PART 40

68 19 6
                                    

Segalanya tentangmu adalah milikku.

~ Adelard . H~

Handphone gadis itu berbunyi tiada henti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Handphone gadis itu berbunyi tiada henti. Sedangkan sang pemiliknya sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

" Siapa sih?" Gerutunya sambil berjalan menuju nakas di samping pintu kamarnya.

Tavi mengangkat telepon. Ya, itu handphone miliknya yang berbunyi.

___________

Hallo.

Hallo cantik.

Reno. Kenapa Ren?.

Nggak papa, gue kangen aja. Jalan-jalan yuk Vi, besok kan libur.

Kemana?.

Kemana aja asal sama lo.

Dih. Kemana Ren?.

Emang lo mau?.

Emmm,,, gimana ya.

Emmm,, mau dong.

Liat besok ya Ren. Kalo gue nggak sibuk, gue mau.

Oke cantik. Bye.

Bye.

____________

Tavi menutup telepon, mengehela napas karena mengira itu adalah telepon penting, ternyata hanya Reno yang menghubunginya.

" Abis telponan sama siapa?" Ucap seseorang tiba-tiba.

Tavi menoleh, mendapati Anta yang sudah berdiri di belakangnya.

" Sama,,,,,,,,, Reno mas" Tavi gugup.

" Punya hubungan apa kamu sama dia?." Kata-kata itu telak membuat hati Tavi tergelak.

Gadis itu menatap lurus Anta. " Cuma temen mas"

" Kenapa dirimu seperti gadis murahan saja. " Ucapan tiba-tiba Anta membuat hati Tavi bergemuruh.

" Mas kenapa sih?! Aku nggak ada apa-apa sama Reno. Kalo mas nggak percaya, aku nggak peduli! ". Bentak Tavi di depan suaminya. Ucapan Anta membuat dirinya ingin menangis karena sakit hati oleh ucapan laki-laki di depannya ini.

Gadis itu pergi, berjalan melewati Anta tanpa mempedulikan laki-laki itu. Dia marah dan sedih, karena sampai detik ini, dia mengira bahwa Anta sudah berubah. Sekalinya seorang yang kejam maka seterusnya akan kejam.

Dilain sisi, Anta menyesali kata-katanya. Disaat dia pulang, telinganya mendengar gadis itu sedang mengobrol di telepon. Sempat mendengar nama Reno, langsung menyulut kemarahan dalam hatinya.

Gadis itu masih saja berhubungan dengan laki-laki lain. Dia tidak pernah menuruti perintahnya.

Anta marah pada dirinya sendiri, mengucapkan kata yang tidak pantas pada gadis itu. Dia menyesalinya, namun kemarahan itu masih ada di hatinya saat gadis itu bicara dengan orang lain.


***


Tavi masih mengacuhkan suaminya. Malam sudah semakin larut. Dia ingin segera tidur tanpa mempedulikan suaminya. Toh, laki-laki itu sudah bisa mengurus dirinya sendiri.

Gadis itu menyibakkan selimut, segera berbaring. Setengah jam berlalu, Anta memasuki ruangan kamarnya hati-hati.

Ditatapnya gadis itu sudah terbaring lelap dengan selimut tebal menutupi tubuhnya.

Anta berjalan pelan agar tidak membangunkan istrinya sampai dirinya berhasil sampai di sebelah gadis itu, segera berbaring dan hati-hati menyibakkan selimut, tiba-tiba tubuh gadis itu bergerak memeluk Anta, seperti biasa.

Anta yang masih belum tidur, balas memeluk erat gadis itu. Dia sakit saat istri kecilnya itu mendiamkannya. Dia rindu.

" Tubuhmu, hatimu dan segalanya adalah milikku. " Diciumnya tangan Tavi yang berada di atas dada bidangnya, lalu menyusul terlelap bersama istrinya dengan pelukan hangat menyelimuti.


***


Pagi menyingsing. Gadis itu bangun dan mendapati dirinya memeluk Anta sangat erat. Segera menarik diri dan beranjak namun dikejutkan oleh sebuah tarikan di tangannya.

" Jangan pergi Vi. " Ucapan serak itu berasal dari Anta yang masih memejamkan matanya.

Tavi menautkan alis. Dia marah, namun genggaman Anta sangat kuat di tangannya. Rasa hangat menyelimuti tangan Tavi. Gadis itu menatap ke arah Anta lalu membungkukkan badannya sejajar dengan laki-laki itu.

" Kamu kenapa mas?" Dia menyadari sesuatu, hawa panas langsung menyentuh punggung tangannya setelah menyentuh dahi suaminya. " Kamu Sakit? Kenapa nggak bilang. "

Anta merintih pelan. Laki-laki itu tiba-tiba saja meriang padahal tadi malam tidak terjadi apapun.

Tavi memaksa melepaskan genggaman Anta. Gadis itu berjalan keluar untuk mengambilkan kompres untuk suaminya. Meskipun sedang marah, ini adalah tanggungjawabnya sebagai seorang istri. Dia tidak boleh egois dan mendiamkan suaminya begitu saja.





Hallooooowwwwwww nanunaku.
Eh eh, kalian apa kabar? Sehat dan bahagia selalu ya.
Buat yang baru join reading, kenalin ya aku author bandel yng nulis cuma lagi mood aja.
Selamat menikmati ceritaku dan selalu dukung aku lewat vote agar semangatku semakin membara.😋😊😆

Nyonya muda Hastanta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nyonya muda Hastanta.

Kalo cemburu teh bilang atuh bang Anta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalo cemburu teh bilang atuh bang Anta. Mulutnya jadi pedes amat kalo marah, kasian istrinya tuh cakit hati kan.

Little Wife | 1 | End to chap 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang