***
Pagi pun tiba
Disinilah Yuan dan kedua adiknya berada. Selepas semalam Yuan berhasil datang diwaktu tepat untuk menenangkan Pangeran Daniel.
Meskipun ada beberapa Masalah Sedikit, Yuan pun berhasil menyelesaikannya. Ia pun langsung menatap Ke arah sebuah Kotak Biru dan Merah.
Yang dimana di dalam kotak itu, dua Gadis cantik yang sangat ia sayangi itu tengah tertidur dengan nyamannya.
Maju dengan langkah Gontai, Yuan dengan pakaiannya yang serba putih dan rambut Biru Putihnya yang mengembang dengan begitu indahnya.
Angin sepoi-sepoi yang datang menghampiri dirinya, Rambut Panjangnya yang berterbangan karena udara yang meniupnya. Membuat penampilannya semakin berkharisma.
Namun, Tatapan Sayunya yang membuat Dirinya terlihat menyedihkan. Hingga saat dirinya telah sampai di depan Kotak Biru, pun ia langsung berkata sebelum menutup kotak indah itu.
"Selamat Tertidur, Adikku. Sampai Jumpa dua Tahun Ke depan. Aku Harap, Kalian Masih Bertahan Di Masa Depan!!" Ucap Yuan Sedih.
Clop.
Berjalan ke samping Kanannya, ia pun berdiri lagi di depan kotak Merah dan menatap Gadis yang selalu ia lindungi itu.
"Yana!! Maafkan Kakak. Kakak tidak akan bisa melakukan Janji Kakak untuk melindungimu!!" Ucap Yuan Lagi.
Clop.
Seketika Cahaya Biru dan Cahaya Merah keluar dari kedua Kotak itu dan masuk ke dalam Bola Bercahaya Biru yang sedang berada di samping kotak mereka masing-masing.
Tak hanya Kedua kotak itu. Masih ada Tiga kotak lainnya yang memiliki Bentuk bola bercahaya Biru dibagian sana.
(Anggap Tangkai dan bola itu berada di samping Kotak Jisu dan Yana, yah☺)
Menundukkan kepalanya dan duduk di tengah-tengah Ruangan Elemen itu. Yah, dia datang sendiri.
Ia sengaja tak membawa kedua saudaranya yang lain. Termasuk Kekasihnya, Pangeran Daniel.
Ia hanya ingin sendiri. Ia tak mau diganggu oleh siapa pun. Melepaskan orang yang sangat berharga bagi hidupnya, sangat sulit baginya tuk melupakannya.
Disaat dirinya sedang duduk sendirian di sana, tiba-tiba saja ia merasakan sesak dibagian dadanya. Ia tahu, Hukuman ketiganya telah kembali untuk menyiksa dirinya.
Pun ia hanya membiarkannya dan menidurkan dirinya di sana. Enggan untuk membuka Pintu ruangan itu untuk melihat siapa yang datang.
Menangis dalam diam adalah solusi yang tepat untuk menyembunyikan rasa sakitnya.
Hingga saat penglihatannya mulai Buram, alih-alih ia mendengar suara seseorang yang berteriak histeris sembari memanggil dirinya.
__________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY CROWN (Hiatus)
Fantasy" You Are My Crown" " Love or Hate? I do not care. because, I will care about my crown. "Your crown? Who did you say your crown? among those We Have not a single person who holds your crown!!" "You!! You Are MY crown!!"