PERGI | 46

71 13 5
                                    

Menatap nanar lurus kearah cermin di hotel yang dia pilih untuk pergi. Matanya sembab dengan tubuh lemas kelelahan.

Setelah meringkih beberapa jam setelah memesan kamar. Gadis itu menatap dirinya sendiri. Merasa kasihan dengan kisah hidupnya. Kenapa serumit ini. Kenapa harus dia yang dipilih menanggungnya.

Perutnya lapar. Dia masih membawa dompet dan mobil suaminya pergi. Namun dirinya tidak tahu bahwa Anta memiliki banyak ajudan yang mampu melacak keberadaanya. Itu masalah lain. Setidaknya dia sudah pergi.


***


Plakk!!

Wanita itu menampar pipi kanan Anta cukup keras.

Anta hanya menunduk tidak berani melawan. Dia memang bersalah disini. Dian yang membiarkan semuanya memburuk.

" Cari dia! Bunda udah bilang, jangan pernah nyakitin Tavi! Dia hamil Ta! " Suaranya meninggi. Dia kesal saat mata-matanya mengabarkan bahwa menantunya pergi sudah hampir seminggu dari rumah karena kesalahan putranya.

Anta mendongak cepat. Kaget dengan ucapan Mamanya barusan. Tavi hamil.

" Kenapa-- kaget? "

" Bun, maafin Anta Bun " kata Anta memelas.

Wanita itu membuang muka. Dia sangat marah dengan perilaku Anta yang semakin membuatnya geram.

" Kamu pilih istrimu atau wanita itu? " yang dimaksud Bundanya adalah Bella. Mantan Anta.

Anta bingung. Dilain sisi hatinya masih merasa mencintai Bella. Dan dalam sisi lainnya dia menginginkan Tavi. Pria itu terdiam cukup lama.

" Kamu nggak usah cari Tavi. Biarin dia pergi sejauh mungkin " ucap wanita itu lalu berbalik pergi dengan ajudan yang mengikutinya.

Anta terdiam disana. Menatap punggung Bundanya yang semakin menjauh dengan kata-kata yang berhasil membuat pikirannya terhenti.

Kamu nggak usah cari Tavi. Biarin dia pergi sejauh mungkin. Kata itu telak menghantam titik paling dalam di hatinya.

Seorang pria dengan pakaian rapi menghampiri Anta.

" Pak. Saya menemukan Nyonya ".

Anta menoleh. Semakin dibuat bingung. Apa dia harus menemui istrinya? Atau memilih kembali dengan Mantannya?

" Biarkan dia ".

Beberapa ajudan berbisik sambil menunduk. Merasa bahwa tuan mereka itu tidak seperti biasanya. Ucapannya tidak sesuai dengan raut yang mereka lihat di wajah pria itu.

Di dalam kamar. Anta merutuki apa yang terjadi akhir-akhir ini. Merasa sangat bersalah, namun kenapa dia tidak bisa membuang rasa yang masih ada untuk Bella.

" Kamu mikirin apa? " Seseorang masuk. Setelah membuka pintu perlahan tanpa disadari pria di dalamnya.

Kini sang ayah yang berdiri di depannya. Pandangannya lurus namun kembali menunduk.

" Ayah tahu apa yang terjadi Ta. Bundamu sudah cerita ".

Pria itu masih menunduk.

" Kenapa? Kamu masih suka sama Bella? "

Kini mendongak, menatap mata Ayahnya disana. " Yah- ".

" Raut mukamu itu bohong Ta ".

Anta mengernyit.

Pria paruhbaya itu berjalan ke samping Anta. Menyusul duduk di tepi tempat tidur.

" Kenapa Ayah ngomong gitu? " Anta bingung

Little Wife | 1 | End to chap 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang