46. Kekuatan Fian Xian Lu

119 36 5
                                    

Perhatian! ⚠
Di sini ada kata-kata kasar.
Terima kasih atas perhatiannya.
Happy reading.

****

  Kami semua menuju ke pasar karena kami berenam belas menjalankan misi melakukan kebaikan. Sebenarnya tanpa di suruh pun, kami tetap menjalankan, toh kita harus berbuat baik sama orang lain.

"Berhubung di pasar. Aku akan belanja beberapa bahan-bahan masakan." kata Niall mengukir senyuman manis.

"Loh, bukannya setiap hari di restoranmu ada pengiriman barang?" tanya Haru. Niall mengangguk mengiyakan.

"Iya. Tapi aku ingin sekali berbelanja." ucapnya.

"Kalau aku cari minuman segar terlebih dahulu. Ayo! Zulfa sama aku!" ajak April ke Zulfa dibalas anggukkan kecil.

"Atma! Ikut aku cari baso yuk! Mas laper!" ajak Mas Daniel sembari memegang perutnya. Aku hanya mengangguk mengiyakan, Yuli, Yugo, dan Fian Xian Lu ikut dengan kami berdua karena lapar.

"Kalau begitu yang lainnya bagaimana?" tanya Haku menatap sisa orang yang sama sekali tidak ada niatan berbelanja maupun kuliner.

"Kami keliling pasar aja seperti pak ketua." jawab Rudy dibalas anggukkan lainnya.

  Akhirnya kami semua berpisah ke tempat berbeda-beda. Pasar seperti biasa selalu ramai oleh orang-orang berlalu lalang dan pembeli. Begitu banyak ragam barang-barang yang di jual serta harga-harga obral. Terkadang harus berjalan berdesakkan melewati jalan yang sempit dan juga jalan yang terasa pengap. Toko-toko kecil terlihat sepi dan ada beberapa yang ramai. Aku mengikuti Mas Daniel berjalan membuntuti menuju warung baso yang ada di tengah-tengah pasar.

   Setelah lama berjalan melewati jalan yang sedikit becek, untungnya sandalku tidak terkena lumpur atau kakiku. Kalau kena rasanya tidak enak di pandang dan ingin sekali cuci kaki. Kami berlima duduk di bangku panjang lalu datang penjual baso itu menunggu pesanan.

"Baso lima dan teh?" ucap Mas Daniel sembari melihat yang lain bergantian.

"Aku es jeruk aja." kata Yuli.

"Aku teh hangat." kata Fian Xian Lu.

"Es teh aja." kata Yugo tersenyum.

"Jadi lima baso, es teh tiga, teh hangat satu dan es jeruk satu." koreksi penjual baso menyebut pesanan kami berlima. Kami membalas anggukkan.

  Sembari menunggu pesanan datang. Kami berlima asik mengobrol ringan sembari bercanda bareng dan tertawa.

"Selesai makan, kita jalan-jalan mengelilingi pasar yuk!" ajak Yuli tersenyum.

"Sip! Memang kita harus jalan-jalan ke pasar lihat-lihat barang." sahut Fian Xian Lu tersenyum membuat pemuda tersebut terlihat manis.

"Oh iya. Atma! Aku penasaran banget tentang kemarin malam. Kamu tiba-tiba pusing kepala setelah Pak Sam menyebut nama pemuda itu?" tanya Yuli membuka topik pembicaraan baru.

  Aku melihat mereka bertiga bergantian, raut wajah mereka terlihat penasaran begitu pun dengan Mas Daniel. Tidak lama kemudian pesanan kami berlima datang. Aroma baso yang lezat berhasil menggugah selera kami berlima dan perut ini tiba-tiba berbunyi. Aku tersenyum tipis dan berkata," nanti aja, aku cerita. Sekarang kita makan dulu." kataku.

    Kami berlima akhirnya memakan baso bersama, menikmati hidangan baso yang sangat lezat. Rasanya seperti baso pedagang kaki lima yang biasnya keliling ke desa-desa. Aku mengambil sambal sedikit karena rasanya kurang pedas saat ingin mengambil sambal sendokku dan sendok Fian Xian Lu bertabrakan membuat suara "Ting" dari sendok yang beradu.

Misteri dan Memori [SA] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang