Kini sudah jam 11 malam tapi lampu tak kunjung menyala. Mereka bertiga tiduran dilantai yang beralaskan kasur tipis, iya Langit, Ona dan Zidan."Ihh Langit gua ditengah!" Kesal Ona saat Langit hendak menyerobot.
"Gamau! Gua takut kalo dipinggir!" Langit mepet tidur ditengah-tengah dan mendorong Ona hingga kepinggir. Zidan tidak mengubris karena dia sudah memejamkan mata.
Ona Sudah memakai selimut juga memeluk Nono si boneka dino dengan erat, dia mau sekali marah-marah, tapi sekarang sudah malam dan ia sedang berada dirumah orang, ga baik jika berisik.
Ona akhirnya mengalah walau ia sedikit mendempetkan dirinya pada sang adik. Awas aja besok dia abis ona cakarin.
Sudah hampir setengah jam tapi ona masih belum bisa tidur, biasanya dia kebo-dimana saja bisa tidur. Tapi entah karena efek dirumah orang lain atau mati lampu ia jadi tidak bisa tidur, terlebih ia selalu terbayang sosok pocong sialan. Langit juga memunggunginya dan tidur berhadapam dengan Zidan. Ona khawatir adiknya belok gara-gara ditolak perempuan.
Zidan yang menyadari ona belum tidur bangkit dan pindah tidur kesebelah ona walau tidak kebagian alas. Ia sebenarnya hanya memejamkan mata saja, tapi tidak tidur.
"Tidur," bisik Zidan. Tentu ona dibuat kaget, ia langsung memejamkan mata erat tidak berani menoleh, takut pas nengok yang diliat bukan manusia.
Zidan yang paham akan ketakutan ona langsung meluruskan, "gua manusia na, tidur udah malem, ini gua jagain."
Ona perlahan noleh kebelakang dan dapat melihat wajah Zidan walau sedikit remang, karna emang hanya ada satu lampu minyak diatas meja.
Ia sadar lelaki itu tidur dilantai, bahkan kepalanya hanya beralaskan bantal. Mereka tanpa sadar saling berpandangan membuat jantung keduanya berdetak dua kali lebih cepat. Ona bahkan tidak sadar jika seharian ini dia menjaga jarak dengan zidan. Hanya karena mati lampu mereka menjadi lebih dekat kembali.
"Lo nanti sakit badan," lirih ona, lelaki itu hanya tersenyum, "nanti gua pindah, sekarang lo tidur dulu."
Zidan mengelus-elus kepala ona pelan agar gadis itu tertidur, dan benar saja ona langsung tidur dalam beberapa menit. Zidan mau marah pada gadis ini. Selalu ingin, tapi ia tidak bisa.
Zidan hanya marah dibelakang gadis ini, saat melihat dan bertemu ona, rasa kesalnya tiba-tiba hilang entah kemana. Ia tidak bisa marah pada gadis bepipi chubby ini.
Seperti pagi tadi, gadis ini menjauhi Zidan tapi disekolah ia malah berduaan dengan Gilang, saat dikantin juga ona langsung menghindarinya. Pulang sekolah dia pergi dengan gilang dihadapannya terang-terangan.
Zidan tau mereka tidak mempunyai hubungan. Tapi ona, gadis itu membuat zidan bingung, kadang dia terlihat menyukainya tapi juga kadang biasa saja.
Dia bahkan menghindarinya sejak dipancing soal tembak-menembak, membuat zidan semakin takut jika gadis itu benar-benar menjauh jika ia menyatakan perasaannya. Zidan semakin ragu.
Ia menatap gadis yang kini sudah tertidur lelap. Ia mendekatkan wajahnya kearah gadis itu, mengecup pelan pipi yang selalu terlihat menggemaskan ketika makan. Persetan dengan ucapannya yang tidak ingin menyentuh wanita!
Setelah melakukan hal yang menurutnya sangat gila itu, ia segera pindah ketempat nya semula. Memutuskan untuk tidur karena besok hari pertandingan nya.
***
Ona bangun pukul 5.30 pagi, ia membangunkan langit dan melihat zidan yang masih tertidur, ona masih mencerna apa kejadian semalam itu mimpi atau sungguhan. Bodo amat lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OTOT VS LEMAK [SELESAI]✓
FanfictionRiona itu suka rebahan dan makan sedangkan Zidan suka olahraga, sangat bertolak belakang. Tapi apakah rumah yang dekat, menjadikan mereka juga semakin dekat(?) Hubungan mereka semakin dekat sejak Bunda yang menyuruh Ona olahraga ditemani Zidan setia...