tak juga menyerah, ia membuka media sosialnya. Tidak sulit bagi Bima untuk mencari tahu keberadaan istrinya sekarang karena seingatnya teman Lyora tidak genap dengan jumlah kedua jari tangannya. Pertama, Bima mengunjungi profil Adit, namun tidak ia temukan apapun disana. Sepertinya Adit sengaja memasukkan Bima dalam urutan orang yang harus disembunyikan dalam kontaknya. Bima melewati bagian untuk mengunjungi profil Jojo. Entah mengapa, Bima terlalu sensitif dengan teman laki-laki istrinya yang satu itu. Kemudian Bima mengunjungi profil Ibnu dan Dimas, namun hasilnya nihil. Pilihan terakhir adalah Denis, lagi-lagi tidak ia temukan Lyora dalam postingan cerita di sosial medianya. Hanya ada postingan foto bayi mungil yang baru lahir. Hal itu membuat ide yang lain muncul di benak Bima.
"Halo, Dirga?"
"Ya, Pak?"
"Istri lo lahiran?"
"Iya, Pak. Semalem di RS Permata Ibu."
"Alhamdulillah. Istri gue disana, Dir?"
"Lyora?"
"Yang mana lagi?"
"Iya, Pak. Ini temen kantornya Denis lagi pada jenguk."
"Oh.... Ada Jojo?"
"Jojo tuh yang mana, Pak? Ini ada Adit, Lyora dan tiga teman laki-laki Denis. Saya belum sempat kenalan."
"Oh ya udah. Thank you, Dir."
Bima menutup panggilannya begitu saja. Setidaknya ia sudah tenang karena Lyora tidak melarikan diri. Sejujurnya masih ada rasa bersalah di hati Bima karena tidak pulang ke rumah kemarin, ditambah dirinya yang melakukan perjalanan dinas mendadak selama dua hari. Itu artinya sudah tiga hari tiga malam dirinya tidak bertemu Lyora.
Seharusnya Bima pulang besok pagi dan menginap satu malam lagi di Bandung. Namun ia nekat kembali ke Jakarta setelah urusannya selesai. Bima tiba di Jakarta pukul dua dini hari. Mendapati Lyora sudah tertidur pulas membuat Bima berpikir bahwa pengorbanannya justru sia-sia. Lyora pun tidak membangunkannya ketika subuh, istrinya juga tidak ada saat ia bangun tidur. Bukankah seharusnya Lyora menyambut kepulangan Bima dan melepas rindu bersama? Yang paling menjengkelkan adalah Lyora pergi tanpa izin darinya.
Ketika bangun tidur, Bima melihat kopernya sudah berada pada tempatnya semula. Tidak ada lagi baju kotor dan segala berkas pekerjaan Bima sudah berada di meja kerjanya. Sudah pasti Lyora yang membereskan segala barang bawaannya. Mendengar suara berisik di dapur membuat Bima berpikir bahwa Lyora sedang membuatkan sarapan untuknya. Namun yang Bima dapati di dapur hanyalah Mbok Sarti.
Suara bising khas motor ninja dari halaman rumah mengusik pendengaran Bima. Dari balik jendela, ia mengintip Lyora yang baru saja turun dari motor yang identik dengan sinetron anak jalanan di televisi. Dari balik helm full face tampak senyum sumringah dari si berandal Jojo yang membuat Bima semakin muak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua [ SELESAI ]
Chick-Lit"Aku dan kamu masih sibuk dengan pencapaian kita masing-masing, Bim. Kalau perasaan kita masih sama, kalau kita masih mau menunggu dan kalau kamu percaya jodoh tak akan kemana, lima atau sepuluh tahun kita bahas lagi perasaan ini." -Lyora Allona Wi...