"Assalamualaikum Ayah. Assalamualaikum Ibu. Maaf Bima dan Lyora baru mengunjungi ayah dan ibu sekarang. Bima memohon izin ayah dan ibu untuk meminta Lyora tinggal bersama dengan Bima. Bima janji akan menjaga Lyora dan membuat Lyora bahagia. Bima sayang Lyora, Pak, Bu. Bima memohon restu untuk menikahi putri kesayangan ayah dan ibu. Sekarang Bima cuma bawa bunga buat ayah dan ibu. Besok Bima dan Lyora kesini bawa cucu-cucu yang lucu ya, Pak, Bu."
Kata-kata Bima ketika di makam ayah dan ibu sampai sekarang masih teringat jelas di memori gue. Hari itu adalah hari tersibuk buat gue. Setelah prewed dadakan, ke makam ayah dan ibu, Bima ngajak gue ke supermarket buat beli milo kaleng sebagai tanda minta maaf karena dia ngabisin milo gue. Kebayang gak sih betapa mood swing gue saat itu. Mulai dari bete, nangis terharu sampe sesegukan, terus dibikin seneng banget karena satu kaleng milo gue yang diminum Bima diganti dengan satu troli kaleng milo yang gue males banget ngitungnya -pokoknya banyak. Dasar duda, bisa bener nyogok gue biar gak ngambek.
Seminggu menuju janur kuning melengkung, gue disibukkan dengan mengurus berkas-berkas pernikahan. H-3 gue masih lembur kelarin kerjaan yang udah diburu-buru pak bos. Gue juga masih dijejali pertanyaan yang sama oleh teman kantor dan kerabat yang begitu terkejut karena terlalu mendadak. Rasanya pengen gue tulis di jidat, 'gue tuh gak hamil, jangan banyak tanya!'
Sedih banget karena Denis dan Adit gak bisa dateng. Denis masih honeymoon dan Adit belum bisa cuti karena masih dinas di luar kota. Katanya nanti mereka kondangan virtual via zoom aja.
Bima masih belum mengajak gue bertemu ibunya untuk meminta restu. Gue gak enak hati tapi mau paksa Bima pun mana bisa. Kata Bima, ibunya baik dan bakal terima calon mantu apa adanya. Tapi kan tetep aja kesannya gak sopan banget gue tiba-tiba ngambil anak semata wayangnya.
***
BIMA"Bang, gue titip Lyora. Selama hidupnya gak pernah gue liat Lyora mengeluh terlebih ketika orang tua gue meninggal. Gue sayang banget sama Lyora. Tapi lo tau sendiri gue terlalu gengsi untuk menunjukkan semua di depan dia secara langsung. Dia cuma keliatan kuat padahal hatinya selembut kapas. Tolong jangan pernah bentak Lyora sekesal apapun lo, tolong kasih tau Lyora pelan-pelan kalo dia salah, tolong ajari Lyora kalo dia gak tau, tolong peluk Lyora kalau dia nangis dan tolong jagain Lyora buat gue, Bang. Karena sampai kapanpun gue gak akan bisa membalas semua kebaikan Lyora yang udah bikin gue hidup sehat dan bahagia sampai saat ini. Gue percaya sama lo. Tolong jaga kepercayaan gue, Bang."
Gue gak percaya Dion sempat meneteskan air mata di depan gue sesaat sebelum akad dilaksanakan. Dion yang biasanya haha hehe kini menjadi Dion dengan jiwa lain yang merasukinya. Gue tersentuh dengan semua penuturan Dion. Bagaimanapun gue bertanggung jawab atas segala kebahagiaan Lyora demi amanah yang udah Dion kasih ke gue.
"Saya terima nikah dan kawinnya Lyora Allona Wibisono binti Wibisono dengan mas kawin 100 gram logam mulia dibayar tunai."
Lyora telah resmi menjadi Nyonya Kasogi Bimantara setelah para saksi mengatakan sah. Iringan doa mengalir kepada kami yang kini telah resmi berstatus suami istri. Lyora terlihat cantik dan elegan dengan balutan kebaya modern berwarna putih. Sedangkan gue dengan gagahnya dibalut setelan tuxedo hitam.
Setelah selesai dengan segala urusan berkas pernikahan yang ditandatangani, gue memasangkan cincin putih di jari manis Lyora. Kemudian sedikit berbisik ke telinga Lyora, "Ra, cium tangan aku." Lyora menuruti perintah gue dan tanpa meminta persetujuan dia, gue langsung mencium kening Lyora. Cium bibirnya nanti aja di kamar.
Karangan bunga dari rekan kerja gue berjejer memenuhi pelataran hotel tempat gue dan Lyora melangsungkan akad kemudian dilanjutkan dengan resepsi pernikahan. Gue menuruti keinginan Lyora untuk tidak terlalu banyak mengundang tamu dikarenakan Lyora yang mengeluh lelah untuk dipajang dan menerima tamu yang bahkan dia tidak kenal dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua [ SELESAI ]
Chick-Lit"Aku dan kamu masih sibuk dengan pencapaian kita masing-masing, Bim. Kalau perasaan kita masih sama, kalau kita masih mau menunggu dan kalau kamu percaya jodoh tak akan kemana, lima atau sepuluh tahun kita bahas lagi perasaan ini." -Lyora Allona Wi...