» [Hello Bitches - CL] «
0:01 ─〇───── 2:58
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻˚✩
Nyonya Choi ditemani oleh Sekertaris Jo dan beberapa pengawal menunggu kedatangan Tuan Choi yang dalam beberapa menit pesawatnya dari Amerika tiba kembali ke Seoul. Sekertaris Jo dan beberapa pengawal segera menghampiri Tuan Choi yang baru saja keluar dari bandara.
Tuan Choi memberikan kopernya kepada Sekertaris Jo. Nyonya Choi segera menghampiri dan memeluk suaminya ; menyalurkan rasa rindu karena tidak bertemu selama satu bulan. Tuan Choi bertanya kepada istrinya; dimana Irene, kenapa putrinya itu tidak menjemputnya di bandara dan Nyonya Choi menjawab bahwa Irene menunggunya dirumah.
Tuan dan Nyonya Choi datang bersama, para kolega yang berkumpul untuk merayakan kedatangan sekaligus keberhasilan atas penyampaian Tuan Choi menyambut keduanya dengan meriah. Pesta penyambutan yang bertema friendly dengan para tamu memakai pakaian bernuansa monokrom (hitam-putih) yang tampak sangat elegan.
Para pelayan terlihat berlalu lalang keluar-masuk membawa bunga serta hadiah yang diberikan oleh para tamu masuk kedalam rumah. Nyonya Choi menarik nafas sembari menutup kedua matanya; mencium aroma bunga yang mengelilingi seisi rumahnya.
"Kau sungguh luar biasa, Choi Taeyeon. Betapa aku sangat menghormati diriku sendiri, kau selalu anggun dan bersikap baik. Kau bukan hanya istri luar biasa yang mendukung suamimu tapi kau juga ibu yang hebat, bisa membuat anakmu yang liar diam." Batinnya.
Bibi Yuri menepuk pundak Nyonya Choi; bersama beberapa pelayan datang membawakan makanan dan memberitahu bahwa Tuan Choi sudah selesai berbincang dengan kolega yang berasal dari Amerika ; Bibi Yuri tidak lupa memberitahu bahwa Irene akan tiba tidak lama lagi.
Tuan Choi mendekati Istrinya. "Dimana Irene, aku belum melihatnya sedari tadi." Tanyanya.
"Dia pasti akan segera tiba." Jawab Nyonya Choi.
"Apa maksudmu segera tiba? Putriku tidak ada dirumah?" Lanjutnya.
"Putri kita sedang pergi membeli hadiah." Jelas Nyonya Choi.
Nyonya Choi pun mengandeng suaminya untuk pergi menemui para investor dan mengajaknya untuk berbincang bersama. Semua berjalan lancar sesuai yang Nyonya Choi harapkan, sampai tiba-tiba Irene datang dengan memakai gaun merah dan sepatu yang berwarna sama mencoloknya. Irene juga membawa setangkai mawar merah.
Sontak semua tamu terkejut melihat penampilan Putri pimpinan tertinggi. Irene kemudian berjalan menghampiri ayahnya ; memberikan setangai mawar merah yang dibawanya lalu memeluk Tuan Choi sebentar. "Selamat datang kembali Appa." Ujarnya.
Setelah itu, Irene beranjak pergi sambil mengangkat tangan tinggi dan tepuk tangan. "Silahkan nikmati pesta ini." Lanjutnya.
Saat dimeja makan Nyonya Choi tidak hentinya mengamati Irene ; dia yakin selama ini Irene lah yang mengirimkan terror kepadanya. Nyonya Choi menyuruh pelayan untuk melakukan sesuatu yang sudah ia siapkan.
Tuan Choi datang dan memutuskan untuk duduk disamping Putrinya. "Apa kabarmu sayang?" Tanyanya dan dengan singkat Irene hanya menjawab bahwa kabarnya baik seperti biasanya.
Sebenarnya Tuan Choi ingin berbincang lebih lama bersama putrinya namun salah satu investor menanggilnya. "Appa akan menemuimu lagi nanti sayang." Ujarnya lalu beranjak pergi.
Pelayan datang membawakan minuman serta beberapa macam buah-buahan untuk Irene yang sudah dicampuri obat. Irene meneguk minumannya dan memakan sepotong apel ; ia bergumam bahwa dirinya akan segera meninggalkan pesta ini.
Dikejauhan Nyonya Choi tersenyum sinis, melihat Irene memasukkan minuman serta buah kedalam mulutnya ; yang berarti rencananya berhasil. Nyonya Choi berjalan keatas panggung dan memberikan ucapan sambutan kepada semua tamu yang sudah datang ; ia juga memberikan kesempatan kepada putrinya untuk naik keatas panggung menggantikan dirinya berbicara.
Irene beranjak bangkit dari tempatnya, tetapi saat berjalan kepalanya terasa sangat amat pusing. Ia kembali berjalan dan tidak sengaja menabrak tamu yang sedang membawa minuman ditangannya.
Irene tertawa terbahak sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Ups! Sowrry hahaha." Ia lalu mengarahkan pandangannya pada dua tamu yang sedang berbincang ; Irene mengulang ucapan kedua tamu itu dan mengolok-oloknya, mengatai tamu itu bahwa rumahnya bukanlah panti jompo ; karena dimatanya kedua tamu itu sudah tampak tua.
Keributan terjadi dan semua orang memperhatikan Irene. Nyonya Choi merasa senang dan tersenyum melihat kekacauan ini, begitu juga dengan Sekertaris Jo ; Ternyata dia sama jahatnya dengan atasannya.
Bibi Yuri berulang kali mencoba menenangkan Irene lalu membawanya pergi ke kamarnya. Saat digandeng oleh Bibi Yuri, Irene terbayang kilasan Taehyung menciumnya dan menyuruhnya untuk percaya bahwa perasaannya itu nyata.
Pagi harinya Irene terbangun dari tidurnya, mengerjapkan matanya perlahan ; Saat benar-benar sudah terbangun, Irene merubah posisinya menjadi duduk namun masih berada di atas tempat tidur, Ia memijat kecil kepalanya yang terasa berdenyut. Pintu kamarnya di ketuk dan Bibi Yuri masuk kedalam kamar membawakan teh hangat dan sup rumput laut untuknya setelah sebelumnya diijinkan masuk oleh sang pemilik kamar.
Bibi Yuri meletakkan nampannya di atas meja yang berada di samping tempat tidur Irene. "Nona muda, makan dan minumlah ini." Ujarnya.
Irene mengambil gelas yang diberikan Bibi Yuri dan meneguk air didalamnya. "Bibi Yuri bisakah kau ambilkan ponselku di meja rias? Aku belum memegang ponselku sejak kemarin." Titahnya.
Bibi Yuri mengulurkan tangannya memberikan ponsel milik majikannya dan Irene langsung mengambil ponsel miliknya. "Jika Nona muda sudah bersiap segeralah turun, Tuan dan Nyonya sudah menunggu nona muda sejak tadi." Jelas bibi Yuri.
Irene menggangguk paham dan mempersilahkan Bibi Yuri untuk pergi, membiarkan dia mengecek ponsel miliknya terlebih dahulu sebelum bersiap lalu menemui kedua orangtuanya diruang bawah. Irene berdecih saat melihat notifikasi ponselnya, banyak pesan serta panggilan yang diterimanya dari Taehyung. "Sejauh ini Taehyung adalah pria terbodoh yang pernah kutemui." Batinnya.
Irene kembali mematikan ponselnya dan melemparnya kesembarang arah. Persetan jika nantinya ponselnya akan rusak, toh dia bisa membeli yang lebih bagus serta mahal dari ponsel yang digunakannya saat ini.
🌼🌼🌼🌼
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐝 𝐡𝐚𝐯𝐞 𝐚 𝐧𝐢𝐜𝐞 𝐝𝐚𝐲(◠‿・)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Savage Girl Feelings
أدب الهواة- Park Irene Anak tunggal kaya raya yang tidak percaya dengan adanya cinta dan mencoba untuk menemukan jati dirinya dengan berusaha membongkar dan mencaritahu pelaku yang telah membunuh Ibu kandung serta Tunangannya. - Jack Kim (Aka Kim Taehyung) ...