||BAGIAN TUJUH BELAS||

39.5K 3.4K 852
                                    

Tinggalkan jejak, sebelum membaca!

Tandai jika ada kesalahan. (Typo) author perbaiki langsung,

Happy reading 🦾

-

Marsya melangkah keluar kamar, menghampiri Sahabat dan kembaranya yang sedang duduk di sofa.

"Bayi Lo udah tidur?" Tanya Aras, sambil membaringkan kepala nya di pangkuannya Marsya,

"Gila ya. Gue baru tau si Kelvin bisa lebay kek gitu," ucap Rifan sambil memikirkan kejadian tadi,

"Lepet kapan ya manja kek gitu," semua sahabat langsung menoyor kepalanya,

"Lo sebenernya kenapa sih! Demen banget sama lepet!" Kesal Arlan,

"Sirik Lo? Hah!!!" Sewot Rifan,

"Najis! Jangan belok fan. Kemarin si author baca komen. Yang katanya ada yang suka sama Lo. Cuman Lo nya aja yang gak peka,"

"Nanti yang komen kek gitu. Gue nikahin deh." Jawab Rifan. Mereka hanya menggeleng kepala, jengah.

"HALO MY BEBY" teriak rusuh seseorang yang sedang menghampiri mereka.

"Mama, papa!" Ucap Marsya, sambil melihat ke arah dua orang yang duduk di sofa,

"Wah calon-calon lonte pada kumpul. Bahas berbokingan buat malem ya?" Ucap Rere, sambil menatap. Aras, Rifan, dan Arlan.

"Iya Tante. Lebih tepatnya memboking janda. Tante mau ikut?" Tanya Arlan,

"Gak usah! Mama, biar papa aja yang boking." Jawab Anang, membuat semuanya males.

"HEI KEMBARAN QU" teriak Sarip di lantai atas. Anang berdiri dari duduknya.

Sarip melangkah ke arah Anang. Lalu pantat mereka saling beradu. Menandakan bahwa mereka Tos! Dengan cara berbeda.

"Sehat lo bro?" Ucap Anang, sambil duduk lagi.

"Gue peri bumi! Jadi gak akan sakit," jawab Sarip sambil duduk di sebelah Alya.

Mereka mengobrol sambil menceritakan kejadian tentang Kelvin. Yang sudah di sunat. Hal itu membuat Rere dan Anang melotot kaget, ke arah Marsya. Marsya yang mendapatkan pelototan tajam dari orangtuanya hanya cengengesan.

"Gak sengaja mah. Lagian salahin otak Marsya aja yang Rondom nya kelebihan."

"Kamu ini. Asal sunat aja. Tante Arini udah di kasih tau belum?" Tanya Rere, yang langsung mendapat gelengan kepala dari Marsya,

Rere mendengus sebal. Anak perempuan nya ini selalu seenaknya saja. Dasar. Untung dirinya pendiam!

"MARSYA HIKS...MARSYA,"

Tangisan itu, membuat mereka berhenti berbicara. Marsya mendengus sebal. Kelvin pasti kebangun.

Rere menatap Marsya dengan tatapan sinis. "Ayo samperin! Mama mau liat!" Marsya mengangguk. Dan Langsung menyingkirkan kepala Aras di pangkuannya.

KELSYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang