"Mas Taiga! Aku ingin itu!" ucap seroang gadis balita, tubuh mungilnya itu berjalan maju ke super market sedangkan tangan kirinya menunjuk permen yang ada di dalam mainan kodok.
Seorang pemuda berambut hitam lebam berumur 7 tahunan melihat yang di tunjuk adik perempuannya ini. Ia mengambil mainan kodok dengan di bawahnya ada permen warna-warni. Tangan kecil gadis itu yang tidak lain adalah Atma, ia ingin memegang permen itu. Atma kecil malah ingin mengemut mainan kodok itu dengan segera Taiga kecil melarangnya.
"Eh Atma! Nggak boleh diemut, itu bukan permen. Permennya masih ada di dalam." larangnya. Namun, Atma kecil masih tetap mengemutnya membuat Taiga kecil mendengus pasrah. Taiga kecil memberikan uang hijau senilai 20000 rupiah ke kasir Supermarket.
Taiga kecil menggandeng tangan Atma kecil menuju ke rumah. Jarak Supermarket dan rumah mereka berdua sedikit jauh jadi Taiga kecil berjalan sembari bersenandung dan menyanyi lagu anak-anak seusianya.
"Potong bebek angsa, angsa di kuali. Atma minta permen, Taiga yang beli. Jangan! Diemut! Jangan diemut! Kodoknya jangan diemut! Itu kotor Atma." nyanyi Taiga kecil sambil menjauhkan mainan kodok itu dari mulut kecil, Atma.
"Mau permen emut!" ucap Atma kecil masih polos. Langkah Taiga kecil berhenti dan mencoba membuka tutup permen itu yang nyatanya alot, susah buat dibuka.
"Yah! Mas Taiga nggak bisa." keluh Taiga kecil jujur. Atma kecil menatap wajah kakaknya yang tidak kalah imut. Mata cokelat Atma kecil mengerjapkan mata berkali-kali minta tolong ke Taiga kecil selaku kakaknya. Taiga kecil tersenyum manis memperlihatkan lesung pipi yang siapa saja melihat Taiga kecil bikin gemas.
Pemuda itu menggandeng Atma kecil menuju ke rumah cepat agar bisa membuka permen itu. Atma kecil masih belum bisa berbicara banyak dan herannya Atma kecil nama yang sering ia sebut adalah Mas Taiga. Karena Taiga kecil yang sering main dengan Atma kecil. Daniel kecil selalu aja berkelahi dengan saudara-saudaranya alias penguasa makanan. Fajar kecil yang masih duduk di kelas 5 SD hanya bisa mengalah ke adik kecilnya itu.
Daisuke kecil, anak yang paling bandel, sebenarnya bukan bandel bisa dibilang genius di usia anak-anak. Hanya saja Daisuke kecil tidak menunjukkan kepintarannya maka dari itu ia selalu di cap buruk. Sampai rumah, Atma kecil segera bermain di teras rumah dan berjalan kecil menuju ke kotak berisikan mainan yang ada di teras rumah.
"Atma! Kau disini dulu. Mas Taiga mau tolong bukain ini ke mama." kata Taiga kecil. Namun, Atma kecil sibuk mengacak-acak isi kotak berisikan mainan membuat kotak berukuran besar itu jatuh dan isinya keluar semua di lantai.
"Hahaha! Barbie!" ucap Atma kecil mengambil robot ultraman dengan sebutan barbie. Atma kecil sangatlah polos ia sering menyebut nama suatu benda yang tidak sesuai dengan nama asli. Seperti barusan, mainan ultraman disebut barbie.
Atma kecil lebih dulu berjalan di usia mau umur dua tahun lalu di umur tiga tahun, Atma kecil mulai menemukan kata-kata baru serta ia bisa menyebut huruf 'R' dengan jelas walau kadang baca 'L'. Di sisi lain, ada seseorang yang mengintai dari jarak jauh melihat ada seorang gadis balita tengah bermain seorang diri di teras rumah, tanpa pengawasan—tentunya.
Seulas senyum terukir jelas di sudut bibirnya, orang itu menoleh ke kanan-kiri memastikan kalau kampung ini sepi. Sinar matahari sudah tepat di atas kepala serta rasa panas membakar bumi. Orang itu mendekati Atma kecil yang asik bermain ultraman dan boneka doraemon.
Orang itu menyodorkan sebuah permen lolipop ke Atma kecil. "Mau ini?" tanyanya membuat gadis mungil tersebut menoleh melihat permen lolipop berukuran besar.
"Permen emut!" ucapnya tersenyum. Tangan mungil itu mengambil permen lolipop dari orang tidak di kenal tersebut. Ia menggendong Atma kecil yang asik menjilat permen lolipop masuk ke dalam mulut kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri dan Memori [SA] END✔️
Fantasy{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [Di Update: 16-03-2021] [THE END: 15-07-2021] [Status: TAMAT [Buku Kedua dari Sekolah Aneh: Misteri dan Memori]...