» [-] «
0:00 ─〇───── 00:00
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻˚✩
Ten terus memperhatikan Irene yang tampak sangat lemas dengan wajah pucat pasi dan kepalanya yang terhuyung-huyung ; seperti akan kehilangan kesadaran atau lebih tepatnya seperti orang yang sedang sekarat. Irene tidak makan dan minum sedikitpun selama kurang lebih 8 hari; bayangkan saja, bahkan orang yang sedang diet pun membutuhkan asupan setidaknya air putih.
Ten berkata kepada Yuta untuk segera menghubungi ambulance tetapi bukannya setuju ; Yuta malah menendang kaki Ten. Ten itu bodoh atau bagaimana, jika mereka menghubungi ambulance pasti pihak medis akan curiga bahwa mereka sedang mengurung dan menyiksa Irene disini.
Yuta pun menyuruh Ten untuk melepaskan ikatan tubuh Irene di kursi dan membiarkannya untuk berbaring di kasur tempat mereka beristirahat. Ten paham, ia segera melakukan perintah Yuta dan benar saja setelah ikatan terlepas, tubuh lemas Irene jatuh begitu saja.
Ten menggendong Irene ; membaringkan tubuh lemas gadis itu di atas tempat tidur, sementara Yuta pergi membawakan beberapa makanan dan obat-obatan untuknya ; sehingga hanya tersisa Ten dan Irene yang pingsan disini.
Ten menyentuh leher Irene untuk memeriksa denyut nadinya dan seketika dirinya menjadi panik setelah tidak menemukan adanya detakan dan pergerakan dari dalam tubuhnya (nafas atau detak jantung). Dia pun segera berlari ke lantas atas, memeriksa apakah ada alat atau apapun yang bisa membuat Irene kembali bernafas.
Penjahat ternyata ada yang bodoh juga. Irene berhasil menipu Ten, ia sebenarnya masih hidup hanya saja tadi dirinya menahan nafasnya. Irene segera bangkit dan dengan susah payah berlari menuruni tangga; dengan keadaan kakinya yang pincang akibat luka yang didapatnya.
"Dasar idiot." Umpatnya.
Ten kembali dan mendapati Irene yang sudah tidak ada diatas tempat tidur, ia segera mengejar Irene yang mungkin belum jauh pergi dari gudang ini ; mengingat mereka berada di lantai 4 dan tanpa ada lift satupun.
"Oh shit!"
Rambut Irene berkibar dan keringat menetes seiring dirinya menuruni tangga semakin cepat. Irene menoleh kebelakang untuk memastikan keberadaan sipenculik dan Ten sang penculik masih mengejarnya. Ia berusaha menuruni tangga lebih cepat lagi tapi Ten berhasil meraih pergelangan tangannya dan saat dirinya akan berbalik Irene dengan tidak elit tersandung kakinya sendiri ; sehingga jatuh terguling dari lantai 1 hingga dasar.
Ten panik dan perlahan melangkah mundur ; Dia berniat untuk menolong Irene, namun niatnya ia urungkan lalu segera kembali naik ke lantai atas sembari menghubungi Yuta dan meninggalkan Irene begitu saja.
Irene berusaha bangun dengan rasa sakit yang begitu dahsyat melanda kepalanya ; Dia memegang kepalanya dan melihat darah di telapak tangannya. Irene berusaha untuk mengabaikannya dan segera pergi keluar dari tempat mengerikan ini secepat mungkin. Persetan dengan rasa sakit yang menjalar diseluruh tubuhnya.
Yuta kembali dan langsung menghajar Ten habis-habisan hingga babak belur karena bagaimana bisa rekan kejahatannya itu tertipu oleh akal-akalan yang dibuat oleh Irene. Bodoh! jika Nyonya Choi tahu ; maka mereka berdua bukan hanya tidak mendapat uang ,tapi juga jeruji besi yang menghampiri keduanya.
"Tapi dia benar-benar mengeluarkan darah dari kepalanya." Ucap Ten dan Sekali lagi Yuta memukulnya tanpa ampun.
Irene berlari secepat yang ia bisa, mengabaikan kerikil jalanan yang menusuk kedalam kakinya. Intinya dia harus keluar dari neraka ini hidup-hidup walaupun banyak luka menghiasi tubuhnya.
🌼🌼🌼🌼
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐝 𝐡𝐚𝐯𝐞 𝐚 𝐧𝐢𝐜𝐞 𝐝𝐚𝐲(◠‿・)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Savage Girl Feelings
Fanfiction- Park Irene Anak tunggal kaya raya yang tidak percaya dengan adanya cinta dan mencoba untuk menemukan jati dirinya dengan berusaha membongkar dan mencaritahu pelaku yang telah membunuh Ibu kandung serta Tunangannya. - Jack Kim (Aka Kim Taehyung) ...