||BAGIAN LIMA TUJUH||

27.6K 1.8K 1K
                                    


Tandai jika ada kesalahan dalam penulisan akan author perbaiki saat revisi ulang

MAAF LAMA UPP BARU SELESAI NGEBERESIN REMEDIAL SEMESTER 1, MAKLUM AKU GAK PINTER SAA RAJIN BELAJAR JADI HARUS DI MAKLUMI YAH

selamat membaca and enjoy yah

-

Satu bulan terlewatkan. Dimana Marsya sekarang sudah menginjak usia kandungan bulan ke delapan. Mereka pindah ke mansion Anang hingga Marsya lahiran nanti.

Ia sekarang selalu merasakan lebih pegal, sakit punggung lebih parah, susah berdiri, dan cepat kecapean. Rere tak panik karna hal itu terbiasa di lalui oleh ibu hamil. Khususnya ibu hamil muda. Ia hanya khawatir pada anak perempuannya yang masih muda. Bahkan saat Rere hamil Marsya dan Aras Ia mengalami hal serupa seperti yang sekarang Marsya sedang alami.

Kelvin yang sudah tau bahwa kandungan Marsya sudah menginjak bulan ke delapan pun harus lebih was-was, berjaga-jaga. Bahkan ia tidak boleh lagi meminta jatah pada istrinya. Itu di karenakan karna Marsya sangat harus menjaga tubuh nya dan kesehatannya demi calon anak mereka. Kelvin melihat istrinya yang sangat perihatin.

Kelvin sekarang lebih posesive, apapun dan hal kecil apapun yang di lakukan Marsya Ia melarangnya keras. Bahkan Kelvin mengambil cuti sampai Marsya lahiran. Ia menyerahkan semua pekerjaannya pada sketarisnya.

Bangun susah, berbalik salah, menangkup saat tidur tidak bisa, bahkan Marsya sering menangis karna posisi tidurnya tidak nyaman, ia juga jarang bisa tidur nyenyak karena bawaan bayinya, kadang juga tubuhnya panas merasakan gerah dan berat di area perutnya.

Marsya yang sekarang selalu banyak mengadu, merengek, gelisah dan cengeng. Ia juga menjadi pendiam dan jarang bicara karna bawaan bayinya yang selalu tiba-tiba badmood dan kesal.

Seperti sekarang. Mereka sedang berkumpul di ruang tamu. Ada Bimo, Anang, Rere, Ervan, Sarip yang kebetulan berkunjung untuk melihat keadaan Marsya dan Kelvin.

Marsya duduk di samping Kelvin dengan tangan Kelvin yang terus mengelus perut besar Marsya. Sementara Marsya memainkan ponselnya dengan fokus.

"Awshh sayang dede nendang," kaget Marsya sambil meringgis, dua bayi di dalam perutnya menendang sangat keras membuatnya meringgis sakit.

Mendengar itu membuat yang lainnya yang sedang mengobrol langsung melirik ke arahnya dengan tersenyum. Begitu pun juga Kelvin.

"Jangan keras-keras sayang, kasian mamah kalian," tegur Kelvin pada perut buncit Marsya sambil terus mengelus perut Marsya. Dan mengecupi perut Marsya lalu mengecup sebelah pipi Marsya.

"Dih," cibir Ervan dengan wajah datarnya seketika Bimo langsung menatapnya. "Iri? Bilang babi," bela Bimo pada Kelvin.

"Aneh," heran Ervan lalu memainkan ponselnya lagi.

"Kapan kamu hamilin anak orang Van? Papa gak sabar mau gendong cucu," celetuk Sarip pada anaknya, membuat sang empu langsung menatapnya malas.

"Ngaco," jawab Ervan dengan malas lalu melihat lagi-lagi fokus ke arah ponselnya.

Marsya meletakan ponselnya di sofa. Lalu menatap ke arah Kelvin dengan tatapan serius. "Sayang aku gendutan yah?" tanya Marsya pada Kelvin yang langsung menatapnya dengan pandangan tak habis pikir.

KELSYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang