First kiss of my life? Oh god it's really?
~ Tavisha . R ~
Kekhawatiran masih meliputi pikiran Anta. Berlalu lalang sampai pada laki-laki itu selesai menghabiskan makanannya dan buru-buru beranjak ke dalam kamarnya, meninggalkan Rania yang terkejut.
Anta tidak mendapati istrinya di atas ranjang tidur. Dia yakin bahwa gadis itu tidak keluar sama sekali. Dan benar saja, seseorang keluar dari kamar mandi pribadi.
" Kaget. " Seru Tavi mendapati Anta sudah berdiri di ujung tempat tidur.
Anta menoleh dan bernapas lega. Laki-laki itu masih menatap Tavi sampai gadis itu kembali berbaring.
" Kamu kenapa mas?" Tavi yang merasa bahwa laki-laki itu ingin mengucapkan sesuatu.
Anta menyusul duduk. Tidak dekat, dia memilih di ujung kasur. Mata mereka saling menatap, namun dengan Tavi yang kebingugnan. " Ngapa sih?" .
Anta menarik tangan Tavi. Menarik sampai pada tubuh gadis itu terhuyung. Tentu saja pergerakan itu membuat Tavi terkejut setengah mati.
" Eh, eh!! Mas kenapa sih?!"
Sebuah ciuman hangat melayang tepat di bibir gadis itu. Dengan raut yang sudah tidak tergambarkan. Gadis itu merasakan sebuah rasa yang tidak pernah dia bayangkan selama ini dalam hidupnya.
Bibir laki-laki itu mencium bibirnya. Menempel, hangat dan berhenti sejenak, merasakan disana.
Tangannya menyentuh bekas itu, Anta sudah memundurkan badannya, menatap raut wajah gadis itu yang mematung, sembari mengelus bibirnya.
Anta refleks. Dia, bukanlah laki-laki yang akan selamanya bisa tahan dengan semua ini.
Hubungan mereka sebagai suami istri yang menambah faktor nafsu Anta semakin kuat. Dia selalu bersama gadis itu, tidak turut dari pelukan dan perhatian lebih yang selalu mereka berikan. Bahwa ada rasa cinta disana. Ada rasa yang lambat laun hadir dari kenyamanan yang mereka buat.
" Maaf. " Ucapan Anta membuyarkan lamunan Tavi.
Gadis itu menatapnya. Dia tidak marah, Anta adalah suaminya. Waktu yang Anta pilih saja yang sangat mengejutkannya.
" Mas. " Ucap perlahan gadis itu, sembari menunduk. " Mas, nggak salah. Nggak papa. " Ucapan Tavi sontak membuat Anta terkejut.
Dia tidak marah. Toh, benar ucapannya. Hubungan mereka juga sudah di restui agama dan hukum.
Senyuman hadir di ujung bibir Anta. Ada tarikan sempurna namun sekejap. Matanya kini menatap lurus istrinya yang menunduk malu. Rona merah masih menyelimuti pipi gadis itu.
" Udah ah. " Tavi menjauh, menarik selimut, berusaha melarikan diri dari Antara yang tentu saja masih setia duduk di depannya.
Menatap gadis itu yang malu-malu semakin membuat hati Anta bahagia. Kepolosan dan kecantikannya mampu membius siapapun yang menyukai gadis itu.
Dia miliknya dan sudah menjadi miliknya, maka kini dia berjanji pada dirinya sendiri akan menjaga miliknya.
Bibir Anta kini melengkung sempurna. Menatap selimut yang sudah menutupi seluruh tubuh Tavi.
" Kenapa?" Tanya Anta menggoda.
" Malu oooommmm!" Seru Tavi dari dalam selimut.
Laki-laki itu tersenyum. Lalu beranjak meninggalkan gadis itu yang mengurung diri di dalam selimut karena malu. Tentu saja karena perlakuannya tadi.
Di dalam selimut, Tavi merasakan bahwa Anta sudah beranjak pergi. Entah kemana x sekarang pikirannya kalut karena malu. Kembali berbaring dan memejamkan mata, karena dirinya sendiri juga sedang tidak enak badan hari ini.
" My first kiss. " Tangannya terulur ke arah bibir. Menyentuh bagian itu masih dengan bayangan bibir Anta menciumnya.
" aaaaa, aya aya wae!!" Tavi kembali menarik selimut dan melanjutkan beristirahat.
****
Pliss pliss. Kasih tau gue apa yang gue tulis di part ini. Pliss omaygat.🥺😊🤭🤭🤫
Ini gue udah mulai menuju kebangkitan kebucinan nih. Tapi kayaknya udah ada bucinnya sih ya, tapi ini aku mulai fokusin diri aku di novel ini sih.
Si bapak main nyosor bae, tekejut itu istrinya. Seneng kan tuh. Abis ini di tungguin nembaknya. Padahal mah udah nikah😇 hadeh, halal ya om.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wife | 1 | End to chap 2
Teen FictionI𝚗𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚛𝚘𝚖𝚊𝚗𝚝𝚒𝚜. 𝙿𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚋𝚊𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐. 𝙼𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚊𝚖𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊. . " 𝙹𝚒𝚔...