SCHOOL| 21

118 57 14
                                    

Saat matanya indah di hati.

~ Adelard . H ~

 H ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAPPY READING <3


Hari ini Tavi kembali ke sekolah seperti biasa. Namun ada sesuatu yang berbeda pada dirinya, setelah acara makan malam kemarin.

*Flashback on*

" Nak. Kamu siap jadi istrinya Anta?" Pertanyaan itu membuat gadis yang menyantap makanannya dengan nyaman melonjak kaget dan berhasil tersedak.

Anta duduk di sampingnya, langsung menyodorkan air putih pada Tavi.

" Gimana tante? " Setelah berhasil mengatur napasnya kembali.

" Lho, Anta pasti belum jelasin sama kamu. " Merina melirik putranya mengintimidasi.

Tavi pun ikut menoleh pada laki-laki itu dengan raut kebingungan.

" Ucapanku benar tentang aku akan melamarmu. " Anta menatap matanya, mata beriris coklat muda milik Tavi memejam cepat, seolah belum mengerti dengan semuanya.

" Jadi? " Merina memastikan lagi.

" Maukah kamu jadi istriku? " Anta menggenggam tangan milik Tavi.

Gadis itu menunduk, menatap tangannya di genggam erat oleh Anta. " Tapi, aku masih sekolah om. " Dia masih sangat muda untuk menikah.

" Kalian cuma akad nikah aja kok nak. Resepsinya nyusul saat kamu siap. " Merina menengahi suasana hening diantara mereka berdua.

Sedangkan semua keluarga menyaksikan dengan penuh haru, pernikahan ini sangat penting untuk keluarga Raningrat. Anta adalah pewaris utama sekaligus orang yang diberi pesan terakhir oleh ayahnya yang sedang berbaring di rumah sakit sejak satu tahun ini.

Setelah kejadian pertama kali dia mengatakan bahwa Tavi adalah calon istrinya untuk pertama kali di kantornya. Mamanya senang dan langsung memberi berita itu pada ayahnya tanpa Anta tahu.

Ran (ayah Anta) meminta Anta untuk menikahi gadis itu. Karena ini pertama kalinya dia mendengar bahwa putra sulungnya menyebutkan kata yang paling tidak disukainya.

Anta adalah anak terpatuh pada orangtuanya. Menepati janji itu adalah perintah dari orangtuanya, namun mencintai itu bukan hal yang penting disini, pikirnya.

*Flashback off*

Tavi menatap kooridor yang masih sepi oleh murid-murid. Ini masih pagi dan dia tidak siap bertemu siapapun hari ini.


***


Anta melajukan mobilnya tenang, namun ada kesal dalam hatinya.

Beberapa jam yang lalu dia menerima telepon dari Bundanya dan memerintahkannya untuk menjemput Tavi di sekolah, dan itu sangat bukan dirinya.

Anta tiba di tempat parkir sekolah Tavi, laki-laki itu merogoh saku jasnya dan mengeluarkan benda pipih persegi panjang dan segera menghubungi seseorang.

Dilain sisi, ponsel Tavi berdering. Pelajaran sudah usai dan dia ingin segera berangkat bekerja dengan cepat.

_______

Hallo.

Ke tempat parkir.

Ini siapa ya?.

Cepat kesini.

Apaan sih?!.

_______

Sambungan terputus, sebelah pihak. Tavi kesal.

Gadis itu berjalan ke arah tempat parkir dengan raut wajah penuh kekesalan. Melirik seseorang sudah berdiri gagah di samping mobilnya, membuat Tavi memutar matanya kesal.

" Hei kakak ganteng!! " Tiba-tiba seorang gadis berhambur ke arah Anta. Freya.

Langsung saja Anta menapisnya dan menerima tatapan tajam pada gadis itu.

" Pergi!! "

Freya melonjak. Dia kaget karena dibentak oleh Anta barusan. Gadis itu mencolek samping tubuh Anta kemudian berlalu pergi.

Tavi yang melihat semuanya merasa geli dan terkikik dalam hati, ternyata ada juga yang menyukai laki-laki itu disini.

Anta menatap tajam Tavi yang berjalan ke arahnya, tangannya membuka pintu penumpang di kursi belakang. Membuat Tavi hanya pasrah dan segera masuk tanpa bicara apapun. Ada yang aneh dalam hati Anta, dia ingin menyapa tapi seakan mulutnya penuh dengan lem. Itu bukan dirinya.

Little Wife | 1 | End to chap 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang