Seseorang bahagia dengan cara yang dia inginkan.
~ Adelard ~
HAPPY READING <3
Anta menghadiri pernikahan sepupunya di sebuah hotel bintang lima di salah satu sudut Ibukota Jakarta.
Menghadiri acara seperti ini dengan tidak membawa pasangan. Adalah sebuah uji nyali untuk laki-laki ini.
Semua keluarga besar dari penjuru negeri dan luar negeri datang dengan banyak pertanyaan seperti wartawan. Bahkan lebih mengerikan daripada reporter dan wartawan.
Anta menghela napas, menapaki anak tangga dan segera masuk ke dalam lobi hotel. Sebuah karpet merah terpampang di depannya. Digelar mengikuti jalan menuju lift sampai ke aula pernikahan. Sepupu dan keluarga besar Anta.
Adalah para pejabat dan beberapa orang kaya di negeri ini. Bukan kaya raya seperti milyarder. Hanya saja keluarga mereka sangat kaya hingga bisa menyewa hotel bintang lima ini dalam beberapa hari untuk kepentingan pesta.
Anta menaiki lift, menuju lantai lima. Tempat pernikahan digelar.
Sesampainya di aula. Beberapa wanita paruhbaya cantik menyadari kedatangannya. Semuanya menatap Anta seakan kucing melihat ikan di hadapannya.
Seorang wanita paruhbaya sedikit berisi mendekati Anta. Bunda Tiara. Bunda Anta.
Seorang wanita pintar dan tegas yang menjadi panutan Anta hingga sekarang. Seseorang yang sangat menjaga reputasi keluarganya dengan sebaik mungkin. Memberikan kebahagiaan pada keluarganya.
Bundanya adalah lulusan dari Universitas Negeri terkenal di Indonesia.
Memiliki sebuah gelar tinggi tidak membuat wanita itu menjadi sombong dan angkuh.
Karakternya yang lemah lembut dan penuh keanggunan, adalah impian Anta dalam memilih calon istrinya nanti.
" Anak Bunda udah dateng. " Seru wanita itu. Menghambur memeluk putranya sebentar.
" Iya. "
" Itu, sapa paklek sama bulek mu disana. "
Anta berjalan. Melewati Bundanya dan menyapa satu-persatu wanita-wanita paruhbaya yang sedari memperhatikannya.
" Ganteng banget sih!! " Seru salah satu saudaranya. Mencubit pipi laki-laki tampan itu dengan ekspresi penuh kegemasan.
" Mana pasangannya?. "
" Iya. Udah kaya tapi kok belum nikah."
" Mana calonnya Ta?!. "
" Wahh,, mana nih pasangannya? "
" Kamu nih dah mampu, kenapa nggak segera nyari istri aja Ta. " Ucap seseorang dari arah belakang.
Membuat Anta seketika membalikkan tubuhnya, menyalami tangan seorang laki-laki paruhbaya yang sudah sedikit tua. Kakak Ayahnya.
Anta mendekati beberapa laki-laki yang berusia tidak jauh dengannya di sebelah kiri di depan panggung resepsi.
" Widih!!, Ada mafia,mafia! " Seru salah satu cowok.
Anta menepuk bahunya. Merasa bahwa statusnya sebagai seorang pemilik club malam dan beberapa perusahaan besar produk ilegal, membuat beberapa sepupunya tidak bisa
diam dan terus mengatakan dirinya adalah seorang mafia.Mereka semua tahu bisnis laki-laki itu, beberapa dari mereka sering datang ke club Anta dan meminta harga kurang dari pemasaran.
Keenam cowok itu saling melempar tawa sampai waktu akad nikah dimulai. Semua diam dengan khidmat menyaksikan akad nikah.
Beberapa wanita menangis terharu dengan acara sakral ini. Para tamu undangan sepupu Anta sangat banyak, beberapa orang duduk di luar dengan penyediaan kursi lebih dari team w.o. menyaksikan acara dari sebuah layar yang disediakan oleh team w.o yang disewa oleh sepupunya.
Anta memikirkan seseorang, pikiran tiba-tiba itu membuat senyuman terbit di wajahnya.
Sesuatu yang selalu membuat seorang Adelard Hastanta tersenyum tanpa sebuah candaan atau sesuatu yang berharga.
Ada sepercik kerinduan dalam hatinya. Laki-laki itu langsung menangkis perasaan itu. Segera mengalihkan pikirannya pada hal lain. Ada apa dengannya. Bodoh.
Anta selalu menyalahkan dirinya karena selalu memikirkan hal lain kecuali hal penting dihidupnya.
Pikiran untuk mencintai seseorang adalah kebodohan dalam hidup Anta. Laki-laki itu tidak mau mencintai, dia hanya ingin dicintai. Egois. Itulah Anta.
Merasa bahwa dirinya tidak membutuhkan seseorang dalam hidupnya, seseorang yang membutuhkannya.
Jika tidak berkaitan dengan keluarga, maka Anta akan semakin bergerak lebih bebas di dunia ini.
***
Dilain sisi. Empat gadis cantik fokus dengan komputer yang tersedia di hadapan mereka. Mengerjakan tugas dengan khidmat. Jam menunjukkan waktu bekerja akan selesai.Hari semakin sore, sinar matahari sore masuk melalui jendela kaca bangunan itu.
Tavi selesai.
Akhirnya, pekerjaanku hari ini berjalan lancar. Sepertinya habis ini aku bisa mengerjakan beberapa tugas sekolahnya untuk dikumpulkan besok.
Dua jam yang lalu, Tavi menerima telepon dari bu Ina, guru bahasa Inggris.
Dia meminta anak-anak kelas dua belas mengerjakan beberapa tugas sebagai tambahan nilai untuk ujian nanti.
Setelah pulang dari kantor. Gadis itu berencana mengerjakannya segera. Agar tidak menumpuk dan lupa.
Sudah jam lima sore. Pekerjaan di kantor Anta sudah selesai. Hanya beberapa karyawan yang dikasih lembur, masih lalu lalang di bangunan besar ini.
Tavi dan teman-teman kerjanya berpamitan. Berlalu ke lantai bawah tanpa teguran, hanya senyuman saling melepas.
Gadis itu berjalan menyusuri lobi sambil memesan ojek online di aplikasi. Memasukkan ponsel ke dalam tas, setelah berhasil mendapatkan ojek online di dekat kantor Anta.
Gadis itu berdiri, menunggu beberapa menit ojek online akhirnya datang. Pergi berkendara dengan laju standar.
Akhirnya Tavi sampai di rumah dengan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wife | 1 | End to chap 2
Teen FictionI𝚗𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚛𝚘𝚖𝚊𝚗𝚝𝚒𝚜. 𝙿𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚋𝚊𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐. 𝙼𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚊𝚖𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊. . " 𝙹𝚒𝚔...