55. Latihan Kekuatan 2

113 35 0
                                    

"Tidak apa-apa. Kalian tunjukkan saja kekuatan kalian sebenarnya untuk menyelamatkan Atma dariku! Karena aku juga, ingin menunjukkan sesuatu pada kalian semua." ucap Haku  serius.

     Mendengar ucapan Haku barusan membuatku merasa ada rasa yang tidak ku mengerti di dalam hatiku. Terutama ucapan "Karena aku juga, ingin menunjukkan sesuatu pada kalian semua" nada Haku pun serius dengan ucapannya. Apakah latihan kekuatan ini? Yang sama sekali tidak pernah murid 1-E lakukan sebelumnya akan berakibat kehancuran. Mengingat, kekuatan mereka semua kuat-kuat di sudut pandangku.

  Bahkan kekuatannya Yugo, Niall dan Yuli di sudut pandangku kekuatan mereka juga hebat. Hanya saja mereka belum menemukan kekuatan sebenarnya seperti perintah Haku barusan. Aku yang terkurung dalam taring es hanya bisa diam menonton, mendongak ujung-ujung lancip itu terlihat menyeramkan. Diriku benar-benar terkurung dalam kurungan es.

  Menoleh ke belakang, dahiku berkerut samar dan memerhatikan seseorang yang ada di balik pagar sekolah. Kedua matanya mengamati murid 1-E lalu arah pandangnya berhenti ke arahku, terkejut. Karena aku juga memerhatikan dirinya, merasa keberadaannya di ketahui. Orang tersebut berlari melarikan diri, aku yang tidak bisa lari bahkan keluar dari kurungan es ini hanya bisa memandang orang tersebut.

"Dasar penguntit!" komentarku nada kesal. Diam sejenak, di dalam pikiranku muncul bayangan dimana aku pernah mengejar seorang pemuda yang ku ciduk mengawasi dari jauh. Lalu bayangan tersebut menjadi abstrak antara dulu dan sekarang.

Mata ini terbelalak tidak percaya bahwa orang itu pernah ku kejar setelah penutupan sekolah. "Dia kembali!" ucapku berbalik badan melihat teman-teman sedang beradu kekuatan dengan Haku.

    Semuanya menyerang Haku bersamaan. Yuli mengatur strategi menggunakan kekuatan telepati mereka bahkan ada yang masuk ke dalam benakku. Yugo memberikan aba-aba ke Niall untuk memindahkan teman-teman menyerang dalam beberapa sisi menggunakan teleportasi. Haru menggunakan bayangannya untuk menipu lawan.

  Jesse menggunakan kekuatan api untuk menyerang Haku. Terlihat Haku begitu lincah menghalau serangan mereka semua menggunakan kekuatan esnya. Es-es keluar begitu saja bahkan serangan es pun keluar dari berapa sisi membuat mereka harus memiliki gerakan refleks yang bagus.

   Mataku ini bergerak melihat gerakkan gesit Haku yang cepat seperti petir dan bahkan bisa menghilang membuat siapa saja terkejut dan keheranan. "Mana Haku?" tanya Dimas menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak ada tanda-tanda keberadaan Haku.

"Jebakan Es!" seru Haku dan tepat di kaki Dimas muncul pola yang sama sepertiku. Dimas akhirnya terkurung di dalam sana sembari mengumpat.

  Mas Daniel berlari ke arahku untuk segera membebaskanku dari sini. Tiba-tiba Haku muncul di depan Mas Daniel sembari melayangkan tinjuan esnya tepat di perut Mas Daniel. Aku yang melihat itu terkejut menutup mulut dengan kedua tangan.

"Mas Daniel." gumamku pelan. Rasanya aku ingin menangis melihat Mas Daniel kena pukulan es dari Haku.

    Rudy berdiri di tengah lapangan, ia menghela nafas panjang lalu mengeluarkan suara merdunya. Suara Rudy memang terdengar indah dan merdu, juga menenangkan hati. Namun, rasa kantuk kini menyebar di seluruh lapangan sekolah. Beberapa dari mereka pun sudah jatuh tidur di lapangan akibat suara Rudy. Bahkan aku juga terkena efek kekuatan bahaya dari pemuda berkacamata tersebut.

  Aku mencoba untuk tidak tidur, menahan rasa kantuk ini lebih lama untuk melihat kali ini Haku akan melakukan apa dengan kekuatan Rudy? Mulutku sudah beberapa kali menguap dan mata ini rasanya tidak mampu untuk membuka mata. Namun, aku bersikeras untuk menahan walau tubuh ini perlahan melemah—tidak bisa mengimbangi tubuh sendiri untuk berdiri tegak. Mata sudah gelap terang, gelap terang ingin memejamkan mata. Lagi-lagi mulut menguap.

Misteri dan Memori [SA] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang