RASA | 7

220 116 23
                                    

I feel this comfort when I'm with you.

~ Adelard . H ~

Happy Reading <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading <3


Sesampainya di depan tempat kerja Tavi. Anta segera meminggirkan mobilnya.

Gadis itu membuka pintu mobil dan segera beranjak, menatap laki-laki itu sebentar dan mengucapkan beberapa kata.

" Makasih om. Makasih banyak. " Ucap Tavi. Gadis itu beranjak turun dari kursi penumpang. Berjalan pincang menuju kafe.

Anta yang hanya menatap pergerakan gadis itu merasa iba.

Setelah berhasil berjalan ke dalam kafe dengan sedikit gontai, Tavi sudah di sambut oleh pemilik kafe, bosnya.

Gadis itu menundukkan pandangannya. Terlihat ketakutan.

" Bagaimana ini Tavi?. Kamu dipecat. " Ucap wanita pemilik kafe.

Tavi mendongakkan kepalanya perlahan.

" Ma, ma,, af bos. Tadi saya habis kecelakaan di jalan. " Ucap gadis itu dengan suara serendah mungkin.

Bos Tavi mendengus kesal. Dia menatap gadis kecil di depannya dengan tatapan marah, karena dirasa Tavi tidak mematuhi peraturan kerja di tempatnya.

" Ikut ke ruangan saya. Ambil uangmu. " Bos wanita itu berjalan meninggalkan Tavi. Gadis kecil itu mengikuti arah bosnya menuju ruangan manajer di lantai dua kafe.

Setelah mereka berdua masuk, bos wanita Tavi menyodorkan sebuah amplop coklat. Uang gajian Tavi untuk bulan ini.

Mata Tavi berkaca-kaca, dia ingin menangis. Dia sudah tidak berdaya lagi. Hatinya terus merutuki kejadian tadi. Menatap lututnya yang terluka.

Tavi menerima amplop yang diberikan bosnya. Gadis itu beranjak keluar. Dia tahu bahwa dia dipecat. Dia dipecat.

Harus apa dia habis ini, mau mencari pekerjaan kemana lagi.

Gadis itu berjalan keluar dengan sangat lesu. Pandangannya buram. Dia tidak bisa membayangkan hidupnya setelah ini.

Setelah berhasil keluar. Matanya mendongak, menatap langit cerah dan sinar matahari yang membuat matanya menyipit silau karena sinarnya.

Bunda. Ayah. Tavi harus gimana lagi?. Batin gadis itu, menundukkan pandangan karena tidak kuat menahan silau matahari.

Setetes air mata berhasil turun dari kedua matanya. Segera gadis itu mengelap air matanya dengan telapak tangan.

" Aw. Perih. " Tavi meringis. Gadis itu baru menyadari bahwa tangannya juga sakit akibat tergores aspal ketika jatuh tadi.

" Bodohnya aku. " Gerutunya kesal.

Sebuah tangan kekar menyodorkan selembar tisu ke depan gadis itu.

Tavi menoleh. Mendapati laki-laki yang bersamanya tadi masih disini.

" Jangan menangis. Tidak ada gunanya menyalahkan sesuatu yang sudah terjadi. " Ucap laki-laki itu. Anta.

Tavi menerima tisu yang diberikan oleh Anta, menggunakannya untuk membersihkan ingus. Hah. Karena air mata Tavi sudah bersih.

Kedua orang itu masih setia berdiri berdampingan di depan kafe. Menatap lurus ke depan tanpa ada yang berkata.

" Makasih ya om. " Ucap Tavi memecah suasana.

" Iya " jawab Anta. Kesal gadis itu masih memanggilnya begitu, tapi kesedihan gadis di depannya ini lebih berat.

Anta menyodorkan sebuah kartu nama. Melihat itu, Tavi menatap Anta kebingungan.

" Ini apa om?. " Tanya Tavi penasaran.

" Hubungi nomor ini untuk dapat pekerjaan. " Jawab laki-laki itu

Tavi mengambil kartu nama yang disodorkan oleh Anta padanya. Melihat nama sebuah perusahaan, nomor telepon dan sebuah email yang tertulis di atasnya.

 Melihat nama sebuah perusahaan, nomor telepon dan sebuah email yang tertulis di atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tavi tersenyum. Dia masih mempunyai harapan. Dia punya harapan!.

" Waahhh!!!,, makasih banyak om!! " Ucap gadis itu. Sebuah pelukan mendarat di badan kekar milik Anta.

Membuat laki-laki itu terkesiap karena perlakuan tiba-tiba gadis itu.

Tavi menguraikan pelukannya. Menatap laki-laki dengan mata penuh kebahagiaan. Akhirnya dia masih bisa menyambung hidupnya. Akhirnya Bunda dan Ayah membantunya dari atas sana.

Mungkin Bunda dan Ayah berbicara pada Tuhan untuk membantuku. Pikir gadis itu.

Luka yang dialaminya seakan menghilang bersama dengan perasaan sedihnya tadi. Mengalir bersama air mata yang keluar dari pelupuk matanya.

Anta menatap gadis itu. Dia merasakan kenyamanan saat bersamanya.

Dia ingin pergi setelah melihat gadis itu berhasil masuk ke dalam kafe. Tapi ada sesuatu yang membuatnya tetap menunggu di dalam mobil. Memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.

Setelah dirasa sudah sedikit lama, dia berniat pergi, namun matanya melihat dari jauh. Gadis itu menangis, hatinya sakit saat melihat semua itu. Sebuah perasaan kesal saat melihat gadis kecil yang tidak pernah dia kenal ini menangis.

Dengan langkah pasti menghampiri gadis itu, menyodorkan selembar tisu. Memberi kartu namanya, ternyata memberi kebahagiaan berarti untuk Tavi.

Sebuah senyuman ikut terukir di wajah tampannya saat menatap senyum cerah pada gadis itu.




***

Cut. 🎬🎬🎬

HAI SEMUANYA. SEMANGAT TERUS YA MEMBACANYA.

JANGAN LUPA MAMPIR CERITA KU YANG LAINNYA ❗❗❗😄

TERIMA KASIH BANYAK SEMUANYA. ❗❗❗

Little Wife | 1 | End to chap 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang