My real wife is my real world.
~ Adelard .H~
Anta mengetik beberapa pesan untuk istrinya.Sayang. Aku ada di kantor, kalo kamu butuh apapun hubungi saja aku.
08.41Matanya masih mengamati benda pipih itu tanpa teralihkan sedikitpun ke sekitarnya.
Sekarang Vano sedang menjelaskan beberapa berkas untuk bisnis bersama perusahaan milik Rendi Karmono yaitu Alpabeth Crop.
Anta masih setia menunggu balasan pesan dari istrinya sembari menunggu, laki-laki itu membuka galeri yang sudah dia isi dengan beberapa foto istrinya di hari pernikahan. Dia tidak pernah seperti ini, namun gadis itu sudah berhasil menguasai dunia Anta selama satu tahun lamanya.
Dilain sisi gadis cantik itu sudah berhasil menempuh perjalanan ke kampusnya dengan memesan taksi online dari aplikasi ojek.
Gadis itu mengamati bangunan besar di hadapannya sampai kemudian berjalan sedikit pelan agar bisa berjalan dengan normal layaknya orang biasa. Dia tidak mau semua orang memandang aneh pada dirinya.
Handphonenya berdering dengan nada pesan masuk.
Matanya membulat sempurna melihat isi pesan yang dikirim oleh Anta padanya.
" Apa ini? Sayang?!" Tavi terkejut sampai tidak menyadari bahwa suaranya mengejutkan beberapa pasang mata di sekitarnya.
Gadis itu buru-buru menunduk minta maaf dan kembali melanjutkan langkahnya ke kelas.
Tavi mengetik sesuatu.
Aku lagi di kampus mas. Semangat kerjanya😉
08.50Hatinya bahagia walau hanya ketikan. Dia seperti sedang mendapat berita doorprize yang dia tunggu. Laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu kini mulai memberi warna pada kehidupan rumah tangga mereka. Cinta mulai menampakkan rupanya di sekitar Tavisha.
Dilain sisi, Anta langsung membuka aplikasi pesannya, menunggu balasan yang sedari tadi dia nantikan dari istrinya. Akhirnya gadis itu membalasnya.
Aku lagi di kampus mas. Semangat kerjanya😉
08.50Anta langsung mengetik balasan.
Pulang jam berapa biar aku jemput.
08.51Jam tiga sore mas.
08.53Tunggu aku. Jangan melirik laki-laki lain.
08.54Apa sih mas!.
08.55Anta tersenyum membaca pesan yang sekarang ia bayangkan bahwa gadis itu sedang memanyunkan bibir di kelasnya.
Benar saja, disisi lain gadis itu memang kesal karena pesan dari Anta. Dia ingin kembali saling mengirim pesan, namun gengsi karena merajuk oleh laki-laki itu menghalangi niatnya.
Triiinnggg pesan masuk di handphone Tavi.
Jangan marah, nanti jadi kujemput. Tepat waktu.
09.00Pesan itu seketika memunculkan senyuman cerah di bibir Tavi. Entah sudah kesekian berapa hatinya bergemuruh bahagia hanya dengan ketikan dari suaminya.
Kelas segera dimulai, semua mahasiswa kini mulai fokus pada dosen yang memberi materi. Termasuk Tavi yang tidak memperdulikan handphone-nya bergetar.
***
Diruangan luas itu, semua orang menyaksikan Vano yang khidmat menjelaskan proposal untuk kerjasama perusahaan. Sedangkan pemilik perusahaan hanya mengamati layar pipi di genggamannya. Tanpa mengedarkan pandangan.
" Tuan. " Shea menyadarkan dunia Anta.
Laki-laki itu mendongak sedikit, menatap asistennya yang sudah berdiri di samping sofa tempatnya duduk.
" Meeting hari ini sudah selesai tuan. " Sambung Shea.
Vanya menepuk bahu Anta berlanjut mengusap pelan disana. Wanita itu kembali ke Indonesia dan detik ini mau berada disini bukan karena satu alasan Anta menyuruhnya. Namun karena dia masih ingin mendapatkan laki-laki itu lagi dalam genggamannya.
Anta langsung menepis tangan Vanya dan beranjak untuk mengantarkan rekan bisnisnya untuk segera keluar.
Vanya yang ingin menutupi rasa kesalnya ikut berdiri dengan mereka keluar. Setelah Rendi dan rombongannya pergi, sekarang Anta sudah bebas. Dia ingin segera pergi untuk menjemput istrinya.
" Mau kemana kamu Ta?" Vanya memergoki Anta yang juga ikut berjalan keluar.
" Shea, urus dia. " Perintah Anta langsung diikuti oleh wanita itu yang kini mencegah langkah selanjutnya dari Vanya.
" Anta. Mau kemana kamu Ta?!" Punggung laki-laki itu semakin menjauh meninggalkan Vanya yang dihalangi oleh Shea.
Anta berjalan menuju area parkir dan segera melajukan mobilnya.
Diam dan fokus mengamati jalanan di depan. Anta terus melajukan mobilnya dengan pasti untuk menjemput Tavi.
Setelah menempuh perjalanan dengan khidmat. Laki-laki itu mengambil area depan gedung agar istrinya langsung mendapati letak mobilnya saat keluar. Benar saja segerombolan mahasiswa keluar dan berhambur ke area parkir dan halaman gedung.
Mata tegas milik Anta mengedar, mencari keberadaan istri kecilnya.
Tavi berjalan. Gadis itu juga sedang mengedarkan pandangannya mencari mobil Anta. " Mana nih mas Anta?"
Anta berhasil mendapati istrinya. Tangannya langsung menyambar klakson dan betul saja suara nyaring klaksonnya mencuri perhatian banyak orang termasuk istrinya. Gadis itu berjalan mendekati posisi mobil Anta. Senyumnya merekah sampai di titik tangannya membuka pintu mobil.
" Hai. " Sapa Anta.
" Hai mas. " Gadis itu duduk di samping Anta.
" Udah makan?. Sekalian cari makan yuk. " Ujar Anta. Laki-laki itu belum makan dari pagi tadi karena buru-buru menyambut Rendi.
" Mau makan apa?" Tavi menatap Anta.
Laki-laki itu menyalakan mobilnya, mulai melaju pelan.
" Terserah kamu mau apa"
" Nggak mau makan di rumah aja mas?" Dia ingin segera pulang karena memang badannya masih pegal oleh Anta.
" Kenapa?" Anta sambil fokus mengemudi.
" Nggak papa. Aku masakin."
" Kamu mau buatin rendang nggak?" Tangan Anta menakup tangan Tavi. Sedangkan tangan satunya memegang setir.
" Iya aku buatin. " Ucapan gadis itu seolah sebuah proyek besar yang mampu membuat seorang Adelard Hastanta sontak mencium tangan Tavi yang ia genggam. Gadis di sebelahnya ikut terkejut dengan perlakuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wife | 1 | End to chap 2
Teen FictionI𝚗𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚛𝚘𝚖𝚊𝚗𝚝𝚒𝚜. 𝙿𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚋𝚊𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐. 𝙼𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚊𝚖𝚒𝚗𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊. . " 𝙹𝚒𝚔...