PUBLIK | 44

57 15 1
                                    

Mungkin sudah waktunya semua berjalan.

~ My Owner ~


Sudah hampir satu setengah tahun dan Anta tidak pernah mempublikasikan hubungannya dengan Tavi. Gadis itu tidak pernah protes dengan tindakannya, namun kali ini Anta sadar, tempatnya adalah tempat Tavi juga. Banyak karyawan yang menatap aneh mereka berdua saat keluar dari ruangannya.

Khususnya pada istrinya itu. Beberapa bisikan terdengar oleh telinga Anta, termasuk satu kata yang membuatnya mendidih.

" Itu simpanan pak Anta ?" Ucap salah satu karyawati.

Sebenarnya bukan hanya Anta, Tavi pun mendengar mereka membicarakannya. Bukan bersikap sok kuat, fokus Tavi sekarang adalah kesehatan suaminya. Dia hanya ingin Anta pulang dan istirahat. Tangannya mengerat, menatap Anta dengan pejaman yang menenangkan.

Anta masih diam karena itu, namun tidak dipungkiri dia marah dengan ucapan karyawannya.

Setibanya di luar. Beberapa pasang mata masih mengamati mereka berdua sampai masuk ke dalam mobil. Disana Tavi bernapas lega, ia takut tidak bisa mengontrol dirinya sendiri untuk semua orang. Dari beberapa karyawan, ada orang-orang yang ia kenal saat bekerja di kantor Anta.



***



Tavi masuk dengan Anta. Laki-laki itu langsung mendudukkan dirinya di ruang tamu.

" Aku mau ambil air dulu ." Ucap Tavi yang dibalas anggukan oleh Anta.

Gadis itu mengamati suaminya dari arah dapur yang tidak jauh dari ruang tamu. Dia khawatir, dan belum berani menyampaikan perihal kehamilannya pada Anta, dia takut.

Tavi berjalan kembali dengan membawa segelas air putih.

Menyodorkan langsung ke arah Anta dengan pelan, dan langsung diterima oleh suaminya.

" Abis ini kamu istirahat mas. Aku mau keluar ".

" Kemana ?" Anta menoleh menatap lekat istrinya.

" Ke supermarket ".

" Nggak boleh ".

Tavi mengernyitkan dahi, " kenapa Mas ?"

Anta hanya diam. Menaruh gelas yang sudah kosong di atas meja, lalu dengan cepat menarik Tavi ke pangkuannya.

" Suaminya abis kena musibah masa ditinggalin aja ". Ucapannya membuat pipi Tavi sontak merona.

" Beli kebutuhan Mas ".

" Besok sama aku ".  Anta langsung beranjak, menggendong Tavi dan berjalan ke dalam kamar.

" Maaass !!" Tavi terlonjak.



***



Anta menekan beberapa angka di handphonenya. Lalu selang beberapa detik sebuah dering terdengar.

________________

" Halo pak ". Shea menjawab dari seberang.

" Umumkan status pernikahan saya di berita Shea ".

" Baik pak ".

" Jika ada yang berkomentar buruk, langsung ambil tindakan ".

" Siap pak ".

" Baiklah selanjutnya nanti saya telpon lagi ".

" Baik pak ".

___________________

Anta menutup telepon, menaruh benda pipih itu di atas nakas.

Kini matanya beralih pada sesuatu yang lain. Wajah istrinya. Cantik dan bersih, hidup yang ia jalani dengan gadis itu bukan suatu kebetulan belaka. Ada campur tangan Tuhan untuk kehidupannya.

Bertemu dengan Tavi adalah warna baru yang mulai menutupi kegelapan dalam hidupnya. Bukan tanpa sebab ia mencintai perempuan di depannya ini. Dia benar-benar dibuat cinta mati olehnya.

Gadis itu tidur setelah bercanda dengan Anta beberapa saat lalu. Kini masih dalam dunia mimpi dan tidak menyadari bahwa seseorang memperhatikannya.

" Dalam tidur saja kau sangat cantik istriku ". Tangan Anta bergerak, mengusap helaian rambut yang menjuntai di pelipis istrinya.

Kini dia ikut mengantuk, mendekatkan badannya memeluk Tavi dan ikut menikmati kenyamanan dalam tidur.

Keputusannya untuk mempublikasi hubungannya dengan Tavi sudah bulat. Dia memang khawatir, namun dia lebih marah jika orang lain meng-cap Tavi dengan tidak baik dan mengatakan hal yang membuatnya marah.

Anta berusaha memejamkan mata dan berhasil hanya dengan mengamati wajah pulas istrinya.

Little Wife | 1 | End to chap 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang