48. Gadis Aneh

117 36 1
                                    

Setelah selesai dengan kegiatan masing-masing berpatroli mengelilingi pasar. Aku, Mas Daniel, Yuli, Yugo dan Fian Xian Lu segera menuju ke tempat awal masuk ke dalam pasar. Selama mengelilingi pasar, aku dan lainnya hanya menyelamatkan satu orang demi kebaikan. Aku masih tidak percaya sama kekuatan Fian Xian Lu yang bisa dikatakan menyeramkan. Saat aku bertanya tentang kekuatannya.

  Fian Xian Lu hanya tersenyum sembari berkata," kekuatanku tidak terlalu penting. Jadi aku menyimpannya untuk diri sendiri."

  Kalimat yang sama seperti di kelas dulu. Setiap aku bertanya ke Fian Xian Lu dan Dimas, Fian Xian Lu selalu aja bilang bahwa kekuatannya tidak terlalu penting. Padahal saat aku lihat tadi, kekuatannya tidak bisa dipandang sebelah mata, kekuatan Fian Xian Lu meninggalkan tanda bulu emas di pergelangan tangan pria hidung belang.

   Sedangkan Dimas, aku sudah melihat dua kali kekuatan atau memang suaranya nyaring dan begitu sumbang sampai-sampai bisa menghancurkan barang berharga di sekitarnya. Gelombang suara memekik dari pita suara Dimas. Namun, aku belum mengerti secara jelas. Apakah kekuatan Dimas dari teriakan lengkingan yang memekik? Atau malah menuju ke arah lain yang sama sekali, tidak ku ketahui. Aku mengira kalau kekuatan misterius di kelas 1-E adalah Dewa.
 
   Nyatanya dugaan ku salah besar! Dewa bukan pemilik kekuatan misterius yang sama persis seperti sikap pendiam dan wajah selalu tertutup oleh poni panjangnya. Bahkan angin yang berhembus tidak membuat poni-poni tersebut terbang ke udara dan memperlihatkan warna mata serta matanya sipit atau bulat lebar.

Aku sangat penasaran banget sama sekretaris kelas, batinku.

   Tidak lama kemudian kedua langkah kami berhenti dan di sana sudah berkumpul di sini. Aku melihat Jesse dan Haku mendapatkan dalgona yang enak. Rasanya aku ingin sekali dalgona tersebut, kepala segera menggeleng pelan mencoba mengusir pikiran tersebut menjadi keinginan besar untuk membeli Dalgona.

"Niall? Dimana barang-barangmu?" tanya Mas Daniel ke Niall. Pemuda tersebut hanya tersenyum lebar menunjukkan gigi putihnya dan lesung pipi yang menggemaskan, minta di cubit.

"Barang-barangku sudah aku antar kan ke rumah dan restoran. Menggunakan teleportku seketika orang-orang menatap kami bertiga aneh serta berdecak kagum." kata Niall memandang sinar matahari sedikit redup karena tertutup awan.

April tersenyum dan berkata," enak ya, kalau memiliki kekuatan teleport langsung sampai ke tempat tujuan. Tidak perlu angkat-angkat." Dimas yang mendengar itu berkacak pinggang menatap Niall.

"Oi Niall! Kenapa tadi tidak kau coba pakai alat teleportmu saja? Tanpa menjinjing kresek sampai sini! Berat loh!" protes Dimas membuat kami semua tertawa terbahak-bahak. Yuli tersenyum manis.

"Bukannya kau tadi bilang biar tubuhmu membentuk sixpack." kata Yuli menggoda.

"Dan membuat para cewek jatuh hati padamu," sahutku nada menggoda, tersenyum menoleh ke Yuli," bukannya begitu, Yul."

  Pipi pemuda itu memerah saat aku dan Yuli menggodanya. Karena tadi Yugo mendengar suara Dimas begitu jelas dan terdengar berkeluh terus membawa belanjaan. Niall dan Rudy berusaha untuk menghibur Dimas agar tidak mudah berkeluh.

"Darimana kalian berdua tahu ha!" ucap Dimas tidak terima kalau aku dan Yuli mengetahui perkataan tadi yang jelas jarak kami berdua, jauh banget.

"Kita kan punya kunci pendengar handal!" celetuk Rudy merangkul bahu Yugo.

     Haku bertanya ke lainnya tentang berpatroli ke pasar. Rata-rata tidak ada yang meminta bantuan dan hanya sekadar melihat barang-barang. Mas Daniel menjelaskan apa yang terjadi tadi setelah memakan baso bahwa ada seorang wanita dalam bahaya. Aku, Yuli, Yugo dan Fian Xian Lu mengangguk mengiyakan.

Misteri dan Memori [SA] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang