15. Seblak

3K 415 35
                                    

Zidan turun dari motornya dan buka pagar rumah sendiri karena gaada asisten rumah tangga atau satpam disini. Setalah naruh motornya ia nyamperin mamanya yang lagi siapin pot sama tanah.

Setalah ngucap salam dan salam sama mamanya dia nanya," mama mau ngapain? Berkebun? Tumben."

Mama Airin lanjut ngurusin tanah dan pot tanpa noleh kearah anaknya. "Ngeliat rumah Sonya--nama bunda--yang adem, mama jadi ngiler kepengen nanem pohon juga," katanya.

"Oh iya adek mu udah pulang loh kak, tadi dianterin sama nenek." Mendengar itu Zidan langsung sumringah, dia kangen adik gemoynya. Selama pindahan kemarin adiknya, Sekilla atau yang biasa dipanggil Killa di titipin dirumah neneknya, sekalian liburan sama neneknya.

Baru mau masuk rumah ternyata adiknya udah keluar sambil gondol-gondol kucing yang gendut. "Jidan!"

"Killa, kakak rindu," teriak Zidan sengaja dilebay-lebayin. Dia emang kalo ketemu adiknya pasti gitu. Didepan orang lain aja dia belagak cool, tapi kalo liat yang gemoy langsung gemes.

"Jidan aku nemu meong!" Kata Killa dengan penuh semangat, dia lalu ngajak Zidan buat masuk, dan ngasih tau kalo dia udah ngasih kucingnya susu punya dia.

"Meong siapa? Itu ada gandulannya, pasti punya orang," kata Zidan lalu gendong adiknya buat dibawa kekamarnya. Kenapa? Karena adiknya yang minta.

"Olang aku nemu, iya kan meng," katanya ngomong sama kucing yang tak lain adalah kucing Ona. Tomang.

"Jidan kata temen aku olang gede pasti punya pacal, pacal jidan mana?" Tanya Killa polos bikin Zidan kaget. Adiknya tau beginian dari mana? Temennya sesat amat.

"Nanti kalo ada cewek yang kakak bawa ke rumah, itu pacar kakak," jawab Zidan, pacarnya nanti pasti dia bawa kerumah buat dikenalin ke orangtuanya.

"Yaudah nanti aku tungguin ah." Zidan cuma geleng-geleng dan turunin Killa di kasur sama kucing nya. Dia mau naruh tas dan cuci muka dulu.

"Jidan meongnya aku kasi nama Alek aja deh," katanya tiba-tiba pas Zidan baru keluar dari kamar mandi. "Loh? Dia kan punya orang, jangan dikasi nama."

"Meongnya punya aku! Iyakan Alek."

"Suka-suka kamu lah dek." Zidan pasrah mau itu kucing orang kek, pasti adiknya batu, gabakal mau dikasi tau.

"Kamu dirumah nenek ngapain aja? Bandel ga?"

"Ngga dong, aku dikasi jajan cendol tiap sole sama kakek, enak loh jidan," katanya sombong, baru juga dijajanin cendol. Btw, dulu Killa manggil zidan kakak, tapi semenjak di umur 3 tahun malah langsung manggil nama, karena ngikutin papa yang selalu manggil Zidan tanpa embel-embel kakak, beda sama mama Irene yang selalu manggil kakak dari pas Killa lahir. Jadi gitu deh si Killa. Mangkanya orangtua harus ngasih contoh yang baik buat anaknya, karena anak itu pasti niru orangtuanya.

"Disogok cendol kamu ya, mangkanya ga bandel, biasanya kan kamu suka bandel nangis mulu. Cengeng."

"Itu mah cengeng jidan, bukan bandel!"

"Dih itu manggil kakak kaya gitu, bandel itu tau." Killa natap Zidan kesel. "Tau ah, jidan nyebelin, nanti aku bilangin mama."

Baru mau nangis tiba-tiba ada yang ngetik pintu, Zidan buru-buru nyahut pasti mamanya, dia lagi baru mau ganti baju ini mamanya ada perlu apa lagi?

"Kenapa ma?"

Pas buka pintu yang ada malah Ona yang natap Zidan dengan kaget, dia masuk setelah Zidan benerin bajunya yang kancingnya udah dia lepas, soalnya tadi Ona refleks narik kemejanya, dirapetin lagi. Sawan kayaknya itu cewek.

OTOT VS LEMAK [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang