Rasa itu menghampiriku setiap saat.
~ Adelard . H ~
HAPPY READING <3
" Mas Anta. Bangun !!" Seru Tavi menepuk pelan bahu Anta yang sedang tertidur pulas.Sudah jam tujuh pagi dan Anta harus bangun karena pekerjaannya. Sebagai istri yang baik, Tavi membangunkan suaminya itu, namun sudah satu jam, Anta masih setia dengan dunia mimpi.
Kali ini Tavi mengambil inisiatif lain. Menepuk sedikit keras bahu laki-laki itu. Benar saja, sosok yang dibangunkan akhirnya membuka matanya. Mengerjap beberapa kali sampai pada manik matan mereka saling bertemu.
" Kenapa? "
" Kenapa?! Udah pagi ini, aku mau kuliah. Nanti mas kebablasan. " Ucap Tavi sambil mendengus kesal.
Anta menatap jam dinding yang terpajang lurus dari tempat tidur.
" Baru setengah delapan kurang. " Ucap Anta enteng.
" Baru? Belum siap-siapnya. Makannya. Aku juga nggak mau nunggu lama buat bangunin doang. " Tavi kesal dengan tanggapan tenang Anta.
Tavi meninggalkan Anta yang sudah beranjak ke kamar pribadi di kamarnya. Menyiapkan makanan untuk laki-laki itu dan segera memesan ojek online untuk berangkat kuliah.
" Tavi !! " Seru Anta saat Tavi berjalan keluar rumah. Rupanya laki-laki hanya mengenakan kaos putih polos dan celana jeans hitam sesudah mandi.
Tavi menatap bingung Anta. Bukannya berganti pakaian rapi, namun hanya dengan pakaian santai.
" Nggak kerja? " Tanya Tavi.
" Males. Kerja dari rumah. " Ucap Anta santai, sembari berjalan ke arah meja makan.
Tavi mengikuti langkah suaminya dengan belaan napas kasar.
" Aku mau kuliah dulu. " Gadis itu berjalan menghampiri Anta. Mengambil gerakan menyalimi tangan suaminya, layaknya seorang istri.
" Jangan ketemu sama cowok " Ucap Anta yang menatap Tavi berjalan keluar tanpa mengindahkan ucapannya sedikitpun. Gadis itu tidak menoleh.
***
Gadis itu berjalan menyusuri koridor. Melangkah perlahan dan memperhatikan lurus ke depan.
Berhasil menyusuri koridor tanpa harus menyapu sapa orang lain sepanjang jalan. Tavi tiba di depan ruangan kelasnya.
Beberapa mahasiswa ikut masuk, berhambur karena memang dosen tiba lebih awal hari ini.
Sepanjang penjelasan materi. Seseorang memperhatikan Tavi, berkeinginan mengenal gadis itu.
Dua jam, materi pertama selesai dan Tavi berniat ke perpustakaan kampusnya.
" Hai. " Seseorang menghalangi jalannya.
" Hai. Siapa ya? " Tanya Tavi kebingungan. Menatap lurus laki-laki tampan di depannya.
" Kenalin. Reno. " Cowok itu menyodorkan tangannya. Dibalas jabat tangan ramah oleh Tavi.
" Tavisha. Panggil aja Tavi. Anak seni juga?" Tavi mengambil prodi seni karena penguasaannya pada materi dan bidang itu yang ia sukai. Dengan beasiswa yang harus dia jaga sampai wisuda nanti
" Iya. Tavi. " Ucap cowok itu, menampilkan senyuman cerah karena gadis di depannya sangat ramah. " Mau kemana? ".
" Oh, mau ke perpus. Mau ikut nggak? "
" Boleh."
Reno ingin mengenal Tavi lebih jauh. Mengikuti arah langkah Tavi menuju perpustakaan sambil mengobrol beberapa hal tentang materi yang dosen terangkan di kelas tadi.
Dia tidak tahu bahwa ada seseorang yang sudah memiliki gadis itu. Ada hubungan yang sangat sakral yang sudah dijalin oleh gadis itu.
***
Anta berencana menjemput istrinya di kampus. Entah mengapa hatinya khawatir dan cemas memikirkan gadis itu.
Mengambil kunci mobilnya dan segera menuju kampus Tavi.
Satu jam. Laki-laki itu tiba di kampus Tavi, matanya menerawang ke sekeliling bangunan luas di depannya, berusaha mencari Tavi. Dia yakin bahwa gadis itu pernah memberitahunya bahwa jam dua belas kuliahnya selesai.
Benar saja, beberapa mahasiswa keluar dan berhambur ke arah parkiran. Anta belum menemukan keberadaan gadisnya. Matanya masih mencari.
" Dimana dia?" Gumamnya.
Tavi berjalan beriringan dengan Reno. Mereka masih mengobrol sesudah kuliah juga. Jika bukan karena cowok itu, Tavi juga akan kesepian berjalan di sepanjang gedung menuju halaman depan.
Dia tidak tahu bahwa Anta sudah menunggunya di depan sana.
" Mau balik bareng nggak? " Tawar Reno.
" Emmm, enggak deh. "
" Kenapa? "
" Enggak. Nggak papa. Aku udah pesen ojek tadi. " Terang Tavi, menolak Reno dengan sopan.
Anta berhasil menemukan Tavi. Namun dengan siapa gadis itu berjalan. Cowok?.
Matanya menajam. Berjalan menghampiri arah gadis itu dengan hati bergemuruh.
" Tavi!! " Panggilnya setelah jarak mereka semakin dekat.
Gadis itu sontak menoleh. Bersamaan dengan Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wife | 1 | End to chap 2
Teen FictionI𝚗𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚛𝚘𝚖𝚊𝚗𝚝𝚒𝚜. 𝙿𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚋𝚊𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐. 𝙼𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚊𝚖𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊. . " 𝙹𝚒𝚔...