47. Dalgona

118 37 2
                                    

Kedua gadis tengah berjalan menelusuri pasar sembari meminum minuman segar yang mereka berdua beli. Selama perjalanan, mereka mengobrol santai dan langkah mereka berhenti di depan penjual accecories dan peralatan make up.

"Aku mau beli sesuatu di sana! Mumpung di pasar." kata April dibalas angguk Zulfa.

   Tempat yang mereka mampir begitu banyak pembeli dan harus berdesakkan. Urusan berdesakkan di penjual accecories di sini sudah wajar karena barang di sini sangat murah. April dan Zulfa memilah ikat rambut yang cocok. Mata April melihat jepit-jepit yang berjajar rapi di dekatnya. Manik-manik di jepit tersebut sangat bagus dan berkilauan di mata April. Ia ingin membeli salah satu jepit.

   Namun, tangannya terhenti tidak jadi mengambil salah satu jepit yang terpajang tersebut. Zulfa mengerutkan kening melihat April tidak jadi mengambil salah satu jepit.

"Kenapa tidak jadi ambil jepitnya? Bu Ketua?" tanya Zulfa.

April tersenyum. "Tidak. Aku udah ada jepit di rumah. Aku rasa, aku tidak perlu membelinya." ucapnya mengukir senyuman manis melihat jepit misterius yang indah itu, tiba-tiba berada di dalam kamarnya.

"Jepitnya kan bisa di buat gantian biar bergaya." gurau Zulfa membuat April tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha, bisa saja." jawab April menjadi kalem kembali begitu pun Zulfa. Setelah berbelanja kebutuhan mereka berdua.

April dan Zulfa memilih ke tempat awal. Di dalam hati mereka berdua, mungkin teman-temannya sudah menunggunya. Di salah satu toko di pasar menyetel musik yang keras supaya suasana tidak sebegitu sepi. Lagu yang terputar di salah satu toko tersebut membuat beberapa helaian rambut Zulfa mengeluarkan cahaya tanpa diminta. Pandangan orang yang berlalu lalang mengalihkan pandang ke Zulfa dengan tatapan beraneka ragam.

     Zulfa sama sekali tidak menyadari bahwa rambutnya bersinar karena musik. April melihat cahaya terang di rambut Zulfa. "Zul, rambutmu bersinar?!" ucapnya membuat gadis berkacamata tersebut sedikit panik.

"Ya allah, Pril. Bagaimana ini?" tanya Zulfa sembari melihat sekitar. Semua orang memerhatikan dirinya dengan beraneka ragam tatapan yang tidak enak di hati. April menyeret Zulfa ke tempat sepi agar tidak menjadi sorotan mata berbeda-beda.

    Beberapa orang yang berlalu lalang langsung berbisik-bisik dan mengaitkan berita satu minggu lalu. Kalau ada gadis membuat kelima pemuda ketakutan dan turunkan di atas gedung menggunakan rambut panjang. Zulfa ingin sekali menangis mendengar bisik-bisik dan hinaan mereka yang menyayat hati Zulfa. April jadi teringat saat ia membeli "Tahu Kress" setelah selesai menyebarkan brosur sekolah di depan SMP Favorit. Di sana ada tiga gadis bad girl, penampilan mereka bertiga menor-menor.

April masih menyimpan perkataan mereka bertiga sampai sekarang, kalimat-kalimat hinaan itu masih tersimpan di otak April dan menjadi memori jangka panjang, yang bakal muncul kapan saja.

"Murid kutukan!"cibir salah satu gadis berambut keriting semir cokelat.

"Sekolah itu dengar-dengar mau di tutup 16 Desember. Terus sekolah itu juga punya kejadian suram sekaligus anak kutukan haha."kata gadis berambut pendek seperti Dora.

"Anak kutukan ternyata jelek-jelek mukanya. Yang cewek lihat lugu-lugu gitu apalagi cowoknya haha, jelek semua!"cibir gadis satunya sambil tertawa ngakak mengejek kami berdua.

  Saat itu April menahan untuk tidak meledakkan emosi sebab tidak mau menambah nilai keburukan SMA  Krias 04 menjadi-jadi setelah berita rumor tentang "Murid Kutukan". Yang sayangnya, berita rumor tersebut bisa membuat semua orang percaya. April dan Zulfa sudah menemukan tempat sepi dimana penjualan disini, hampir tidak ada serta di samping tempat mereka, di balik dinding roboh separuh. Ada sampah yang baunya sangat menyengat.

Misteri dan Memori [SA] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang