ENTAH | 15

163 75 14
                                    

Masih ada harap di balik dekap.

~ Tavisha . R ~

Happy Reading <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading <3

Mata indah seorang gadis cantik memandang lurus ke arah jalanan sambil mengendarai sepeda motornya. Pikirannya hari ini sangat kosong. Entah kenapa.

Tidak ada semangat untuk hari ini. Tavi hanya ingin sekolah dan bekerja dengan cepat.

Rasanya dia hanya ingin bergelung di dalam selimut di kamarnya saja.


***


Sudah tiga tahun gadis itu berada di tempat ini. Tempat dimana semua orang membangun masa depan dengan asah semangat belajar.

Tavi ingat pertama kali dirinya sekolah disini. Dulu dirinya memakai kacamata dan sangat culun.

Mulai kelas sebelas, dia melepas kacamata karena memang sakit minus nya sudah berkurang.

Dia masih menguncir rambutnya ke sekolah. Penampilannya masih sama saja dengan pertama dia disini.

Dulu dia berangkat dan pulang bersama Haldis. Bundanya mempercayakan dirinya pada cowok itu.

" Tavi, awas !! " Teriak seseorang dari arah belakang. Membuat gadis itu membalikkan tubuhnya tanpa aba-aba. Hingga menabrak sesuatu, lebih tepatnya seseorang.

" Aduh ! " Lirih seorang cowok yang membawa beberapa peralatan pentas. " Siapa sih?! Nggak liat ya, gue lagi bawa barang banyak !. " Ucap cowok itu menilik dibalik barang bawahannya.

Raut muka Tavi seketika panik. Karena kesalahannya melamun sambil berjalan, membuat laki-laki itu menjatuhkan beberapa barang.

Seseorang yang tadi meneriakinya kini melangkah ke arah Tavi. Merangkul lengan gadis itu hangat. Berdiri di sampingnya, seolah melindungi.

" Eh. Bilangin cewek lo. Kalo jalan liat-liat. Jadi susah gue. " Kesal cowok yang tertabrak oleh Tavi, melangkah ke samping dan berlalu melewati Tavi dan Haldis dengan beberapa umpatan.

" Lo nggak pa-pa Vi?. " Tanya Haldis kemudian. Menatap sedikit ke bawah karena memang tubuh gadis itu yang lebih pendek dari dirinya.

Tavi masih setia dengan pikirannya. Menatap lantai dengan beberapa kata dalam hati menyalahkan dirinya sendiri.

" Vi. " Panggil Haldis lagi. " Lo nggak pa-pa kan?" Memastikan.

" Nggak papa kok Dis. " Gadis itu mendongak, menampilkan senyum yang disadari Haldis itu adalah usaha gadis itu agar dirinya tidak khawatir.

***
Cut.

* Penulis primitif yang lagi kerokan*

Gimana nih. Wahh, masih setia dengan Haldis dan Tavi ya.

Terima kasih karena masih membaca cerita mereka dengan tulus dan hati bahagia.

Salam hangat Nan.

Salam hangat Nan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little Wife | 1 | End to chap 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang