CEMBURU? | 30

80 23 7
                                    

why is he trying to hurt me with all this.

~ Tavisha . R ~

Matanya menilik dari dalam selimut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Matanya menilik dari dalam selimut. Mencari keberadaan suaminya, namun nihil.

Anta sudah tidak berada di kamarnya. Matanya mengedar menatap jam dinding. Sudah menunjukkan setengah delapan. Dia punya waktu setengah jam untuk berangkat kuliah.

Secepat mungkin tubuhnya bergerak ke kamar mandi dan segera membersihkan diri. Kemudian lanjut bersiap, memoles sedikit make up dan keluar.

Nyatanya pemandangan ini lebih menyakitkan daripada menonton drama korea. Hatinya sakit, namun senyuman masih saja membohongi hatinya sendiri.

Tavi mendapati Anta dan Raina sudah berada di meja makan bersama. Mereka bersama, seperti pasangan suami istri yang sebenarnya.

Tavi hanya punya beberapa menit lagi. Gadis itu berjalan melewati mereka berdua. Namun tidak berhasil karena Anta yang ternyata sudah menunggu gadis itu bangun.

" Mau kemana?" Seru Anta.

Tavi menoleh. Tersenyum sebentar, begitupun dengan Rania yang menoleh menatapnya sambil tersenyum. Sakit sekali.

" Aku mau berangkat. " Jawab Tavi.

Gadis itu beranjak. Tidak ada seruan lagi. Apakah memang benar Anta sudah tidak peduli padanya.
Apa laki-laki itu memang ingin segera berpisah dengannya. Tavi menggeleng, mencoba menghilangkan pikiran negatifnya dan segera memesan ojek online.


***

Pikirannya masih kalut dalam suasana tadi. Sepanjang kelasnya Tavi tidak fokus sama sekali.

Masalah besar. Karena dia sudah tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari hal itu.

" Vi. " Panggil seseorang dari belakang dengan tepukan di bahu gadis itu.

Tavi menoleh. Mendapati Reno yang sudah menampilkan deretan giginya. Manis. Kesan untuk cowok itu bagi Tavi.

" Ada apa gulali jawa. " Julukan yang Tavi berikan pada cowok itu setelah mereka mengenal beberapa minggu dan saling mengirim chat di aplikasi pesan.

" Cemberut aja. Mau nonton nggak?"

" Nonton apa?"

" Ada film baru di bioskop. Aku udah beli tiket dua karena gratis, mubazir kan. " Cowok itu sengaja membohongi Tavi agar gadis itu tidak mengira dirinya sengaja membeli dua tiket.

" Kapan?"

" Nanti malem lah. Masak taon depan. "

" Liat nanti ya. "

" Gue jemput nggak nih?"

" Liat nanti deh. "

Mereka saling melempar kekehan sampai pada seseorang menghampiri. Anta.

Sudah jam pulang, kebetulan Tavi belum memesan ojek karena sibuk mengobrol dengan Reno. Berakhir dengan dirinya sekarang berada bersama suaminya dalam perjalanan pulang.

" Ngapain sama cowok tadi?."

Tavi menelaah. Reno yang dimaksud Anta. Laki-laki itu sengaja membuka obrolan dahulu, karena hanya hening dan dingin yang mengiringi mereka. Sudah lama juga dia ingin bertanya pada Tavi.

" Reno?"

" Hem. "

" Nggak papa. Ngobrol aja, aku sama dia temenan doang. "

Anta sakit melihat istrinya mengobrol dengan laki-laki lain. Jika bukan karena dia setuju dengan permintaan Tavi untuk menyembunyikan identitasnya. Mungkin wajah Reno sudah dipenuhi dengan lebam dari kemarin.

Dia geram, tangannya sudah ingin memukul cowok itu setiap kali melihatnya mengumbar senyuman di depan istrinya.

" Kenapa sih?. " Tanya Tavi.

" Nggak usah temenan sama cowok. "

" Dih, yang temenan siapa, yang marah siapa. Mas ini nggak bisa seenaknya ngatur hidup aku !" Tavi sedikit meninggikan suaranya. Hatinya merasa sedih karena larangan Anta itu malah mengingatkannya pada Rania.

Coba ngaca. Situ bawa cewek ke rumah istri apa nggak sakit nih hati. Batin Tavi. Bibirnya mengerucut, dia kesal dengan ucapan Anta. Seakan laki-laki itu juga tidak melakukan hal yang sama.

Bahkan lebih parah. Air matanya ingin menetes, namun dengan cepat tangannya menyeka tanpa ketahuan oleh Anta di sampingnya.

Hatiku sakit saat dirimu bersama orang lain. Dilain sisi batin Anta ingin menyingkirkan semua orang yang mendekati istrinya. Tidak bisa dipungkiri bahwa istrinya itu cantik dan masih muda.

Siapapun pasti terpesona padanya, dan ingin mendekatinya. Melirik dari ujung matanya. Gadis itu ternyata sudah tertidur. Sepanjang perjalanan. Anta sengaja memperlambat lajunya untuk menikmati waktu bersama istrinya.

Little Wife | 1 | End to chap 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang