||BAGIAN SATU||

94.3K 7.4K 661
                                    

Budayakan vote Sebelum baca!

-

Happy reading!

-

  Setelah perdebatan tadi di luar kamar Marsya. Kini empat orang ini sedang ada di meja makan. Sambil sesekali tertawa karna tingkah nya masing-masing.

  "Pa, janji ya! Tentang blackcard tadi!". Ujar Marsya dan langsung minum susu.

  "Iya, pulang sekolah. Kamu langsung ke ruangan kerja papa. Ambil satu blackcard papa di laci." Jawab nya santai membuat Aras berhenti mengunyah.

  "Papa ngasih pinjem blackcard ke si curut?" Tanya nya sambil menunjuk ke arah kembaranya. Membuat Marsya langsung memutar bola matanya malas. Pasti Abang nya cemburu!

  Anang menggangguk. "Iya, emang kenapa sih? Masalah buat kamu?!". Jawabnya Anang.

  "Papa apaan deh! Gak adil banget, aras kok gak di kasih pinjem blackcard papa?" Aras tidak terima jika adek kembaran nya bisa poya-poya dengan uang banyak sedangkan dirinya tidak,

  "Aras sayang ku! Diem ya sungut nya." Timbal Rere yang terganggu saat sedang memakan sarapannya.

  "Aras pokonya mau juga minjem!". Kekeh aras dengan muka cemberut membuat Marsya ingin muntah dengan sikap kembaranya.

  "Yauda, pake berdua aja! Nanti malem kembaliin ke papa lagi!". Jawab santai Anang. Bukan pelit, tapi Anang menerapkan bahwa kedua anaknya boleh meminjam blackcard hanya sesekali saja. Karna kedua anaknya boros! Tidak pernah hemat. Lagian, mereka masing-masing sudah mempunyai kartu ATM atas nama miliknya,

  Aras yang mendengar ucapan papanya. Langsung berbinar dan menatap adik kembarnya sambil mengode. Marsya yang di kode seperti itu pun hanya ikut tersenyum dan mengangguk pelan.

  "Mama, mau masak cumi-cumi saus tiram ah nanti sore!" Ujar Rere tiba-tiba membuat kedua anaknya tersedak.

Uhukk uhukk

  Buru- buru Rere menyodorkan air minum pada kedua anaknya. "Pelan-pelan makanya." Ucapnya sambil khawatir.

  "Mama jangan masak itu dong ma! Yang lain aja!". Bantah Aras membuat kembaranya mengangguk.

  "Lho, kenapa kalian ngatur? Pokonya mama mau masak cumi-cumi sama kangkung! Valid no debat!". Kekehnya pada pendirian sendiri.

  Aras dan Marsya saling bertatapan dan meneguk salivannya secara kasar.

  "Yauda deh! Kami si tampan dan si cantik, mau sekolah dulu!" Ujar Marsya sambil bangkit dari duduknya di ikuti oleh Aras, kembaranya.

  Anang dan Rere ikut berdiri. "Hati-hati! Kalo ada janda buang aja! Mama takut papa nikahin tu janda." Saran Rere membuat kedua anaknya menggelangkan kepala. Jengah, dengan isi otak orangtuanya.

  "Kalo ada duda juga buang aja! Papa takut mama di nikahin sama dia." Balasnya Anang membuat Rere menatap sinis. Tidak mau meladeni orangtuanya. Mereka berdua langsung menggendong tasnya masing-masing lalu bersalim dan pamit.

KELSYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang