23

396 72 0
                                    

» [불타오르네 (FIRE) - BTS] «
0:01 ─〇───── 3:23
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

˚✩

Sembari menunggu pelayan menyajikan makanan yang mereka pesan. Nyonya Choi bertanya apa dirinya dan Irene pernah makan siang bersama. Irene menjawab bahwa seingatnya tidak pernah. Irene lalu menyimpan kotak kue yang dibelinya tadi kehadapan Nyonya Choi dan berkata ; dia tidak tahu harus membelikan ibu tirinya apa untuk membuatnya berhenti menyukai dirinya.

Mendengar itu, Nyonya Choi tertawa dan mengambil gelas wine nya. Bagaimana bisa seorang ibu tidak menyukai putrinya, walaupun kasarnya; Irene adalah putri sambungnya. Nyonya Choi akan terus berusaha lebih keras dan melakukan apapun agar Irene mau menerimanya. "Terimakasih, eomma akan selalu mengingat apapun yang kau berikan." Ujarnya.

"Walaupun itu bom bunuh diri?" Jawabnya dan seketika Nyonya Choi tersedak minumannya.

Makanan datang, Nyonya Choi mempersilahkan putrinya untuk makan. Lagi-laginya ia menunjukkan perhatiannya kepada Irene sebagai seorang ibu yang baik dengan mengajaknya makan makanan penutup di cafe kesukaan putrinya.

"Kau tahu lebih banyak tentang diriku ternyata." Ujar Irene.

Suara denting peralatan makanan pun terdengar di tengah keheningan ruangan VIP yang mereka datangi. Nyonya Choi kembali berusaha mencairkan suasana dengan menanyakan kabar Irene dan bagaimana dengan studinya.

Irene memotong steak dengan sedikit tekanan sehingga bunyi gesekan pisau alumunium dan piring kaca yang sedikit menyakiti pendengaran Nyonya Choi. "Aku bertemu banyak orang, tapi aku benci saat mereka berusaha lebih dekat denganku." Ketusnya.

"Kenapa kau selalu terus bersikap seperti ini kepada Eomma? Bisakah sekali saja keluar dari mulutmu kau memanggilku "Eomma" dengan sangat lembut?"

Irene menghentikan makannya, nafsu makannya tiba-tiba hilang begitu saja ; ia membanting peralatan makan yang ada ditangannya ke atas meja dan melayangkan tatapan tajamnya kepada Nyonya Choi.

"Apa yang harus ku lakukan agar terlihat lembut dan polos? Dan kenapa aku harus memikirkan omongan orang lain? Sikapku mungkin terlihat arogan dimata mereka, tapi aku senang melakukan hal yang menurutku benar." Ucap Irene.

Nyonya Choi menghela nafas panjang. "Tapi aku bukan orang lain, aku adalah ibumu."

Irene tidak menghiraukannya dan lebih memilih memanggil pelayan untuk masuk memberikan bill. Irene melirik kesamping Nyonya Choi dan mendapati kotak berwarna hitam terbuka dengan pita merah. Nyonya Choi mengarahkan pandangan kearah tatapan Irene dan segera menyembunyikan kotak tadi.

"Kau ingin memberiku sesuatu?" Tanyanya. Nyonya Choi bilang iya tapi tidak hari ini, mungkin nanti dengan tersenyum dan terlihat jelas bahwa ia berbicara gugup.

Pelayan masuk kedalam memberikan bill. Irene mengambil dompet didalam tasnya; mengeluarkan blackcard miliknya dan memberikannya kepada si pelayan. Pelayan kembali memberikan blackcard milik Irene. Irene segera beranjak dari tempat duduknya dan menyuruh pelayan itu untuk mengambilkan mantelnya yang digantung ditempat penyimpanan.

"Hari ini biarkan aku yang membayar, tapi selanjutnya kau yang akan membayar semuanya." Ujarnya dan bergegas pergi meninggalkan Nyonya Choi sendirian didalam.

Sepeninggal Irene, Nyonya Choi mengambil ponselnya dan menghubungi Sekretaris Jo untuk lebih fokus mengikuti kemanapun putrinya itu pergi dan dengan siapa perginya.

Irene keluar dari restoran dan memanggil petugas untuk mengambilkan mobilnya. Taehyung tiba-tiba datang dan berdiri tepat dihadapannya ; entah sengaja atau tidak, mereka bisa bertemu di tempat yang sama.  Irene sempat bingung dan menoleh arah darimana Taehyung datang, namun sedetik kemudian hanya memandang Taehyung.

Mobil pun datang dan petugas keluar untuk memberikan kunci mobil kepada Sang pemilik, tidak lupa masih membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Irene untuk masuk. Namun bukan Irene yang masuk dan duduk dikursi pengemudi, melainkan Taehyung ; dia masuk dan menutup pintu mobil begitu saja tanpa permisi.

Petugas valet menyadari situasinya dan langsung berjalan untuk membukakan pintu mobil belakang. Irene berjalan memutari mobil dan masuk kedalam, duduk dikursi samping pengemudi. Petugas valet kembali menuntup pintu kursi belakang mobil dan setelah itu Taehyung melajukan mobilnya pergi.

"Dasar petugas bodoh."

Irene akhirnya pergi bersama Taehyung. Tidak tahu kenapa Taehyung tiba-tiba datang dan membawa mobil beserta dirinya pergi.

Taehyung memesan banyak makanan karena tidak tahu apa yang disukai oleh Irene. Irene sendiri hanya menatap Taehyung yang sedang menyantap makanan dengan begitu lahapnya sembari melipatkan kedua tangannya didada.

Dia tampak tenang melahap beberapa menu makanan. Taehyung menyadari Irene terus manatapnya ; ia lalu menyuruh Irene untuk menemaninya makan tapi Irene menolaknya.

"Aku punya banyak waktu. Aku harus menemui Jennie."

Taehyung menghentikan makannya dan dengan cepat menahan Irene yang beranjak akan pergi ; ia menarik pergelangan tangan Irene untuk kembali duduk. "Kau pasti bingung jadi akan kujelaskan."

Taehyung memanggil pelayan; ia memesan 2 botol wine dan memesan seporsi tumis ceker pedas untuk pendamping minum. Taehyung menuangkan nasi kedalam mangkuk, kemudian memakannya.

Irene bertanya apa maksud Taehyung membawanya ke restoran kecil ini karena akan mengira bahwa dirinya akan merasa jijik? Taehyung menjawab ini usaha terbaiknya untuk menunjukkan kesederhanaan dirinya dan agar Irene perlahan terbiasa dengan gaya hidupnya ini.

Irene menghela nafasnya kemudian menyandarkan dagu pada tangannya ; ia bertanya apa Taehyung secara tidak langsung memintanya untuk berpacaran dengannya. Taehyung mengikuti Irene ; menyadarkan dagu pada tangannya, kemudian menjawab ternyata Irene sangat peka.

🌼🌼🌼🌼
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐝 𝐡𝐚𝐯𝐞 𝐚 𝐧𝐢𝐜𝐞 𝐝𝐚𝐲(◠‿・)

The Secret Of Savage Girl FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang