Teman-teman mulai berdatangan dan Zulfa menyambut hangat yang lainnya. Ibu Zulfa juga sangat senang melihat teman-teman Zulfa bisa datang ke rumah. Lalu Mas Daisuke menyalami Ibunya Zulfa seraya memperkenalkan diri layaknya memperkenalkan diri pada bos. Aku hanya menepuk jidat pelan melihat perilaku Mas Daisuke yang kebangetan disiplin dan sopan.
Kami duduk melingkar dan di depan kami semua sudah banyak makanan seperti kue hari raya. April, Yuli dan aku merasa tidak enak di suguhkan banyak makanan seperti ini. April tertawa kecil merasa tidak enak melihat banyak makanan di depannya sedangkan para pemuda yang lain udah mencomot beberapa jajanan.
"Jadi merepotkan kalau gini." ucap April.
"Makan aja itu, makanan. Kemarin banyak rezeki terus Zulfa ngomong kalau teman-temannya bakal datang." sahut Ibu Zulfa tersenyum.
"Bu ketua! Coba makan rengginang ini! Mumpung ada. Biasanya ada di hari raya doang." kata Dimas yang udah makan dua rengginang sekaligus, tangan kanan-kiri secara bersamaan. Sedangkan aku yang melihatnya hanya bisa melongo.
"Atma! Makan wafer nomor satu ini." kata Fian Xian Lu langsung memasukkan wafer vanilla masuk ke dalam mulutku, membuatku terkejut dan menatap tajam ke Fian Xian Lu yang kebetulan duduk di sampingku.
"Kkkkk a nguni kamm get!" ucapku terdengar tidak jelas seraya menepuk-nepuk bahu pemuda itu kesal. Sedangkan yang lainnya tertawa terbahak-bahak.
"Atma dan pemuda itu? Ah siapa ya namanya?" kata Ibu Zulfa membuat feelingku udah merasa ada sesuatu yang tidak enak seraya mengunyah habis wafer di mulutku, habis tidak tersisa.
"Fian Xian Lu, bu. Fian!" jawab Zulfa tersenyum membenarkan kacamata.
"Nah iya, Fian. Baru ingat! Fian udah jadian ya sama Atma! Karena suka banget jailin Atma." ucap Ibu Zulfa membuat kami berdua segera membenarkan tuduhan yang bakal membuat tanda "bahaya" untuk kedepannya.
"Ehmm, bu-bukan bu, saya sama Fian cuman berteman tidak lebih dari itu," ucapku tersenyum dibalas anggukan Fian Xian Lu, "yang dikatakan sama Atma. Benar bu, kami berdua hanya berteman."
"Oh, ibu mau tahu. Zulfa kalau di sekolah, dekat sama siapa?" tanya Ibu Zulfa membuat kami semua, berenam belas terdiam sejenak dan saling beradu tatap muka.
'Pertanyaan ibunya Zulfa, horor banget?'
"Zulfa, dekat sama semuanya kok, bu. Apalagi pas bayar kas. Zulfa anak yang sangat baik dan penyayang, tidak akan membiarkan utang-utang kelas bertambah semakin banyak. Zulfa dekat dengan semuanya karena semuanya, cantik dan tampan seperti Jesse ini." jawab Jesse panjang lebar dengan pedenya bicara seperti itu, membuat kami semua yang mendengarkan ini, tertawa dengan selera humor cetek seperti ini.
"Duh, perut gue jadi sakit dengar lelucon aneh ini." komentar Dimas tertawa ngakak memegangi perutnya.
Haru menutup mulut memandang Jesse tidak terkejut. "Aku tidak percaya! Selama ini, Jesse adalah-"
"Eh eh, awakmu ojok due pikiran aneh-aneh loh mengartikan kata cantik! (Eh eh, kamu jangan mempunyai pikiran aneh-aneh loh mengartikan kata cantik!)" ucap Jesse menunjuk Haru, tatapan tajam.
Ibu Zulfa menyuruh kami semua setelah makan sepuasnya boleh keluar rumah untuk menikmati pemandangan. Supaya tidak merasa bosan di dalam rumah, kami semua mengangguk mengiyakan. Aku merasa senang bisa keluar setelah makan makanan ringan ini karena rencanaku ingin sekali menikmati pemandangan sawah di depan rumah Zulfa.
Setelah puas menikmati hidangan ringan ini. Mereka anak laki-laki bergegas keluar seraya berbincang-bincang sedikit lalu di susul oleh para gadis di belakang. Aku melihat Mas Daisuke di belakang, ia sedari tadi tidak banyak bicara. Ya, karena memang Mas Daisuke jarang bicara sekali bicara, serius banget. 12:12 sama dengan Dewa, tidak jauh beda sifatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri dan Memori [SA] END✔️
Fantasía{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [Di Update: 16-03-2021] [THE END: 15-07-2021] [Status: TAMAT [Buku Kedua dari Sekolah Aneh: Misteri dan Memori]...