50-END

746 75 10
                                    

Satu minggu berlalu...
DENGAN bukti-bukti yang terkumpul dan pengakuan dari orang-orang suruhannya, Hakim mengetok palu dan memutuskan hukuman penjara seumur hidup dengan denda sebesar 167,664,000won kepada Taeyeon dipersidangan yang disaksikan oleh para saksi serta beberapa wartawan. Hakim menjelaskan walaupun Taeyeon mengalami demensia akut, tetap tidak ada keringanan hukuman baginya ; Taeyeon bisa menjalani penyembuhan di dalam sel, tempat yang seharusnya ia tinggali sejak lama.

Sidang selesai dengan lancar walaupun wartawan sedikit ricuh karena ingin mewawancarai dan mengambil foto Taeyeon yang menggunakan pakaian tahanan. Polisi segera menuntun Taeyeon untuk pergi kembali ke sel tahanan, tidak memberikan sedikitpun celah untuk wartawan yang hadir dan menyaksikan sidang putusan dari awal untuk mewawancarai Taeyeon.

Sembari melangkahkan kakinya menuju ruang tahanan Taeyeon terus mengarahkan pandangannya kepada Tuan Choi. "Sayang." Ucapnya dengan nada pelan.

"Kau adalah wanita terburuk dari yang terburuk, yang pernah aku temui dalam hidupku. Aku bahkan tidak pernah mencintaimu sedetikpun." Tegas Tuan Choi saat Taeyeon yang sedang dibawa oleh polisi berjalan melewatinya.

Polisi mendorong paksa Taeyeon masuk kedalam sel tahanan dan langsung menggembok pintu besi sel. Taeyeon hanya bisa terdiam sembari menatap kosong sekeliling ruang tahanan baru miliknya.

"Aku tahu bahwa semua manusia adalah pendosa. Tapi kau adalah iblis berwujud manusia yang dengan tega dan tidak berperikemanusiaan membunuh suami, anak serta tunangan anakku, lalu mencoba membunuhku." Ucap seseorang yang tidak lain adalah Yuri.

Taeyeon berbalik dan menatap nanar kearah Yuri. "Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu, kau menjijikkan." Ucapnya sekali lagi.

"Apa maksudmu ucapanmu itu." Jawab Taeyeon dengan pasrah.

"Sayang sekali padahal aku sudah mengatakan ini sejak lama. Aku adalah Yoona, wanita yang berusaha kau lenyapkan dulu." Jelas Yuri dan jelas Taeyeon tertawa karenanya.

"Kau adalah Yoona? Hahaha. Bangunlah, kau hanya pembantu di rumahku dan wajahmu? Ah aku bahkan tidak ingin mengatakannya." Ucap Taeyeon dengan remeh.

"Terserah apa katamu, tapi yang jelas aku akan membuatmu membusuk di dalam penjara atau bahkan aku akan membuat hukumanmu menjadi lebih berat dan kau akhirnya akan dihukum mati karena perbuatan jahatmu." Ucap Yuri dengan nada yang penuh ancaman.

"DASAR JALANG!!" Teriak Taeyeon dan kemudian ia merasakan kepalanya berdenyut nyeri dengan telinganya yang berdengung kencang. Taeyeon berlari kearah pintu sel yang dimana tempat Yuri berdiri saat ini.

"Yuri-ssi bisa kau mengeluarkan aku dari sini eoh? Mereka membawa paksa aku kesini dan aku takut jika Irene akan mencariku nanti." Ucapnya.

"Kau benar-benar mengidap tidak waras Taeyeon!" Tegas Yuri dan pergi meninggalkan Taeyeon yang terus meneriaki namanya.

(Demensia adalah sebuah sindrom yang berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsi otak, seperti berkurangnya daya ingat (mudah lupa), menurunnya kemampuan berpikir, memahami sesuatu, melakukan pertimbangan, dan memahami bahasa, serta menurunnya kecerdasan mental.)

DI LAIN tempat, Taehyung meregangkan tubuhnya yang kaku setelah seharian duduk di perustakaan mengerjakan tugas laporan terakhirnya. Jungkook sudah pulang sejak satu jam yang lalu dan hanya Taehyung serta beberapa mahasiswa dari jurusan lain yang masih berada di Perpustakaan.

"Kurasa aku harus segera pergi." Gumam Taehyung pelan, ia melihat Jam yang melingkar dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul tiga sore.

Taehyung memasukkan semua barang-barang yang berserakan di atas meja kedalam tas miliknya, lalu segera beranjak keluar ruangan. Ia menyentuh bahunya yang terasa pegal dan berjalan sembari mencari toko bunga langganannya disekitar lingkungan kampus. Taehyung pun memutuskan untuk mampir kedalam toko bunga dan menghirup nafas dalam; lagi-lagi aroma bunga menjadi penghilang stress baginya. Pemilik toko segera menghampirinya dan mengatakan bahwa Taehyung tidak pernah absen datang ke tokonya.

"Aku akan selalu datang kesini untuk membeli hadiah." Jawabnya dan pemilik toko pun segera menyiapkan karangan bunga yang selalu Taehyung pilih.

Selagi menunggu, Taehyung berjalan menelusuri toko sembari melirik bergantian pada bunga yang terdapat didalam. Ia memandang lama kedua bunga yang selama ini selalu ia pilih ; kedua bunga itu sangat cantik dan memiliki arti yang sangat dalam serta relate dengan kisahnya.

Bunga marigold memiliki warna yang sangat cerah dan indah, melambangkan kesedihan akan cinta yang mendalam.

Bunga Mawar merupakan simbol cinta, mawar juga digunakan sebagai simbol simpati akan perasaan duka.

DENGAN membawa Karangan bunga yang sangat indah, Taehyung mengunjungi kuburan dimana kekasihnya disemayamkan. Ia menghela nafasnya panjang berusaha menahan kesedihannya namun tidak bisa, foto mendiang Irene yang tepampang di depan nisan membuat pertahanannya goyah ; sehingga membuat air matanya dengan mudah menetes.

Taehyung mengelusi nisan kuburan Irene dan berkata bahwa dia tidak baik-baik saja. "Walaupun aku selalu mengunjungimu setiap waktu, tetap saja aku merindukan kehadiranmu." Ucapnya.

"Pada Januari tahun 2021 aku memutuskan kembali ke korea dan memilih untuk mencintaimu dengan segenap hatiku. Aku selalu berdoa setiap hari agar rasa sakit membebaniku alih-alih membebanimu. Namun untuk waktu yang lama aku hidup dalam penyesalan dan memikirkan apa yang mungkin terjadi, andai aku tidak pergi kembali ke Seoul pada januari tahun itu, andai aku tidak berusaha keras untuk bisa kembali bertemu denganmu setelah pertemuan pertama kita di Amerika dan andai saat itu aku tidak mengambil kartu mahasiswa milikmu, mungkinkah kau masih hidup?" batinnya.

Taehyung menutup matanya sejenak dan memukuli dadanya yang terasa sesak. "Aku masih selalu memikirkanmu, bahkan aku bertanya pada diriku sendiri; haruskah aku menyusul agar bisa bertemu kembali denganmu? Namun berapa kali pisau menyayat tanganku, aku selalu terselamatkan karena rasa sakit sayatan pisau tidak sebanding dengan rasa sakit saat hari dimana aku kehilanganmu." Ucapnya sembari membuka lengan jaket yang menutupi luka sayatan pada tangannya.

Taehyung meletakkan karangan bunga beserta surat yang ditulisnya. "I brought flowers for your 24th birthday (Aku membawakan bunga untuk ulang tahunmu yang ke-24.)" Ucapnya.

[Chapt 40]
"Sebenarnya aku tidak tertarik dengan kehidupan. Aku akan menggu hingga usiaku 24, tahun sambil terus memikirkan cara mengakhiri hidup." Ucap Irene.

"kenapa harus 24 tahun?" Tanya Jessica

"Karena disaat itulah orang-orang akan mulai menikah dan aku mati." Ucap Irene kembali.

Setelah itu, Taehyung bangkit lalu membungkuk memberi penghormatan terakhir kehadapan kuburan mendiang Irene dan memutuskan untuk beranjak pergi.

"Pada sisa hidupku, aku akan menjadi orang terkuat yang selalu menerjang ombak dengan segenap kekuatanku. Semoga kau menjadi orang yang paling bahagia disurga dimana tidak ada rasa sakit dan kesedihan." Batinnya.

" Batinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

END

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

The Secret Of Savage Girl FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang