||BAGIAN DUA PULUH EMPAT||

31.1K 3.3K 1.4K
                                    

Haiii! biasakan vote dulu sebelum baca! Kalo enggak mau! Gak usah baca yaw‼️⚠️

Tandai jika ada kesalahan dalam penulisan, akan author perbaiki langsung.

WARNING! VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA!⚠️

Happy reading!
-

"Kel–"

Bunyi pecahan gelas yang membentur dahi Marsya membuat ucapkannya tak jadi di teruskan. dengan dahi yang mengeluarkan banyak darah. Membuat mulut dirinya langsung bungkam.

  Arini dan Saskia melotot kaget saat menyaksikan sendiri dengan kedua mata mereka. Kejadian yang menimpa Marsya yang ada di depannya.

  "MARSYA!" Panik Arini dan Saskia,  yang langsung menghampiri Marsya.

  "Sa-sayang ma-maaf" ujar Kelvin yang sama ikut kaget. Tadi dirinya ingin melampiaskan amarahnya lewat gelas yang akan Ia banting ke arah tembok. Tapi malah terkena dahi Marsya,

Marsya memegangi dahinya dan melihat sendiri di tangannya bahwa ada banyak darah. Hal, itu membuat dirinya langsung pergi dari ruangan Kelvin dan meninggalkan Kelvin yang terus teriak-teriak ingin menyusulnya tapi Arini menahan dan melarangnya. Karna, kondisi tangan Kelvin masih belum membaik

  "Mama, Kelvin gak sengaja beneran. Ke-kelvin gak bermaksud celakain ma-marsya." Ujar Kelvin sambil panik dengan keringat dingin

  "Kelvin. Gimana kalo kembaranya tau? Abis Lo Vin," kata Saskia sambil panik. lalu menyusul Marsya keluar

  Kelvin bangkit dari duduknya dan berlari ke luar kamar. Tidak peduli dengan teriakan Arini yang dari tadi melarang nya.

  Kelvin berlari dan masuk ke ruangan rawat satu persatu. Tapi tidak menemukan Marsya.

  "ARGHHH ANJING!" Frustasi nya sambil kesakitan akan kedua tangannya.

  Saat Kelvin sedang melangkah. Tiba-tiba langkah terhenti. Ketika melihat perempuan yang ada di ruangan dokter sambil tertawa renyah. Suara tawa itu? Dirinya kenal. Marsya? Iyah. Dia Marsya

  Kelvin tidak permisi dan salam dulu. Dirinya langsung masuk dan saat masuk. Rahang nya mengeras. Hatinya panas. Urat-urat di tangan dan di lehernya Sekarang keluar.

  "MARSYA!" Sentak Kelvin. Sambil menghampiri Marsya yang sedang di obati oleh dokter tampan dan masih muda.

  Marsya hanya menengok sedikit dan malah kembali menatap dokter muda dan tampan di hadapannya. Sambil tersenyum-senyum membuat Kelvin tidak terima.

  "PERGI LO ANJING. JANGAN SENTUH CEWEK GUE." Ujar Kelvin pada dokter yang ada di hadapan Marsya. Dengan suara yang di tinggalkan.

  Dokter yang bernama, Reyhan. Itu bangkit dari duduknya. Dan mendekat ke arah Kelvin. "Maaf dek. Bekas pecahan-pecahan kecil di dahinya baru saja saya selesai di cabut. Dan bersihkan. Sekarang mau saya tutup pakai perban. Jadi, kalo adek gak tau, diam aja."

  "ADEK-ADEK! SIAPA ADEK LO? GUE INI UDAH NIKAH. DIA ISTRI GUE. ENAK AJA LO SEBUT GUE ADEK!" Sewot Kelvin membuat Dokter Reyhan hanya menggeleng kepala. Dan kembali duduk di dekat Marsya untuk menutup dahi Marsya dengan perban

  Menikah Kelvin bilang? Marsya dan dirinya jelas-jelas masih memakai seragam sekolah. Dasar anak muda jaman sekarang.

  "ANJING! JANGAN SENTUH DIA GUE BILANG!" kesal Kelvin sambil menendang kursi yang di duduki dokter Reyhan sampai menjauh dari dekat Marsya sedikit.

KELSYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang