If you want to correct someone else, look in the mirror and look in the mirror first.
~ T A V I ~
Hari sudah menggantikan langit menjadi malam yang sunyi dan hening. Setelah melalui banyak alasan, akhirnya Tavi menyetujui ajakan Reno.
Gadis itu segera bersiap. Dia tidak ingin mengganggu Anta dan Rania yang sibuk bekerja di ruang kerja yang Anta buat di rumahnya.
Setelah dirasa cukup dalam bersiap, Tavi berjalan, pelan-pelan namun gagal karena derak pintu ruang kerja Anta terbuka oleh seseorang.
" Hallo Tavi. Kamu mau kemana?" Wanita cantik itu bertanya sambil mencuri lirik ke dalam ruangan.
Tavi tersenyum. Berusaha mengacuhkan Rania, gadis itu kembali melangkah.
" Mau kemana kamu?" Timpal seseorang yang sudah berdiri di samping Anta.
" Mau,, emm, itu, apa,, mau nonton " gugup Tavi. Kini pandangannya jatuh ke bawah.
Anta mendengus, " Sama siapa?"
" Reno. " Ucapan Tavi telak membuat mata Anta membulat sempurna.
" Enggak. Kamu nggak boleh keluar. " Tegas Anta. Rania yang berdiri di sampingnya hanya tersenyum masam.
" Aku udah janji. Aku pergi aja ya, bosen tauk di rumah. " Ucap Tavi.
Ingin Anta menariknya ke dalam kamar mereka. Namun sebuah tangan menggenggam lengannya. Rania. Perlakuan Rania membuat mata Tavi berputar. Tidak mungkin perempuan itu tidak menyimpan perasaan pada suaminya.
Tavi sedih karena Anta tidak menapis perlakuan Rania sedikitpun, dan malah menatapnya sinis bersama perempuan itu.
Dengan menajamkan matanya, gadis itu berjalan, meninggalkan Anta yang semakin kesal karena diacuhkan oleh dirinya.
Daripada semakin menyimpan sakit, lebih baik dia keluar dari sini sebelum air matanya menetes tanpa ijin. Untuk apa air mata ini menetes, itu membuat pikirannya semakin bingung.
Dia tidak mencintainya. Tidak sama sekali.
Setelah keluar, matanya mengedar, mencari seseorang yang sudah berjanji untuk menjemputnya.
" Mana ya Reno?" Gumamnya.
Sebuah siluet terang menerangi arah Tavi, membuat matanya menyipit seiring benda itu nendekat.
" Heyyoooo!!" Seru seseorang. Reno menggunakan motor kebanggaannya untuk mengajak Tavi.
" Udah yuk. Males di rumah. " Ucap Tavi sambil menyodorkan tangannya berniat meminta helm pada Reno.
Raut wajah Reno yang kebingungan namun bahagia karena dia bisa berdekatan dengan Tavi malam ini.
Mereka mulai melaju meninggalkan . Menuju bioskop yang sudah Reno pesan tiket dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wife | 1 | End to chap 2
TienerfictieI𝚗𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚛𝚘𝚖𝚊𝚗𝚝𝚒𝚜. 𝙿𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚋𝚊𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐. 𝙼𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚊𝚖𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊. . " 𝙹𝚒𝚔...