||EMPAT PULUH DUA||

27.1K 2.7K 2.2K
                                    

Tandai jika ada kesalahan dalam penulisan akan author perbaiki langsung

-

-

-

   Marsya dan Aras pulang ke arah apartemen dengan mobil. Sementara Rifan dan Arlan? Entah. Mereka belum kelihatan.

    Aras manarik Marsya pelan ke arah pintu apartemen. "Masukin sandinya!" titah Aras datar. Marsya mengangguk. Pintu terbuka. Aras masuk sambil menggenggam tangan kembarannya,

   Marsya menelan salivanya susah. Melihat Kelvin. Suaminya, yang sedang duduk di sofa dengan tubuh yang tidak memakai baju, dan bawahnya hanya memakai bokser warna hitam. Tidak lupa ekspresi wajah yang menatap Marsya dari bawah hingga atas dengan tampang yang menyeramkan, dan penuh pengawasan,

   "Duduk!" titah Aras. Membuat Marsya mengangguk. Tapi, Marsya menarik Aras hingga Aras duduk di dekatnya, sementara Kelvin. Dirinya masih diam dengan sorot mata yang masih tetap menatap mata Marsya dengan sorot yang menakutkan

    ting tong!!!

   ting tong!!!

   ting tong!!!

   Suara bell yang tiga kali di pencet tidak sabaran membuat kuping Aras panas. "Apa kata sandinya?" tanya Aras ke arah Marsya yang tubuhnya terus berdempetan ke tubuh Aras,

  "Abang ih jangan ninggalin gue napa," bisik Marsya di kuping Aras,

   "Mampus, liat sya. Tatapan Kelvin. Lo bakal di hukum nanti malem kayanya." ucap Aras sambil menakut-nakuti Marsya. Membuat Marsya beneran takut dan mencubit paha Aras yang terhalang oleh celana lepis,

   "Udah ah. Cepetan. Berapa sandi tu pintu,"

   "101020" bukan Marsya yang menimbal. Tapi Kelvin yang menjawab dengan wajah yang sama. Masih datar dan terus menyorot ke arah Marsya,

    Aras langsung bangkit dan melangkah ke arah pintu apartemen. Hal itu membuat Marsya yang di tinggalkan menjadi tremor,

   "Mau hukuman kaya gimana?" tanya Kelvin datar. Seketika wajah Marsya langsung pias,

   "Sa-sayang aku ta-" ucapan Marsya terpotong, kala teman-temannya sudah mulai masuk dan ricuh,

   "Tunggu hukumunnya," ucap Kelvin dengan nada rendah dan mata yang mendelik tajam pada Marsya, hal itu membuat Marsya tambah panas dingin dan takut,

   "MARSYA HUAAAA.... GUE DI TONJOK SAMA LEON" rusuh Rifan sambil menghampiri Marsya dan langsung memeluknya. Hal itu, membuat Marsya sedikit kaget,

   "Lu bandel kali makanya di tonjok," bisik Marsya di telinga Rifan, dengan tangan yang berusaha melepaskan pelukan Rifan,

   "AWWSHHH.. KELVIN SAKIT ANJING" ringgis Rifan. Karna Kelvin datang dan memelintirkan tangan Rifan ke belakang dengan kasar dan penuh tenaga,

   Kelvin juga menyeret tubuh Rifan hingga terhuyung ke bawah, membuat Marsya kaget. "ANJING SUMPAH SAKIT TAI," ucap Rifan sambil meringgis

KELSYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang