Aku pulang ga terlalu sore karena takut bunda sama ayah udah pulang, sepanjang jalan aku senyum-senyum kaya orang gila. Masih ga nyangka kalo sekarang aku udah punya pacar, dan pacarku Zidan.
Sampe depan pager aku langsung nyuruh dia pulang, karena dia mau kegym katanya bareng Theo dari sore sampe malem. Dia sempet minta izin tadi katanya boleh apa nggak, ya aku izinin lah, aku sempet bingung buat apa juga dia minta izin ke aku? Toh dia bebas ngelakuin hal yang udah dia biasa lakuin, aku ga mungkin larang-larang dia, ga enak aja akunya dan ngerasa dia bebas lakuin hal apapun sesuka dia tanpa perlu izin dari aku. Yang penting ngabarin.
Jadian aja belum ada sehari.
"Inget kataku tadi ya?" ucapku lagi padanya dan diangguki oleh lelaki itu, dia mengelus kepalaku sayang.
"Iya sayang, inget kok," ucapnya dan mencolek daguku. Kampret dia ngegodain aku!
Aku langsung masuk kerumah, mengingat ucapanku tadi dilapangan yang meminta sesuatu pada lelaki itu, merahasiakan hubungan kita disekolah.
"Zidan aku mau minta sesuatu boleh gak?"
"Apa? Bilang aja," jawabnya.
"Aku mau hubungan kita ga diumbar disekolah." Dengan penuh keyakinan kata itu terlontar dari mulutku. Zidan sempat menatap aku, dan aku melanjutkan kalimat berikutnya.
"Aku gamau kamu ngapel kekelas aku kayak pacarnya si Yola, tiap hari kekelas mulu, juga banyak yang ga pengen kita deket bahkan jadian waktu dikantin kemarin, aku belum siap." Aku inget Yola temen sekelas ku yang pacaran terus dikelas, bucin. Aku gamau kaya gitu. Mau biasa aja pacarannya kaya maurin, disekolah ya buat belajar dan main bareng temen, pacarannya jarang-jarang aja, jangan tiap hari berduaan terus, nempel terus kaya perangko.
Aku juga belum siap denger ocehan orang lain kalo tau aku pacaran sama Zidan. Bisa aja aku tutup kuping tapi masalahnya aku anaknya gampang kepikiran, sebentar lagi ulangan akhir sekolah. Ini ga bagus buat aku.
"Sekarang juga udah masuk minggu praktek, aku gamau kita keganggu gara-gara itu. Gapapa kan?" tanyaku takut, takut dia marah dan ga setuju.
"Gapapa kok, aku ngerti. Abis praktek selesai kita bisa pacaran kayak biasa. Kita backstreet dulu jadinya?" aku mengangguk. Syukurlah dia ngerti.
"Kita bisa pacaran dirumah kok, gampang," lanjutnya sambil terkekeh.
"Ngomongnya juga gua-lu lagi kalo disekolah. Ngomong-ngomong aneh ga sih kita tiba-tiba ngomong pake aku-kamu?" Aku sempet nyengir kearah dia, refleks aja dari tadi ngomongnya aku-kamu an.
"Ga aneh kok, malah keliatan lebih lucu ngomongnya," balas lelaki itu sambil ngambil teajus yang ada ditangan aku dan dia minum.
"Ditambah sayang oke juga," lanjutnya bikin aku langsung natap dia sinis. Dia terkekeh pelan dan lanjut makan.
"Coba panggil aku sayang," pinta Zidan, tentu langsung aku tolak lah. Malu!
"Gamau."
"Dih, coba dulu, aku mau denger. Penasaran dipanggil gitu."
"Bodo amat wlee."
***
Nadin yang baru pulang diantar Zidan tadi langsung masuk kedalam rumah, sudah beberapa kali Nadin ajak lelaki itu masuk dulu kedalam rumah tapi selalu ditolak, dengan alasan karena ayahnya tidak ada dirumah dan hanya ada dirinya sendiri, dia juga sibuk katanya jadi ga bisa main dulu.
Nadin memutuskan untuk menaruh tas dan berganti pakaian, ia mau makan ubi untuk siang ini karena sedang manjalani program diet. Sebagai anggota cheerleader tentu ia ingin terlihat ramping dan enak dilihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
OTOT VS LEMAK [SELESAI]✓
FanfictionRiona itu suka rebahan dan makan sedangkan Zidan suka olahraga, sangat bertolak belakang. Tapi apakah rumah yang dekat, menjadikan mereka juga semakin dekat(?) Hubungan mereka semakin dekat sejak Bunda yang menyuruh Ona olahraga ditemani Zidan setia...