NOT VIRGIN | 38

137 22 4
                                    

Hampir dua jam. Gadis itu terbangun, berusaha menggerakkan area kakinya yang terasa kebas karena kegiatan tadi.

Dia baru pertama kali melakukannya. Tidak marah, karena memang itu kewajibannya. Menatap tak ada sehelai pun yang menutupi tubuhnya kecuali selimut tebal. Matanya langsung tertuju pada kemeja milik Anta di sebrang kasur.

Meninggalkan sebercak warna merah yang menandakan bahwa mahkotanya jatuh pada orang yang tepat membuat matanya sayu dengan hati yang bahagia. Dia tidak melanggar apapun dalam kehidupannya.

" Vi. " Serak suara itu berasal dari Anta. Laki-laki itu terbangun karena gerakan Tavi menarik selimut untuk menutupi tubuh gadis itu.

" Mas, stop. Aku mau mandi. " Dengan menunjukkan jari telunjuk memberi kode diam pada laki-laki itu.

Anta benar-benar diam mengikuti perintah Tavi. Seperti hewan peliharaan yang sudah dikuasai oleh majikannya. Matanya hanya mengikuti arah langkah gadis itu menuju kamar mandi sampai pintu berhasil ditutup dari dalam.

Matanya masih fokus mengamati pintu toilet sampai berakhir sadar karena dering handphone dari atas nakas. Milik siapa. Setelah menoleh, ternyata handphone milik nya yang berdering menyadarkannya.

Anta mengangkat telepon.

________

Hallo.

Hallo pak. Ini Shea.

Hem.

Pak. Tamu kita pak Rendi akan datang dua jam lagi.

Oke.

Pak.

Kenapa?.

Beliau meminta istri anda juga datang.

Darimana dia tahu aku sudah menikah?.

Saya minta maaf karena tidak tahu hal tersebut Pak.

_________

Anta menutup telepon sepihak. Darimana lawan bisnisnya itu mengetahui bahwa dia sudah menikah. Dan apa dia tahu siapa istrinya.

Tidak mungkin dia mengajak Tavi untuk ikut dengannya. Dia akan menyewa perempuan lain untuk dijadikan tameng.

Setelah gadis itu keluar dari kamar mandi, segera Anta beranjak menggantikannya. Laki-laki itu segera membersihkan diri untuk bekerja.

Tavi mengedarkan pandangan mengikuti Anta. Kebingungan karena laki-laki itu langsung melewatinya tanpa satu katapun. Mengacuhkannya, gadis itu segera berganti baju dan segera bersiap. Walaupun masih sakit di area pangkal kakinya. Dia tidak mau melewatkan jam kuliah selanjutnya.

Di dapur gadis itu sibuk menyiapkan sandwich untuk makan siang di kampusnya. Tidak akan kenyang, namun untuk berjaga-jaga jika dia malas keluar.

" Tavi. "

" Mas!" Gadis itu terkejut karena tidak mendengar suara langkah sama sekali. Dan tiba-tiba suara seseorang memanggilnya. " Kenapa mas?"

" Bisa rapikan dasiku?"

Tavi meletakkan roti dan kemudian melangkah mendekati suaminya. Jarak mereka semakin menipis sedetik gadis itu mendekatkan wajahnya ke dada bidang Anta. Tangannya sibuk membenarkan dasi Anta.

Sedangkan mata Anta terus menatap ke arah gadis itu, raut serius gadis itu kian mengundang setarik senyum di bibir Anta.

Gadis itu selesai, menghembuskan napas karena berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik sampai detik ini.

Anta mengusap kepala Tavi pelan, lalu kemudian pergi berlalu karena dia harus segera ke kantor. Gadis itu terkesiap karena perlakuan mengejutkan suaminya. Semakin kesini, pernikahan mereka mulai menemukan warna baru rumah tangga.

***

Laki-laki itu menelepon seseorang. Sedangkan perempuan di sampingnya hanya berdiri tegap menyaksikan tuannya itu dengan risau mencoba menelepon seseorang.

" Dimana posisi si tua itu?"

" Yang saya terima lima menit lagi sampai pak."

" Hai sayang!!" Seseorang tiba-tiba melabrak masuk dengan suara lantang. Seorang wanita cantik dengan tubuh molek bagai model papan atas.

Shea mengamati wanita itu hingga mencapai meja tuannya. Sudah tahu siapa yang dia lihat sedang mengatur posisi menggoda ini. Shea hanya geleng-geleng kepala. Apakah dia tidak tahu bahwa pak Anta sudah menikah. Batin Shea memandang risih wanita di depannya. Dia sudah tahu apa rencana tuannya mengundang perempuan ini untuk datang kesini.

" Diam. Ikuti arahanku saja". Anta merasa risih, namun hanya wanita ini yang bisa dia andalkan sekarang. Tidak mungkin dia membawa Tavi, karena dia tahu si tua Rendi Karmono adalah penggoda istri dari lawan bisnisnya selama ini, laki-laki paruhbaya itu sangat menyukai wanita dimanapun, meski mempunyai banyak kasus tentang perselingkuhan, si tua itu tidak jera.

Vanya Amelina. Mantan kekasih Anta. Wanita itu menjadi kekasih Anta cukup lama karena seleranya memang laki-laki seperti Anta. Namun karena dirinya harus pindah keluar negeri, dia bukan tipe orang yang suka mengedepankan hubungan jarak jauh. Dia memutuskan Anta begitu saja dan menikmati deretan laki-laki tampan Amerika yang menanti kecantikannya.

Shea mendekati Anta. Berbisik memberitahukan bahwa Rendi sudah tiba di kantornya.

Anta beranjak berdiri, begitupun Vanya yang berdiri anggun mengikuti arahan Anta. Mereka menyambut seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan Anta. Rendi dan dua asistennya yang setia di belakang.

Laki-laki paruhbaya itu sontak saja melirik wanita di samping Anta, yaitu Vanya. Matanya melirik wanita itu dari atas sampai bawah mengoreksi.

Benar saja. Anta melirik sembari bersalaman, mengamati perilaku si tua itu kepada Vanya. Untung saja dia tidak membawa istrinya kesini.

Semua karyawan dan orang-orang sekitarnya kecuali asisten pribadinya tidak mengetahui siapa istri sah Anta selama ini.

" Hallo pak Rendi. " Vanya membuka bicara dengan nada sedikit dirubah menggoda.

Rendi yang kesenangan menerima, " Hallo nyonya Hastanta " sembari tersenyum.

Vanya tersenyum anggun. Seraya ikut duduk di samping Anta, berhadapan dengan Rendi di seberang meja.

" Istrimu sangat cantik Anta. " Ucap laki-laki paruhbaya itu melirik Vanya.

Anta hanya terkekeh kecil merespon laki-laki itu. Pikirannya masih dikuasai oleh istri kecilnya di rumah. Dia rindu, sebelumnya dia tidak memberi tahu istrinya bahwa dia pergi bekerja.

" Shea. " Anta memanggil asistennya itu yang berdiri berjejer dengan asisten Rendi.

Sontak wanita itu langsung berjalan ke arah tuannya. " Iya Pak?"

" Ambilkan handphone saya. " Tunjuk Anta ke mejanya.

Shea mengambil benda pipih di atas meja kerja Anta dan kembali untuk memberikan pada laki-laki tampan itu.

Seseorang masuk, bersalaman dengan Rendi dan Vanya kemudian ikut duduk di samping wanita itu, berjejer dengan Anta. Dia Vano Adelino Hastanta. Adik dari Anta. Posisinya disini adalah sebagai wakil Anta di perusahaan milik Anta. Adiknya itu bertugas menggantikan Anta untuk menyampaikan masalah bisnis dengan Rendi hari ini, karena memang Anta tidak pernah mau untuk berbicara dengan orang-orang semacam Rendi Karmono.


Little Wife | 1 | End to chap 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang