03. Pertunjukkan yang bagus

163 49 45
                                    

Taman yang sangat ramai, penuh dengan cahaya-cahaya lampu memberikan cahaya terang. Aku melihat begitu banyak orang berfoto ria di bawah lampu rantai. Begitu banyak jenis makanan di sini juga, sedari tadi aku berjalan sama Mas Taiga sembari menoleh ke kanan-kiri mencari keberadaan teman-temanku. Sayangnya, aku sama sekali belum menemukan salah satu dari mereka dan hanya Fian Xian Lu saja. Itu pun hanya sebentar.

Ingin tanya ada teman-teman lainnya, ia keburu pergi terburu-buru. Pendengaran ku menangkap suara tepuk tangan meriah dari arah kiri.

Prok! Prok! Prok!

Segera aku melihat ada segerombolan kecil orang-orang seperti menonton sulap. Ku tarik ujung baju Mas Taiga, "ada apa? Putri tidur?" tanyanya.

"Aku mau kesana?" ucapku menunjuk segerombolan orang-orang itu. Mata Mas Taiga menyipit, "buat apa? Nonton sirkus? Harus beli tiket dulu lah." kata Mas Taiga. Tanganku yang masih di ujung bajunya segera mencubit pinggangnya membuat Mas Taiga harus menahan untuk tidak berteriak.

Ia merintih kesakitan dan melepaskan tanganku dari pinggangnya. Aku melipat kedua tangan di dada. Mas Taiga mengelus sedikit bekas cubitan ku. "Sakit banget. Rasanya panas." komentarnya.

"Biarin. Candaannya tidak lucu." cibirku.

Mas Taiga menghela nafas dan mengikuti ku dari belakang. Aku segera datang ke segerombolan orang-orang tengah melihat suatu pertunjukkan kecil. Sampai di depan sendiri, mataku membulat sempurna dan tersenyum melihat kalau Niall sedang menunjukkan sulap. Pemuda blonde tersebut menyuruh semua orang melihat tangannya yang tertutup oleh kain merah.

"Bukannya itu? Temanmu ya? Yang sering bilang, 'aku akan melempar mu ke tata surya?' " ucap Mas Taiga sembari menirukan suara Niall. Aku menyenggol lengan pemuda berambut pirang yang dari tadi nggak bisa diam.

"Dia namanya Niall Avery, Mas." ucapku memberitahunya. Pemuda itu mengangguk mengiyakan. "Oh anak Nasa." sahutnya membuat ku menepuk jidat.

Astaga! Kalau menciptakan nama orang. Pintar banget sih, kasihan orang tuanya.

  Niall tersenyum mengembang ke orang-orang yang menontonnya. Ia menyuruh semua orang untuk meramalkan mantra sihir. "Mantra nya. Keluar lah burung imut! Tiga kali lalu pose tangan dua jari!" ucap Niall dan semua orang menuruti apa yang di perintahkan oleh Niall sebagai pesulap.

Kami semua menirukan mantra sihir lalu di akhir pose dua jari. Niall segera membuka kain merah dan keluar lah burung merpati di sana. Semua orang yang melihatnya tepuk tangan. Tidak lama kemudian keluarlah dua orang pemuda dari belakang Niall.

Kedua pemuda itu membentak Niall untuk pergi dari sini. Semua orang yang melihat itu terkejut dan takut. Salah satu dari mereka ingin sekali merelai. Namun, salah satu dari pemuda bertopeng mengeluarkan api dari tangan yang tertutup oleh pakaian berukuran besar.

"Jangan coba-coba dari kalian mendekat!" ucapnya lantang.

Mas Taiga yang melihat itu ingin sekali menghentikan semua ini. Tanganku segera mencekal tangannya untuk tidak terlibat urusan mereka. Karena aku tahu, siapa pemuda yang mengeluarkan api itu.

"Hei pesulap jalanan! Kau tidak pantas berada disini!" ucap pemuda bertopeng dengan lantang.

Niall berjalan mundur, raut wajahnya menjadi sedih. Burung merpati nya berada di bahu pemuda itu. "Ta-tapi aku harus bekerja disini. Aku ingin melihat anak kecil yang berkumpul di sini, merasa senang. Dengan sulap ku." kata Niall jujur.

"Heh? Wah? Alasan macam apa itu! Mana aku peduli dengan itu ha!" ucap pemuda itu lagi, kali ini membuat semua orang yang menonton. Merasa emosi mendengar ucapan pemuda tersebut.

Misteri dan Memori [SA] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang