24. Serangan Orang Asing

132 38 18
                                    

"Pria bermata merah?" tanya Dimas mengerutkan kening.

"Dia sepertinya penyebab semua ini." kata Fian Xian Lu.

   Yugo menyuruh semuanya untuk bersembunyi ke tempat aman. Tanganku di tarik oleh Alvin masuk ke dalam salah satu kelas yang pintunya tidak terkunci. Sedangkan yang lainnya bersembunyi di tempat lain. Alvin menutup pintu dan sedikit terbuka buat mengintip, aku mengintip di balik jendela, berjongkok melihat apa yang sebenarnya terjadi. Pandangku menangkap dua orang, satu wanita dewasa dan satunya seorang gadis bertubuh pendek—mereka memakai jaket bertudung, hitam. Sama persis dengan gadis yang aku lihat di dunia ilusi.

   Samar-samar aku mendengar suara pembicaraan mereka berdua, "anak pintar! Kau berhasil mengeluarkan ke atan mu, a." ucap wanita itu tidak terlalu jelas di pendengaranku. Ekor mata mengintai mereka berdua yang berjalan santai tanpa memerhatikan sekitarnya.

"Mereka siapa?" tanyaku membisik.

"Mereka pasti..." ucap Alvin terhenti dan menyuruhku untuk keluar lalu yang lainnya ikut keluar dari tempat persembunyiannya.

"Yugo, apa kau mendengar pembicaraannya secara detail?" tanyaku ke pemuda bermimik wajah lugu. Mengangguk, mengiyakan.

"Iya. Dan..." balasnya dan menatapku kebingungan. Aku yang mendapatkan tatapan tidak biasa dari Yugo, mengerutkan kening.

"Ada apa?"

"Darimana kau bisa tahu?" tanyanya balik. Membuatku gelagapan dan tidak tahu harus menjawab pertanyaan Yugo. Aku menggaruk tengkuk belakang tidak gatal, "aku tidak sengaja, mendengarkan percakapan mereka, sedikit. Samar-samar." balasku apa adanya. Dibalas anggukkan Yugo.

"Oh, aku kira. Kau udah punya kekuatan." kata Yugo membuatku kaget mendengar itu.

'Yugo, kamu benar. Aku sebenarnya memiliki kekuatan tetapi aku sendiri, tidak tahu. Kekuatanku itu apa? Aku harus memulihkan memori lama yang terjadi padaku sendiri. Nanti, kekuatanku perlahan bangkit.' batinku sesekali melirik Yugo.

Kami mengikuti kedua orang tersebut dari belakang sembari mengamati gerak-gerik mereka. Ketika dua perempuan itu berhenti, kami juga ikutan berhenti.

"Kalian semua! Mundur!" lantang Yugo. Namun, terlambat—semuanya terjebak dalam jaring berukuran besar dan Yugo berhasil selamat.

  Aku berusaha untuk melepaskan jaring ini tetapi tidak bisa lalu wanita di depan kami berbalik badan, tersenyum sumringah menunjukkan deretan gigi rata dan bibir merah merona. Gadis kecil bersamanya hanya memandang kami, datar.

"Wah, aku tidak menyangka kalau disini ada yang berani menguntit ku dari belakang." kata wanita itu melepaskan tudung yang menutupi rambut panjang indah, warna cokelat. 
Kedua matanya mendongak ke atas, aku juga ikut mendongak ke atas melihat ada tiga orang lagi di lantai tiga.

  Alvin menyuruh semua segera melepaskan jaring besar ini. Sedangkan Yugo berdiri di depan kami semua. Aku menoleh ke kiri dimana ada Fian Xian Lu, akan tetapi pemuda itu tidak ada. Jaring pun sudah terlepas dari tubuh kami.

"Loh, mana Fian Xian Lu?" tanyaku. Yang lain juga menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Aku yang ada di sebelahnya pun tidak menyadari kalau Fian Xian Lu, tidak ada." kata Dimas.

"Anak manis. Serang mereka ya? Nanti tante bakal kasih kamu es krim yang lezat." ucap wanita itu ke gadis kecil tersebut. Gadis itu hanya mengangguk dan menyerang kami semua dengan kekuatan angin.

   Angin berhembus kencang dan membuat kami semua terpental jauh ke belakang. Punggung serta sikut lengan terasa sakit akibat tergesek oleh lantai. Lalu muncul suara lengkingan menyakitkan, aku segera menutup telinga menahan rasa nyeri yang menjalar.

Misteri dan Memori [SA] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang