Anda membaca ini?
Keep halal sister🤩***
"Yang ada lu yang bikin gua salting Ona," bisik Zidan pelan. Ona langsung sadar saat posisi mereka yang terlihat agak... Aneh—dengan Ona yang duduk diranjang sambil bersandar dan Zidan yang menahan tubuhnya dengan berpegangan pada kepala ranjang hingga tubuhnya sedikit condong kearah Ona.
Gadis itu segera menjauhkan mukanya saat Zidan semakin mendekat, tapi lelaki itu malah semakin mendekat membuat Ona panik. Nyesel sudah.
BRAKKK
Kedua remaja itu kaget saat mendengar suara jatuh dan Ona langsung bergegas mendorong agar Zidan sedikit menjauh dan membuka hordeng untuk melihat apa yang terjadi.
Mata Ona membola saat melihat Nadin terjatuh tak sadarkan diri dilantai. "Zidan tolongin!" Panik Ona sambil menepuk-nepuk bahu lelaki itu.
Gadis itu kaget sampai menutup mulutnya dengan kedua tangan, ia menyesal kenapa harus mencegah Zidan tadi, mungkin karena ulah egoisnya Nadin jadi begini. Kalau Zidan membantu dari tadi mungkin dia ga akan pingsan begini.
Zidan langsung menghampiri Nadin yang masih berada dilantai dengan temannya yang panik—memanggil-manggil nama Nadin agar sadar.
Dengan cekatan lelaki itu membopong Nadin naik keatas ranjang sebelah Ona, dan menyuruh putri memanggil anggota OSIS yang tersisa—karena beberapa jadi petugas upacara.
Ona turun dari ranjang dan menghampiri untuk melihat keadaan Nadin, wajahnya pucat.
"Lu kecapekan abis tanding kemarin ya?" Monolog Zidan sambil memegang dahi Nadin yang sedikit hangat. Tentu si empu yang diperhatikan merasa senang bukan main. Ia menahan senyum karena dia sedang pura-pura pingsan.
Iya, Nadin hanya pura-pura pingsan setelah mendengar percakapan Zidan dan Ona, ia harus bisa mengalihkan perhatian Zidan padanya. Entah apapun itu caranya.
Ona hanya melihatnya dalam diam saat Zidan menyingkirkan helaian rambut Nadin karena takut gerah, ia juga mengipasi Nadin dengan tangannya.
Ona bingung harus apa, ini OSIS kok lama banget si datengnya? Biasanya suka ada yang jaga UKS ini kenapa pada ilang ditelan paus?
"Zidan itu dasinya lepas aja, kasian susah nafas," ucap Ona saat melihat Nadin. Biasanya ia melihat orang pingsan itu gesper dan dasinya dikendorin.
Zidan sempet natap Ona dengan bingung. "Lu aja na," ucapnya dan mundur sedikit. Dia terlihat santai sekali, beda dengan Ona yang udah deg-degan liat orang pingsan kaya lagi liat orang sekarat.
"Takut."
Zidan maju lagi dan hendak melepaskan dasinya, tapi Ona langsung cegah lagi, otaknya ga bisa diajak lurus, negatif Mulu pikirannya.
"Eh jangan deh! Gua aja!" Baru Zidan ingin menjauhkan tangannya tapi Nadin segera menahannya dan pura-pura sadar.
"Zidan?" Gumamnya sambil membuka mata perlahan, Zidan membantu perempuan itu duduk saat dia mencoba duduk sendiri, tangannya tidak mau lepas dari Zidan.
Tak lama anak OSIS dan putri datang dengan membawa minyak kayu putih dan segelas teh hangat. Zidan segera membantu perempuan itu minum perlahan karena ia tak mau lepas. Ona hanya memperhatikan dan segera menjauh saat botol minyak kayu putih dibuka. Ia tidak suka.
"Putri tolong balurin minyak kayu putih nya," titah Zidan dan mencoba melepaskan tangannya dari Nadin. Setelah lepas ia segera menghampiri Ona yang melihat dari jauh.
Nadin kesal bukan main saat lagi-lagi Zidan menghampiri Ona. Percuma ia menahan sakit karena harus jatuh kelantai dan membuat kaki nya sedikit terbentur tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OTOT VS LEMAK [SELESAI]✓
FanfictionRiona itu suka rebahan dan makan sedangkan Zidan suka olahraga, sangat bertolak belakang. Tapi apakah rumah yang dekat, menjadikan mereka juga semakin dekat(?) Hubungan mereka semakin dekat sejak Bunda yang menyuruh Ona olahraga ditemani Zidan setia...