4

916 122 15
                                    

» [Butter - BTS] «
0:01 ─〇───── 3:03
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

˚✩

Didalam mobil, Tuan Yoo mengatakan bahwa ia akan menjemput Irene tepat setelah jam kelas atas perintah Siwon tetapi sang nona muda tidak menjawab. Irene keluar dari mobil dan saat berjalan memasuki lingkungan kampus semua mata baik itu pria atau wanita terpana melihat kecantikannya. Pemandangan seperti ini selalu terjadi kepadanya.

Seorang pria sebut saja dia Mingyu, mendekati Irene dan dengan ramah meminta nomor ponselnya, karena menurutnya Irene adalah tipenya. Semua orang yang melihatnya menjadi heboh membicarakan sikap berani Mingyu.

"Kau ingin nomor ponselku dan melakukan pendekatan denganku?" Tanya Irene.

"Iya aku sangat menyukaimu, kau adalah tipe idamanku." Jawab Mingyu.

Irene menatap Mingyu dari atas kepala hingga ujung kaki lalu tertawa.

"Sadarlah, penampilanmu sangat kumuh seperti itu." Ujarnya remeh lalu kembali melangkahkan kakinya.

Ah dia sangat muak, kenapa semua pria terus menyatakan perasaan kepadanya tanpa bercermin terlebih dahulu?

Jennie berlari kecil menyusul langkah Irene dan saat berada tidak jauh darinya, ia langsung merangkul tangan Temannya itu. Irene terkejut dan langsung menepis tangannya. "Kau tahu aku tidak menyukainya." Kesalnya, namun Jennie tersenyum mendengarnya.

Jennie Terkekeh. "Apa seseorang menyatakan cintanya lagi kepadamu?" Tanyanya.

Dan ya, Jennie adalah teman dekat Irene dan bahkan bisa dikatakan bahwa ia orang terdekat Irene kedua setelah bibi Yuri. Mereka sudah bersahabat sejak kecil jadi Jennie selalu senang membuat Irene kesal.

"Aku tidak ingin membicarakannya." Jawab Irene lalu berjalan mendahuluinya.

Irene berjalan sambil memeriksa ponselnya, banyak sekali pesan dan panggilan yang ia abaikan. Tapi tiba-tiba saja sebuah motor datang, sontak membuatnya terkejut sehingga menjatuhkan ponsel dan tasnya.

Motor itu berhenti tepat di hadapan Irene. Irene memandang kesal lalu mendekati orang yang baru saja mencari gara-gara dengannya.

"Dasar sinting! Cepat bereskan kekacauan yang kau buat kepadaku." Kesalnya.

Si pemilik motor melepaskan helmnya lalu mengibaskan rambutnya. "Kenapa harus?" Jawabnya.

Irene meninju tangan si pemilik motor dengan sangat keras dan membuatnya meringis sambil memegang tangannya.

"Cepat bereskan dan kembalikan kepadaku lagi sebelum kau akan dapat masalah." Ujar Irene ketus dan pergi tanpa membawa tas dan ponselnya.

Pemilik motor itu menatap kepergian Irene dengan heran, ini adalah hari pertamanya kuliah disini tapi apa yang ia dapatkan? Pukulan dari seorang wanita yang iya sih sangat cantik tapi kejam!

Tanpa banyak berbicara ia turun dari motornya dan langsung membenahi semua barang Irene. Jennie yang tidak asing dengan tas yang di pegang oleh pria tidak dikenal, langsung berlari dan benar saja tas bermerk itu milik Irene.

"Apa yang kau lakukan, kenapa tas sahabatku ada padamu?" Tanya Jennie.

Pria itu mengangkat kepalanya memandang ke arah Jennie lalu berdiri. Jennie sempat terpana sejenak, oh ayolah matanya sangat jernih jika memandang wajah pria tampan. Pria itu heran, ia melambai-lambaikan tangannya ke hadapan wajah Jennie dan membuat Jennie seketika tersadar.

Pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah Jennie. "Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Ujarnya lalu tersenyum.

Jennie menahan nafas dan matanya terus berkedip, bagaimana tidak wajah pria ini sangat dekat dengannya sekarang. "A....ah itu aku rasa t..idak."

Pria itu kembali tersenyum melihat muka Jennie yang merah sempurna lalu menjauhkan dirinya. "Sayang sekali tapi mungkinkah ini suatu keberuntungan untukku karena bertemu wanita manis sepertimu." Lanjutnya kembali lalu tangannya mengelus pipi Jennie.

Tidak bisa dipungkiri sentuhan itu membuat jantung Jennie berdegup, masa bodo dengan ini awal pertemuannya dengan pria itu tapi dia benar-benar merasa tersentuh.  "Kau baru disini?" Tanyanya.

"Iya, aku baru saja pindah dari kampus lamaku." Jawab pria itu.

"Siapa namamu-----"

Ucapan Jennie terhenti saat pria itu menarik tangannya lalu memberikan tas milik Irene kepadanya. "Tolong berikan tas ini kepada temanmu, karena aku harus pergi ke ruang dekan sekarang." Ujarnya.

Pria itu tersenyum lalu berbalik dan melangkahkan kakinya pergi. Pria itu mengambil sesuatu dari saku jaketnya dan tersenyum melihat kartu mahasiswa Irene. Iya itu adalah kartu mahasiswa Irene yang sebelum Jennie menghampirinya ia memasukkan kartu itu kedalam sakunya.

🌼🌼🌼🌼
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐝 𝐡𝐚𝐯𝐞 𝐚 𝐧𝐢𝐜𝐞 𝐝𝐚𝐲(◠‿・)

The Secret Of Savage Girl FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang