86. Kekuatan Atma Bangkit

143 45 9
                                    

"AKHIRI SEMUA INI PENIRU!" teriak lantang pemuda ninja itu.

"Apa peniru?!" tanya Haku balik mengerutkan kening.

  Suasana menjadi hening mendengar pemuda misterius memakai ninja itu berteriak lantang, pemuda di hadapannya sebagai peniru. Yada tertawa terbahak-bahak bak orang gila mendengar lelucon itu.

"HAHAHAHA! Peniru? Siapa yang bilang peniru. Kau lah yang peniru!" ucap Yada menatap pemuda ninja tersebut dengan tatapan tajam hijaunya, ia menyerang pemuda yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Fian Xian Lu segera menarik pemuda ninja menggunakan rantai lalu di seretnya tepat di depannya. "Maafkan aku yang melakukan cara kasar!" ucapnya meminta maaf.

"Nggak apa-apa, makasih." ucapnya singkat memegangi beberapa luka yang ada di dalam tubuhnya. April menatap khawatir dengan luka-luka yang ada di pemuda tersebut dan Dewa yang berada di sana, terbatuk-batuk.

"Ada apa yang sebenarnya terjadi?" tanya April melihat Niall sudah ambruk tidak sadarkan diri di sana. Ia menatap monster di hadapannya yang membuat teman-teman harus menerima penderitaan yang pahit.

Jesse yang sudah kehabisan kesabaran ingin rasanya menghajar habis-habisan orang itu. Namun, sadar pikiran harus tetap dingin dan tidak boleh panas agar semua berjalan baik-baik saja. Haku mengatakan kalau Yada berhasil meresap energi kekuatan pada orang-orang di sekitarnya.

"Cerdik." kata Haku.

Seulas senyum terukir jelas di wajah Yada mendengar ucapan pemuda berambut sedikit panjang keabu-abuan memiliki lensa ungu yang jarang sekali, terlihat ke kalangan orang-orang biasa bahkan orang yang memiliki kekuatan pun. Jarang memiliki mata berwarna ungu.

"Tidak ku sangka, ada yang mirip sekali dengan Atma. Dengar kalian! Dimana kalian menyembunyikan Atma?!" ucapnya membentak dan menyiapkan begitu banyak tangan-tangan asap di belakang punggungnya.

Duar!  Duar!

Langit semakin menghitam dan petir serta guntur tidak henti-hentinya bersuara membuat kaget. Tatapan mereka berenam menatap kebencian ke Yada, pemuda ninja yang belum membuka suara ikut menyerang monster di hadapannya. Mereka berenam melawan Yada dengan semampu kekuatan mereka. Pertarungan antar kekuatan tidak bisa dihindari dengan mudah.

Haku menciptakan katana menggunakan kekuatan esnya begitupun April. Kedua remaja tersebut sangat kompak dalam bertarung. Yada begitu cepat menghindari serangan mereka dan melawan menggunakan kekuatan asap. Seulas senyum terukir jelas di bibirnya. Ia kembali menciptakan labirin asap.

Wuss!

Membuat semuanya menjadi minim pandangan dan melihat asap abu-abu sangat tebal. Dewa yang masih menahan rasa sakit di deritanya juga terjebak oleh asap labirin. Mereka yang terjebak di labirin asap tidak akan bergerak sedikit pun, karena jika bergerak sedikit saja maka Yada akan menyerang tanpa ampun sampai tertangkap dan mati.

Jesse mendengus sebal harus terkurung lagi di labirin asap, tidak berguna. "Benar kata, Mas Fajar. Ia adalah musuh yang rumit." kesalnya dengan tatapan yang selalu was-was jika ada orang menyerang tiba-tiba.

  April juga sama seperti Jesse, berdiri diam di posisinya dengan menyiapkan beberapa gambar di genggamannya. "Huh, kapan ini bisa berakhir?" katanya.

Di sisi lain dimana pemuda ninja dan Haku berdiri beriringan, mereka berdua tengah fokus dengan pertahanan. Siapa tahu? Pemuda itu akan melakukan kecurangan. Haku melirik ke pemuda ninja tersebut, ia merasa tidak ada niat jahat dalam diri pemuda ini. Keduanya di landa keheningan, tidak ada pembicaraan sama sekali. Asap labirin di sekitar mereka seolah ingin mereka bergerak beberapa langkah dari posisi. Haku bisa melihat secara jelas pergerakkan aneh labirin ini.

Misteri dan Memori [SA] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang