***
Putri Amber yang tak lain dan tak bukan adalah Jinar pun langsung naik diatas punggung kudanya dan duduk di sana.
Menatap langit yang begitu cerah di pagi hari, membuatnyas semakin Gelisah. Ia pun menatap ke arah seseorang yang sejak tadi tersenyum kepada semua orang.
Bahkan kedatangan Pangeran Xiaojun diseberang sana sambil berusaha mendekati Adiknya yaitu Charla.
Membuatnya semakin takut akan sesuatu. Lantas ia berbalik belakang dan menatap ke arah tempat yang merupakan kediamannya seseorang yang sangat ia sayangi itu.
Sampai saat Ia mendengar bahwa mereka akan berangkat sekarang. Ia langsung menunggangi kudanya dengan begitu cepatnya dan diikuti oleh Charla dibelakang.
Charla yang bingung dengan sikap diamnya Jinar pun terheran. Bertambah dengan raut wajahnya yang tak sedamai biasanya. Pun semakin memperkuat asumsinya.
Sontak ia mendekatinya dan berbicara padanya.
"Kakak!! Ada apa? Mengapa aku melihatmu seperti sedang gelisah? Apa yang kamu gelisahkan, hem?" Tanya Charla pula.
Sontak Jinar memelankan membawa kudanya dan Charla pun mengikutinya lagi. Jinar pun langsung menatap adiknya dan kemudian berbicara.
"Aku hanya merindukan Kak Jisu dan Yana, Charla!!" Bohongnya.
"Benarkah?. Kakak, Kuatkan dirimu? Aku tahu ini bakal sulit, tapi yakinlah bahwa kita pasti bisa melakukannya. Terlebih jika kakak itu memiliki kemampuan yang sama seperti Kak Yuan!!" Ucap Charla sambil tersenyum.
"Iya juga sih. Tapi kan, kamu juga sama charla!! Benar, bukan?" Ucap Jinar sambil tersenyum lebar.
"Hehehe,, benar juga. Ayo kita lanjutkan lagi? Aku tak mau, aku kena marah lagi oleh kak Yuan. Kita harus tiba di sana secepat mungkin!! Ayo?!" Ucap Charla sambil tersenyum.
Jinar pun langsung menganggukkan kepalanya dan kemudian mulai membawa kudanya menuju ke suatu tempat.
Sedangkan disatu sisi. Putri Vivian yang tak lain dan tak bukan adalah Yuan. Dirinya tengah duduk diam dalam kediamannya Pangeran Daniel sambil memikirkan perkataan para bawahannya.
Ia pun langsung menatap Sebuah Pedang yang berada di sebelahnya. Menatapnya dengan sulit diartikan. Lantas ia memegangnya dan memerhatikannya baik-baik.
Seketika ia teringat perkataan Bawahannya. Tanpa sadar, ia menangis di sana.
"Kami melihat pedang merah ini akan tertangcap di bagian dadamu, Putri!! Kami tak tahu siapa yang menancapnya.
Oleh sebab itulah, Mengapa setiap kali kamu mendapatkan hukuman. Kamu selalu memegang dadamu, karena letaknya rasa sakitnya itu berada di sana.
Kami tak,, tak lagi memprediksi kapan hal itu terjadi. Tapi, sesuai tebakan kami. Kemungkinan besar Kematianmu akan sebentar lagi menghampirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY CROWN (Hiatus)
Fantasy" You Are My Crown" " Love or Hate? I do not care. because, I will care about my crown. "Your crown? Who did you say your crown? among those We Have not a single person who holds your crown!!" "You!! You Are MY crown!!"