BACK TO SCHOOL | 13

180 93 16
                                    

Dituntut suka untuk sebuah rasa tak kasat mata.

~ T A V I ~

Happy Reading <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading <3


Hari ini sekolah dimulai lagi. Meskipun angkatan kelas dua belas tinggal sebentar lagi, seorang gadis cantik masih ingin bekerja seharian penuh.

Tavi sudah memberitahu pada asisten Anta, bahwa dirinya masih seorang siswa SMA. Dan Sea mengijinkan anak itu untuk berangkat pada jam dua belas siang setelah sekolah.

Seakan kejatuhan rejeki nomplok. Keberuntungan selalu Tavi dapatkan bulan ini. Mulai dari mendapat pekerjaan tanpa susah mencari, mendapat teman kerja yang sangat baik, dan mendapat ijin untuk tetap bekerja walaupun terhalang oleh statusnya sebagai pelajar.

Tavisha Ratnaduhita. Nama yang disematkan oleh Bunda saat melahirkannya. Berharap kebaikan di surga selalu menyelimuti kehidupan putrinya. Selalu mengingat akan Tuhan yang maha Esa.

Tavi bersiap untuk berangkat sekolah. Jam enam pagi. Memesan ojek online di aplikasi, menyambar helm dan segera mengunci rumahnya. Gadis itu segera berjalan beberapa langkah ke jalan sambil menunggu ojek online yang dia pesan.

Beberapa menit menunggu,

" Ayok neng. " Ucap ojek online.

Berangkat. Mereka berkendara dengan standar biasa. Menyusuri jalanan Jakarta yang sudah ramai dengan kendaraan pribadi dan umum.

Dua puluh lima menit, Tavi sampai di depan sekolah. Berjalan menyusuri halaman luas, matanya melihat sekeliling, belum begitu ramai karena jam masuk sekolah adalah jam tujuh, gerbang masih terbuka lebar untuk para siswa-siswi.

" Vi !! " Panggil seseorang dari arah belakang. Haldis.

Tumben. Batin Tavi. Pertama kalinya cowok itu berangkat jam enam pagi, yang merupakan suatu keajaiban.

" Tumben. Ngapain? " Tanya Tavi saat cowok itu menyejajari langkahnya.

" Hehe. Gue mau ketemu elu. Lu kok jarang di rumah si Vi. " Ucap Haldis. Cowok itu selalu melihat Tavi pergi dan pulang sore. Dia tidak tahu bahwa gadis itu mempunyai pekerjaan full time, dan kini jadi setengah hari karena sekolahnya.

" Hehe. Gue kerja di kantor orang. " Terang Tavi.

" Wiiihhh,, keren lu Vi. Gue mau dong. "

" Mau apaan? "

" Kerja juga. "

" Lo kira gampang tinggal masuk bae. "

" Ya kalik. Lah ini lu sekolah, kaga kerja. "

" Gue kerja pulang sekolah. Gue juga udah bilang ama atasan gue. Kalo gue sekolah. "

" Gue anterin ya nanti. "

" Kesambet lo?. "

" Beneran gue Vi. Gue anterin, menghemat ongkos. "

" Iya sih. Tapi beneran ya?. "

" Iya. Janji. "

Mereka berjalan beriringan sampai akhirnya sampai di depan kelas Haldis. Cowok itu melambaikan tangan pada Tavi, saat gadis itu berlalu dan menoleh padanya.

Tavi hanyalah gadis biasa. Kuat dalam menjalani kehidupan adalah hebatnya dirinya di depan orang lain.

Tidak mudah mengeluh dan tidak pernah menyusahkan orang lain. Menorehkan banyak kasih sayang pada dirinya.

Tavi juga sangat polos. Tentu saja banyak yang tertarik padanya. Terutama Haldis. Laki-laki itu sudah bersahabat dengan Tavi sejak mereka kecil.

Melalui waktu selama delapan belas tahun bersama gadis itu, menumbuhkan rasa dihati Haldis. Karakter cowok itu yang sangat ceria dan nakal, menutupi perasaannya pada gadis itu. Dia tidak ingin kehilangan Tavi hanya karena sebuah rasa.

Biarkan sebuah rasa tak kasat mata itu tetap tiada tanpa menjadi nyata yang memberi luka.

Kedua anak laki-laki Bu Rini menyukai Tavi. Terpesona dengan kecantikan dan kebaikan alami dari gadis itu, membuat Kenan dan Haldis memendam perasaan mereka, agar tetap bisa bersama dengan gadis itu.

Semuanya memang masih baik-baik saja sekarang.

Mereka tidak mengetahui seseorang yang baru saja memasuki kehidupan Tavi.

Gadis yang menjadi idaman para laki-laki itu, kini sedang mendengarkan guru menerangkan pelajaran. Bel masuk sudah berbunyi, setelah Tavi sampai di kelasnya.

Beberapa menit kemudian tanpa disadari, bel sudah berbunyi.

Berjalan dengan keheningan. Hari ini sekolah berjalan seperti biasa, hanya saja lebih ramai karena kelas dua belas yang sudah mulai mengikuti pelajaran untuk seterusnya sampai ujian kelulusan tiba.

***
Cut.

Seperti biasa, aku menyapa dengan ke-absurd-an.
Apa kabar semua? Semoga selalu diberi kesehatan dan kebahagian.
Gimana nih, Tavi cocok nggak sama Haldis?
Wahhh, ternyata sudah sejauh ini kita tenggelam bersama mereka.

Gimana nih, Tavi cocok nggak sama Haldis?Wahhh, ternyata sudah sejauh ini kita tenggelam bersama mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Its me. Haldis. Sahabat setia Tavi dan sadboy dicerita ini????.😉🥰

Little Wife | 1 | End to chap 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang