Warning: Sorry kalo ada typo karena ga dicek dulu. Part panjangan.
***
Melihat keadaan yang sudah tak terkendali, Zidan tentu sangat pusing. Dia hanya ingin menjaga jarak dulu sementara karena tidak ingin melukai Ona dengan kata-katanya. Terlebih saat mengetahui jika gadis itu sebenarnya sedang berselingkuh dibelakang nya. Iya Ona berselingkuh dibelakangnya.
Sisi buruk seorang Zidan adalah mudah emosi saat cemburu. Dia tidak bisa mengontrol itu, tolong di garis bawahi. Bahkan saat dulu adiknya lahir dia cemburu karena merasa mamanya terlalu fokus pada Killa hingga dia sering diabaikan. Jadilah dia marah sampai membanting pintu dengan kencang, mengurung diri seharian dan tidak mau makan. Padahal saat itu dirinya sudah besar, sudah SMP.
Dan kini dia tengah cemburu lagi, bahkan sering. Dia selalu marah saat melihat Ona dekat dengan Gilang. Sebelumnya dia merokok atau ngebut dijalan untuk meluapkan emosinya, sehingga dia tidak akan melakukan hal bodoh didepan Ona. Tapi untuk kali ini, bahkan semua itu tidak mempan.
Semua masalah dimulai dari praktek olahraga sialan itu, jika bukan untuk syarat kelulusan Zidan ingin sekali menghilangkan hari itu. Jika hari itu tidak ada mungkin semuanya akan baik-baik saja.
Zidan yang mulai mengerti jika Ona cemburu melihatnya dekat dengan Nadin, mulai menjaga jarak, dan berlaku sebiasa mungkin agar Nadin juga tidak merasa dijauhi.
Tapi melihat pengakuan Gilang kedepannya saat itu membuat Zidan marah bukan main. Dia mulai menyakiti Ona tanpa sadar.
Mata tajam itu menatap lurus kearah lapangan dimana kelas IPA sedang praktek. Dia menatap pacarnya tajam yang kini duduk diatas Gilang, memegangi kaki lelaki itu, pasangan praktek? Ia berusaha memaklumi karena itu mungkin memang pacarnya hanya sekedar membantu.
Tapi pikiran positifnya sudah hilang kali ini. Dia yang berada dilantai atas menggeram kesal saat melihat Gilang menyentuh-nyentuh pacarnya dan perempuan itu hanya diam. Bagaimana tidak kesal? Setelah praktek Gilang memijat-mijat pundak Ona dan membantu Ona berdiri, tapi dengan sengaja dia malah mencium kepala gadis itu.
Dia mulai turun kelantai dua untuk memantau mereka yang kini sudah pindah kepinggir lapangan, minum sebentar untuk melepas penat.
Dia mengeluarkan hapenya sebelum Gilang melakukan hal aneh lagi pada pacarnya. Mengiriminya beberapa pesan yang membuat gadis itu tersenyum senang. Zidan tersenyum tipis melihat raut wajah Ona.
Tapi senyumnya langsung luntur mendengar penuturan Ona yang terbilang cukup kencang. Hingga terdengar oleh Zidan.
"Maurin! Jangan dengerin Lang, kapan gua pacaran sama Zidan coba." Gadis itu seperti mengelak, dan tidak mau mengakui Zidan didepan Gilang. Dia bahkan menyenggol bahu Gilang dan sekarang malah berjalan kearah kantin berdua.
Tangan Zidan terkepal kuat menahan rasa cemburu, dia marah, dia kesal. Dengan cepat dia turun kelantai bawah. Membuntuti dua orang itu dengan mengendap-endap.
Tangannya mengepal melihat Gilang yang mengelus kepala pacarnya sambil tersenyum senang. Hei tidak ada yang boleh menyentuh kepala Ona selain Zidan dan keluarganya! Zidan tidak terima!
Terlebih sekarang mereka berjalan bergandengan tangan kearah lapangan lagi. Zidan menarik nafasnya pelan, menahan diri untuk tidak bertindak gegabah dengan memukul lelaki itu. Tapi emosinya tidak turun juga.
Dia harus pergi kebelakang untuk mengisap nikotin sebentar. Jika terus mengikuti mereka bisa-bisa dia hilang kendali dan membuat kerusuhan. Zidan percaya pada Riona, gadis itu tidak akan mendekati lelaki lain saat dirinya juga sedang berusaha menjaga jarak dengan perempuan lain, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
OTOT VS LEMAK [SELESAI]✓
FanfictionRiona itu suka rebahan dan makan sedangkan Zidan suka olahraga, sangat bertolak belakang. Tapi apakah rumah yang dekat, menjadikan mereka juga semakin dekat(?) Hubungan mereka semakin dekat sejak Bunda yang menyuruh Ona olahraga ditemani Zidan setia...