tandai jika ada kesalahan dalam penulisan akan author perbaiki saat di revisi ulang
-
Marsya dan Kelvin, mereka baru sampai di apartemen. Marsya hanya diam saja dari tadi membuat Kelvin kesal.
Mereka duduk di kursi tengah dengan Kelvin yang menjaga jarak selama lima jengkal. Ia tidak mau Marsya ataupun dirinya memeluk duluan. Tubuhnya bekas di peluk Aras. Kelvin tak sudi Marsya memeluk tubuh dirinya yang sebelumnya sudah di peluk Aras. Kuman! Ia akan mandi sampai bersih dulu baru setelah itu akan memeluk Marsya.
"Sayang!" panggil Kelvin ke lima kalinya dengan nada tinggi. Hingga lamunan Marsya terpecahkan. Ia menatap ke arah Kelvin dengan tampang datar,
"Apa?"
"Aku dari tadi di cuekin," rengek Kelvin.
"Terus?"
"Ayang mah!" kesal Kelvin sambil mengacak rambutnya. Saat akan memeluk Marsya, Kelvin langsung balik badan dan terseyum. Lalu berbalik lagi ke arah Marsya. "Gak jadi,"
"Apasih ?" Bingung
"Mandiin," pinta Kelvin dengan mata penuh harap, seketika Marsya langsung menghela nafas.
"Aku cape sayang, mandi sendiri dulu yah?" Tawar Marsya sambil mengelus perutnya. Ini sudah jam dua pagi. Marsya males sekali memandikan Kelvin yang nanti sangat banyak modus.
Kelvin yang mendengarkannya menjadi cemberut, lalu masuk ke kamar. Sedangkan Marsya yang di tinggalkan hanya memejamkan matanya. "Kapan suami gue dewasa," ujarnya penuh harap.
"Dede jangan kaya papah yah sayang, maafin mamah...seharian ini mamah sedih. Dede sama mamah belum isi perut yah? Mamah juga belum kasih papa makan. Bentar yah sayang mamah istirahat dulu. Mamah cape sayang," ucap Marsya lembut pada perutnya yang merasa bersalah.
Setelah beberapa menit lamanya. Kelvin turun ke bawah dengan pakaian baju tidur tangan panjang yang berwarna hitam yang di hadiahi Marsya untuk dirinya. Ia melihat Marsya memejamkan matanya di sofa. Cape banget kayanya. Batin Kelvin, sambil tersenyum hangat.
Kelvin jongkok di hadapan Marsya. Mengelus perut Marsya dan berhadapan dengan Marsya yang sedang duduk di sofa sedangkan ia berjongkok di bawanya.
"Dede, masa papah dari tadi di cuekin sih sama mamah, papah sedih. Papah belum hukum mamah, belum nen juga," adunya pada perut Marsya sambil mengecilkan bibir atasnya. Dengan tampang cemberut,
Kelvin mengusap perut rata Marsya. "Dede, masa tadi papah liat mamah pegang tangan cowok lain. Dede terima gak? Gak kan? Sama. Papah juga. Papah gak terima banget milik papah di sentuh sama cowok asing. Apalagi tadi pegang tangannya di rumah sakit." kesal Kelvin sambil mengadu lagi di depan perut Marsya.
Kelvin menyimpan bibirnya di perut Marsya sangat lama sambil mengelusnya lembut.
"Papah mau masak dulu. Dede istirahat aja kaya mamah. Biar papa yang masak okeh?" ucapnya dengan nada percaya diri.
Kelvin berdiri dan mengecup lama jidat Marsya dan bibir Marsya. Ia, berjalan ke arah dapur lalu mengambil celemek dan memakainya langsung.
"Gue emang bisa masak? Perasaan gak bisa," gumamnya tapi ia langsung menggelang kepala. "Bisa! Pasti bisa! sebagai suami idaman gue harus bisa masak." yakinnya lalu menggempalkan tangannya sambil mengacungkan ke atas pertanda memberi semangat untuk dirinya.
Kelvin mengambil dua telur mentah di kulkas. Ia memandang dua telur itu. "Pecahin nya gimana sih?" pikirnya lalu matanya melihat ke arah palu yang ada tergeletak dekat tempat sendok. seketika bibirnya langsung tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELSYA [END]
Teen FictionSebelum baca wajib follow⚠️ - Di larang copy, ataupun plagiat!!! Plagiat? Jauh jauh‼️⚠️ - - Marsya, seorang gadis cantik, bar-bar, prontal, biasnya jaemin, gak mau pacaran karna itu bikin dirinya risih and ribet. Tapi gimana jadinya kalo takdi...