*14. Nasehat dan Tanda Lahir

199 24 4
                                    

***

Eughhhh

Terdengar suara erangan seorang wanita cantik yang tengah berbaring di atas tempat tidur itu.

Lantas ia terbangun dari sana dan menyandarkan punggungnya di belakang tempat tidurnya. Dan tiba-tiba saja, suara lembut dari seseorang mengalihkan perhatiannya.

"Apa kamu sudah mulai merasa baikkan?" Tanya Irene pada Jinar.

Jinar terkejut melihat kedatangan Irene berserta dengan Pangeran Bene. Awalnya ia ingin protes karena melihat keberadaan Pangeran Bene di sana.

Akan tetapi, setelah mendengar omongan para mahasiswa Tingkat Empat bahwa Kakaknya sudah kembali dan saat ini sedang di rawat dalam ruangan lainnya. Pun seketika ia terdiam dan menundukkan kepalanya karena merasa bersalah.

"Jangan terlalu dipikirkan, Jinar? Aku tau apa yang kamu rasakan. Tapi, ingatlah. Tidak semuanya apa yang kamu dengar ataupun kamu lihat itu mana tentu benar!!" Ucap Irene sambil duduk di samping Jinar dan memegang bahunya.

"Dengarkan Nasehat Aku. Dengarkan apa yang di katakan oleh Kakakmu. Buatlah dia merasakan kebahagiaan dengan apa yang kalian lakukan. Kebahagiaan maupun hidupnya akan tergantung pada kalian. Jangan pernah berpikir bahwa apa yang Yuan lakukan adalah untuk semata mata saja. Tidak, Jinar. Tidak. Ketahuilah bahwa bukan hanya dirimu saja yang mengalami kegagalan seperti ini. Ingatlah hal itu!!" Ucap Irene pula.

Seketika Jinar menatap langsung ke arah Irene dan Irene kembali menatap Pangeran Bene kemudian berkata.

"Jaga dia di sini!! Jangan lakukan apa pun tanpa Aku minta, Paham?" Ucap Irene lagi.

"Baiklah, Bu. Akan aku usahakan dengan baik!!" Ucap Pangeran Bene.

"Sebenarnya, apa hubungannya dirimu dengan Kakak? Mengapa tiap kali kamu mengatakan hal itu seperti memiliki hubungan yang erat terhadap kami?" Tanya Jinar secara tiba-tiba.

Irene pun langsung menatap Jinar dan begitu juga dengan Pangeran Bene. Irene pun seketika tersenyum dan kemudian berucap.

"Karena aku juga pernah mengalami hal serupa yang seperti kamu alami, Jinar!! Bahkan yang aku alami ini sudah berhasil merenggut orang yang paling aku sayang!! Yaitu, kalian anakku!!" Batinnya diakhir kalimatnya.

"Sudah cukup. Aku pergi dulu, masih ada siswa yang harus ibu tanggani. Aku tinggal dulu, sampai Jumpa!!" Irene langsung pergi dari sana.

"Iya, bu. Mari aku temani sampai pintu depan!!" Ucap Pangeran bene sambil mengarahkan Jalan untuk Irene.

Lantas Irene pergi dan Jinar yang masih kebingungan pun akhirnya menatap luar sambil memikirkan apa yang telah terjadi pada Kakaknya.

"Kakak!! Maafkan aku!!" Gumamnya.

"Kamu tak perlu merasa bersalah seperti itu, Jinar!!" Tiba-tiba Pangeran Bene datang dan duduk di dekat jendela sambil menatap datar ke arah Jinar.

"Kau tak tahu. Siapa sebenarnya yang telah membuat Kak Yuan seperti ini? Ini semuanya disebabkan oleh diriku. Andai aku tak menunjukkan Tanda Lahir ini, aku takkan pernah menggunakan Cambukan Tanahku terhadap Kak Yuan!!" Ucap Jinar sambil menunjukkan Tanda Lahirnya pada lengan Kanannya.

Di saat Jinar menunjukkan tanda lahirnya, Pangeran bene pun terkejut melihat tanda lahir tersebut. Ia pun langsung menatap intens terhadap wajah Jinar. Ia pun juga baru menyadari bahwa ada sesuatu yang melekat pada bagian belakang telinganya dan tanda itu sama seperti pada tanda lahir yang dimiliki oleh Jinar.

Seketika Pangeran bene tersenyum penuh makna dan kemudian bergumam.

"Akhirnya aku menemukanmu!!"

YOU ARE MY CROWN (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang