||BAGIAN DUA PULUH DELAPAN||

30.9K 3.4K 2K
                                    

SEBELUM BACA USAHAKAN VOTE DULU🌟

Tandai jika ada kesalahan dalam penulisan. Akan author perbaiki langsung,

Happy reading🐰
-

  Marsya terbangun dari tidurnya. Dirinya, menggeliat dan mengucek mata nya. Saat melihat ke arah jam, Ternyata Sekarang sudah sore.

Marsya melirik ke arah samping. Yang mendapati Kelvin sedang tidur pulas, dirinya langsung bangkit dari ranjang. membawa tas dan ponsel miliknya. Hingga, keluar kamar rawat Kelvin.

"Loh Marsya. Kenapa keluar? Kelvin nya udah bangun?" Tanya Arini saat sedang duduk bersama Ardi. Langsung berdiri, Remaja-remaja yang tadi sempat berada di rumah sakit sudah pulang. Karna, sudah sore,

Marsya menggaruk kepalanya sambil tersenyum. "Belum. Marsya mau pulang ke rumah paman dulu. Mau mandi," ujar Marsya. Sarip dan Ervan sudah tidak tinggal lagi di mansion keluarganya. Mereka membeli mansion baru, yang jaraknya lumayan jauh dari mansion milik keluarga Marsya.

  "Yauda. Nanti ke sini lagi. Tante takut Kelvin nyariin kamu," ucap Arini. Membuat Marsya mengangguk. Tapi, matanya melirik ke arah Ardi yang dari tadi memandang dirinya datar.

  "Om! Om, punya masalah sama saya?" Tanya Marsya sambil maju ke arah Ardi.

  Ardi menggelang kepala. "Enggak! Saya gak ada masalah sama kamu!" Ujar Ardi datar lagi. Membuat Marsya mengerutkan keningnya,

  "Alah! Om, gak suka kan sama saya? Bilang aja deh!" Sewot Marsya. Membuat Arini terseyum jahil. Biarkan saja suaminya tau, sikap calon menantunya. Yang sangat tengil, bikin orang darah tinggi, Dan bikin orang lain stress! 

  "Saya gak ada urusan sama bocil kaya kamu!" Ketus Ardi membuat Marsya semakin yakin. Bahwa pria yang ada di depannya itu sedang menaruh dendam ke padanya.

  "Saya juga gak ada urusan sama bapak-bapak kek anda! Masih gantengan Anang dari pada anda! Byeee," ucap Marsya sambil pamit. Dan meninggalkan Arini dan Ardi berdua.

  Arini menahan tawanya karna kelakuan Marsya. Apa katanya tadi? Gantengan Anang? Haha Marsya selalu jujur!

  "Sayang, Anang tu siapa sih!" Bingung Ardi. "Anang itu papa nya Marsya." Jawab Arini, membuat Ardi mengangguk.

  "Kalo masalah ganteng. Gapapa kalah, tapi kalo masalah, siapa yang paling banyak duit! Aku yang paling menang! Sabi gak?" Ucap dan tanya Ardi sambil menaik turun kan kedua alisnya. Membuat Arini hanya mengangguk,

  Gapapa gak ganteng! Yang penting banyak duit! Batin Arini,

  "IH SAYANG KOK CUMAN NGANGGUK SIH!" Rengek Ardi. Membuat Arini sebal. Dan langsung mengode supaya jangan berisik karna mereka sedang di rumah sakit. Ardi itu walaupun sudah tua, manja nya sebelas dua belas dengan Kelvin.

  "Jangan berisik! Ayo kita duduk," Arini menarik tangan suaminya supaya duduk. Tapi Ardi menggelang Dan masih berdiri.

  "Lho kenapa gak duduk, mas?" Heran Arini.

  "Nen hiks," ucap Ardi. Sambil terisak. Membuat Arini jengah!

  "Jangan nangis di sini! Udah tua masih kek gitu. Aku malu," bisik Arini. Membuat Ardi sebal,

KELSYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang