For more day you and me will be together.
~ Adelard . H ~
Setiap detik, jam, dan berganti hari, dirinya sudah menahan semua ini. Rasa yang tak akan mudah termakan oleh waktu, karena Tuhan ciptakan pada setiap jiwa seseorang.
Menatap lekuk indah tubuh istrinya berbaring di atas tempat tidur. Membuat Anta kesekian kali menelan saliva menahan nafsunya. Dia laki-laki normal dan sudah satu tahun menahan semuanya.
Menyentuh istrinya kadang membuat gairahnya harus ditahan mentah-mentah tanpa terpuaskan.
Setelah berhasil mengendalikan pikirannya, Anta berjalan menuju kamar mandi pribadi, segera membersihkan diri dan menyusul tidur di samping Tavi.
Berhasil menyibakkan selimut tebalnya tanpa mengusik istrinya. Anta segera memejamkan matanya.
***
Pagi ini menyambut kedua insan yang masih bergelung manja di atas satu tempat tidur. Gadis itu memeluk suaminya, hal ini biasa terjadi diantara mereka. Namun gengsi dan ego masih berhasil mengalahkan sepercik rasa yang mulai ada diantara keduanya.
Rasa itu semakin membuat laki-laki itu semakin meninggikan keras kepalanya akan cinta.
Mata gadis itu terbuka, menikmati pemandangan wajah tegas milik suaminya dan segera beralih karena dia harus segera pergi kuliah.
Tavi beranjak, melangkah menuju kamar mandi meninggalkan Anta yang masih pulas dalam tidurnya.
Setelah setengah jam bersemedi, akhirnya gadis itu keluar. Hanya melingkarkan handuk untuk menutupi bagian intim tubuhnya.
Langkahnya pelan mendekati tempat tidur.
" Mas. " Tangannya menjulur, menepuk pelan lengan milik laki-laki itu.
Seketika saja, terkesiap karena dalam satu panggilan laki-laki itu sudah membuka matanya, beradaptasi dengan cahaya.
Disuguhkan pemandangan istrinya yang hanya memakai handuk kecil dan menampilkan lekuk indah sebagian tubuhnya, membuat mata Anta berhenti pada titik itu. Dia terpesona.
Meski telah mengenal dan menemui banyak sekali perempuan di luar sana, sungguh dirinya terpesona. Cantik.
" Tavi, ngapain Kamu?" Ucap Anta, berusaha mengalihkan pandangan.
" Kenapa mas?. Hehe,, aku keluar langsung bangunin kamu" kekehan gadis itu justru membuat gairah Anta memuncak.
" Aku ini laki-laki Vi. "
" Hah?" Tavi tidak mengerti bahwa laki-laki di depannya ini sudah sekuat tenaga menahan sesuatu yang ganas dalam dirinya.
" Sudahlah. " Anta beranjak. Kesal dan lelah karena hampir kehilangan kendalibakan dirinya.
Selangkah, seseorang mencekal lengan Anta. Gadis itu menahan Anta meninggalkannya. " Mas. Kalo mas pengen, nggak papa kok. " Ucap lugu gadis itu sambil menunduk.
Anta menoleh. Menelaah kembali ucapan gadis itu. Dan berhasil menemukan jawaban sedikit membuat binar dalam matanya. Anta membalikkan tubuhnya menghadap Tavi.
Menatap lurus wajah menunduk gadis itu. Tangannya terulur, mengelus tulang pelipis dan berlalu pada tengkuk gadis itu, seketika Tavi terkesiap. Dia mengerti apa yang dimaksud Anta. Sebagai seorang istri dia juga berdosa karena selalu membuat Anta menunggu terlalu lama.
Kedua wajah mereka mendekat. Hanya deru nafas sebagai batasan. Anta bisa mencium bau sabun yang sering digunakan istrinya. Hanya sehelai handuk yang menempel di tubuh gadis itu.
Anta menciumnya, hangat dan lembab langsung menguasai bibir Tavi. Rasa itu pernah ada, namun gini berbeda. Anta bergerak, menyentuh pinggang istrinya berusaha melepaskan helaian handuk yang menutupi tubuh Tavi.
Anta mendorong tubuh istrinya, lambat sampai pada gadis itu terhuyung ke tempat tidur dengan Anta yang berada di atas tubuhnya. Matanya tajam namun sendu. Gadis itu adalah istrinya dan akan selalu menjadi istrinya.
" Tavi. Kamu siap?." Bisik laki-laki itu di telinganya. Membuat Tavi merinding karena deru nafas milik Anta menyapu telinganya.
Tavi hanya bisa mengangguk. Dia sudah siap menjadi seorang istri, dan dia sekarang sangat siap memenuhi kewajiban seorang istri pada suaminya.
Anta kembali mencium istrinya. Menyecap rasa yang sudah lama dia inginkan. Merasakan sentuhan demi sentuhan yang sangat ingin ia lakukan. Kini rasa itu sudah memenuhi kamarnya dengan gejolak luar biasa. Merasakan setiap inci tubuh indah milik istrinya adalah kepuasan yang berhasil membuat mata dan tubuhnya terbius dengan keindahan istrinya
Semuanya berjalan seperti biasa. Namun kali ini hatinya semakin dibuat kagum oleh seseorang.
Suasana panas semakin menemani mereka berdua sampai puncaknya. Keduanya sekarang resmi menjadi suami istri, keduanya telah memasuki babak baru kehidupan rumah tangga. Gadis itu memeluk Anta, lelah dengan kegiatan yang barusan mereka lakukan. Anta membalas peluk hangat istrinya yang masih mengatur nafas.
" Kamu nggak kuliah?" Ucapannya mengundang cubitan kecil di pinggang. Berasal dari gadis itu.
" Capek tauk. Mana bisa jalan kalo begini. " Polos Tavi, membuat Anta mencium kening gadis itu.
" Makasih Vi. "
" Iya mas. " Gadis itu memejamkan matanya. Ia lelah.
Anta sangat berterimakasih untuk hari ini. Dia tidak menyangka melakukan hal itu di pagi hari. Apakah karena Tuhan sudah sangat kasihan pada dirinya. Dia juga sama lelahnya dengan Tavi, dia memutuskan untuk ikut tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wife | 1 | End to chap 2
Teen FictionI𝚗𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚛𝚘𝚖𝚊𝚗𝚝𝚒𝚜. 𝙿𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚋𝚊𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐. 𝙼𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚊𝚖𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊. . " 𝙹𝚒𝚔...