Mas Taiga, Dewa dan Jesse langsung menyerang pemuda berkekuatan asap itu. Aku yang melihat mereka bertiga bertarung hanya bisa membuka mulut, tercengang. Aku sama sekali tidak pernah percaya bahwa Mas Taiga memiliki kekuatan. Atau jangan-jangan bayangan yang pernah muncul di benakku waktu itu, dimana gadis kecil yang di bawah oleh seseorang dan seorang pemuda kecil yang lari sambil berteriak.
"Atma!"
"Mas Taiga!"
Pemuda kecil yang ternyata adalah Mas Taiga di halang oleh beberapa orang agar ia tidak bisa menyelamatkanku. Air perlahan membendung di kelopak mataku, penglihatan-ku menjadi buram karena air mata perlahan turun lalu bayang-bayang yang selama ini selalu muncul di benakku, kembali terputar memunculkan dimana aku pernah di culik oleh seseorang dan ku samakan saat aku selesai berbelanja di super market. Dari dua kejadian tersebut, kejadian itu...terulang kembali.
Pemuda berasap tersebut mengeluarkan begitu banyak asap-asap dan membuat seperti labirin seperti tadi. Penglihatan-ku segera ku tutup dengan kedua tangan, menghalangi asap-asap itu agar tidak terkena mata secara langsung. Indra pendengaran ku sempat mendengar gumam mereka bertiga.
"Dia selalu saja membuat labirin asap!" protes Jesse kesal.
"Rencana apa lagi ini?" tanya Dewa dingin.
"Cara yang sama." ucap Mas Taiga dan seperti dugaanku sebelumnya Mas Taiga pernah bertemu dengan pemuda memiliki kekuatan ini.
Aku yang berdiri disini, sendirian. Berusaha untuk tidak berpindah tempat karena feelingku berkata untuk tidak bergerak. Jadi aku memilih untuk selalu was-was agar tahu, posisi Yada berada di mana? Pemuda bermata hijau tajam tersebut memang sangat menyebalkan sekali.
Tiba-tiba ada yang muncul dari atas yaitu asap berbentuk taring kecil tepat di atas kepalaku lalu benda-benda itu turun untuk menghujaniku. Aku yang melihat itu berusaha segera berlari melewati asap agar benda-benda tajam dari asap tersebut tidak mengenai-ku. Sialnya benda-benda seperti itu hanyalah fatamorgana di dalam asap. Jadi setiap gerakan langkah kakiku, pemuda bernetra hijau muncul di hadapanku dengan seringai senyuman mengerikan.
Langkah kakiku perlahan mundur agar menjauh darinya, ia tiba-tiba menghilang bersama asapnya membuatku menoleh ke seluruh sisi dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi.
"Dimana dia?! Dia muncul lalu menghilang!" tanyaku pada diri sendiri. Ekor mata ini masih mengawasi ke setiap sisi secara seksama dan hati terus menghitung agar Yada menunjukkan diri lagi, tidak pakai cara menghilangkan diri.
Pengecut!
Tanpa sepengetahuan diriku, ia datang begitu cepat menyerang ku. Air mata yang terus keluar kini bertambah deras, ia berhasil melukaiku dengan melukai pinggang ku. Rasa perih yang hebat, aku segera menutup luka yang ada di pinggang ini dan jatuh tersungkur. Rasa nyeri yang hebat dan melihat darah merembes ke aspal.
"Awh!" ringisku agar tidak menangis maupun berteriak kencang.
Aku mendongak melihat Yada yang benar-benar diselimuti oleh asap hitam, mata hijaunya yang tajam perlahan berubah menjadi merah mengingatkanku cerita Haru waktu itu. Pemuda berkacamata, Haru. Menceritakan kalau waktu insiden kelam yang berada di sekolah bahwa ada seorang pria yang datang saat orang-orang protes atas hilangnya anak-anak mereka, mata pria itu merah sama seperti pemuda berkekuatan asap ini.
Di tangannya juga ada pisau yang di pucuknya sudah kotor oleh darah. "Jika kau tidak mau ikut! Terpaksa aku harus mencuri kekuatanmu dengan kasar, rasa sakit yang luar biasa. Karena kekuatanmu sangat penting bagi kami dan juga tuan!" ucapnya dingin, seringai senyuman itu membuatku muak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri dan Memori [SA] END✔️
Fantasi{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [Di Update: 16-03-2021] [THE END: 15-07-2021] [Status: TAMAT [Buku Kedua dari Sekolah Aneh: Misteri dan Memori]...