11. Suara Aneh, Foto dan Catatan

153 49 20
                                    

    Debu-debunya berhasil membuatku terbatuk-batuk sedangkan April sering bersin-bersin karena debunya. Aku membuka kardus yang berisikan kertas-kertas lama, menguning dan banyak sarang. Ku ambil beberapa lembar kertas itu dan Jesse mulai mendekat melihat lembaran yang ku pegang.

"Ini kertas-kertas soal ulangan "UTS" dua tahun yang lalu saat sekolah ini ada kekacauan, kejadian aneh." kata Jesse.

"Kejadian dua tahun lalu itu, seperti apa sih? Aku penasaran banget." tanyaku penasaran melirik sedikit ke Jesse.

"Setelah ulangan "UTS" semua murid senang banget selesai di hari-hari masa sulit. Terus ada jarak sekitar satu bulanan." kata Jesse mengangkat jari telunjuk ke atas, melirikku dengan seringai bak psycopat. Aku yang melihat itu langsung memukul kepala Jesse menggunakan kertas yang ku genggam.

"Jangan buat suasana tambah horor!" protes ku.

"Eh! Ini foto siapa?" tanya April menatap bingkai kecil di tangannya, mengamati foto itu lamat-lamat.

  Alvin segera menghampiri April, ikutan melihat begitupun Haku. Zulfa yang menjadi lampu dadakan menghentikan nyanyiannya dan mendekat di bingkai itu. Cahaya sudah kembali meredup, sebagian gudang yang tadi ada penerangan kini kembali gelap.

'Kekuatan Zulfa unik juga', batinku.

"Itu kan Dewi Trisna. Siswi satu kelasku." celetuk Haku. Membuat kami semua terkejut kecuali Jesse.

"Apa kau tahu dia? Haku?" tanya April  ke Haku.

"Iya, aku tahu dia, dan sempat mengobrol singkat. Dia cuman penasaran denganku karena aku dulu sering memakai jaket dan menutupi rambutku." jelas Haku.

"Kalau lebih jauh lagi, aku tidak tahu." katanya.

"Berarti dia beda kelas denganku. Aku dulu kelas 2-F. Dan pak ketua kelas 2-B." kata Jesse membuat kami para gadis terkejut mendengarnya.

"Tunggu! Jadi Haku, tahu semua hal tentang sekolah ini secara detail dan Jesse juga!" ucap Zulfa menunjuk kedua pemuda berambut merah dan abu-abu bergantian.

"Ya! Kami tahu semua!" ucap Jesse dan Haku kompak.

"Tetapi kami tidak tahu. Kejadian masalah murid yang hilang entah kemana dan juga mayat salah satu murid ditemukan tewas tanpa cacat sedikitpun." ucap Haku, diam sejenak. "Bahkan Judy, Rudy, Haru dan Yugo. Mereka berempat tidak tahu."

"Kalau rumor belakang sekolah ada jebakan ilusi? Mereka tahu sejak awal?" tanyaku dibalas anggukkan mantap.

"Itu sudah lama, dunia ilusi. Tetapi mereka semua yang pernah terjebak di dalam sana. Dunia itu indah seperti surga dan mereka tidak sadar kalau mereka menghilang selama tiga hari. Waktu itu tidak ada, berita tentang keburukan." jelas Jesse serius mengatakan ini.

  Jesse menceritakan semua kejadian sebelum rumor murid kutukan dan kejadian-kejadian aneh terjadi. Aku mendengarkan secara seksama, apa yang dikatakan oleh Jesse? Lalu ada jeda panjang sekali sekitar sepuluh bulan dan di bulan November—kejadian-kejadian mulai janggal. Ada kemunculan keanehan, para guru sudah memperingati murid-muridnya agar tidak mampir ke belakang sekolah saat jam pelajaran sudah selesai. Karena "dunia ilusi" akan beroperasi dan siapa saja yang iseng-iseng pergi kesana, baik sendirian atau berkelompok—mereka akan tetap terjebak ke dalam sana selama tiga hari.

  Namun, berbeda dari sebelum-sebelumnya yang hanya tiga hari, para murid itu akan muncul dari dunia ilusi. Kami berempat yang mendengar itu mulai serius.

"Murid-murid itu, menghilang se--" belum sempat Jesse menyelesaikan kalimatnya.

Krek! krek! kik!

Misteri dan Memori [SA] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang