||BAGIAN TIGA||

57.2K 6.2K 609
                                    

Haiii! Assalamualaikum?

Jangan lupa tinggalin jejak vote sama komen.

-

Marsya dan aras saling menggenggam tangan mereka, menyatu kan jari-jarinya. Sekarang, mereka sedang berada di mobil Arini. Pikirannya mereka berdua adalah, apakah mereka akan di telantarkan di tengah jalan? Apa kah mereka akan di kirim jadi TKW? Apakah mereka akan di suruh mengamen? Sungguh, pikiran mereka sangat kacau sekarang.

Marsya memberanikan diri untuk bertanya pada Arini yang sedang menyetir. "Tante, sebenernya kita mau kemana?"

"Adadeh!" Jawab Arini santai

"Kita mau di suruh ngamen kah?", Arini tertawa di sela-sela aktivitas nya. Apakah selain lemot, Marsya juga menye-menye? Enggak anjir! Marsya mah gak gitu. Dia cuman nanya aja, soalnya takut.

"Kita mau ke rumah Tante!". Jawabnya Arini. Marsya mengangguk, nanti saja lah bawelnya. Setelah sampai di rumah Arini.

Marsya sibuk memainkan ponsel. Tapi kakanya, malah tidur karna ketakutan. Bukan ketakutan manja, tapi takut jadi gembel dan miskin!.

Aras yang menyenderkan kepalanya di pundak adeknya dengan tangan yang memeluk sebelah tangan adeknya. Membuat Marsya biasa saja tanpa merasa terganggu. Tapi tidak dengan si cowok yang sedang ada di depan. Dia melihat sekilas ke belakang membuat nya kesal dan geram.

Setelah sampai, mereka berdua di kejutkan dengan Mansion yang lebih besar dari milik nya.

Marsya berbisik ke telinga kembaranya. "Kaya nya, si autis ini. Lebih kaya dari kita"

"Iya sya, tapi ngapain kita di suruh ke sini sambil bawa koper juga?". Bisik nya aras kepada Marsya. Membuat Marsya juga ikut binggung.

Mereka masuk ke mansion yang sangat besar jika di bandingkan mansion Anang. Lalu, keempatnya duduk di sofa.

"Tante ajak kalian ke sini, supaya kalian bisa tinggal di sini beberapa Minggu. Buat nemenin anak tante juga." The the poin Arini. Sementara si kembar membulatkan matanya masing-masing! Apa? Beberapa minggu?!

Mereka berdua saling tatap-tatapan. "ALHAMDULILLAH, TERHINDAR DARI DUA MAKHLUK DI RUMAH!". Girang Marsya lalu memeluk kembaranya. Pandangan itu, tak luput dari anak Arini. Dia langsung melepaskan pelukannya si kembar secara paksa. Lalu duduk di tengah-tengah mereka berdua. Melihat anaknya seperti itu, Arini hanya menggeleng geleng kepala.

"Apaan sih Lo!" Sewot Aras. Tapi si cowok yang ada di samping nya tidak menjawabnya.

"Abang!! Jangan marahin dia. Dia kan autisme. Kasihan." Bela Marsya membuat Aras sebal. Sementara yang di bela, hanya diam dan tak merubah ekspresi.

"Oh iya, Tante belum ngenalin anak Tante ke kalian ya?".

"Ogah kenal!" Gerutu Aras.

"Namanya itu, Kelvin."

"Mau Kelvin, mau kutil juga gue bodoamat." Gerutu Aras lagi, membuat Marsya sebal. Lalu, saat hendak mencubit lengan Abang nya. Tangan Marsya segera di cegah oleh Kelvin.

"Kalo boleh tau di panggil nya apa ya Tan?" Tanya Marsya.

"Panggil aja Kelvin." Jawab Kelvin datar, membuat Marsya takut sekali jika sedang di tatap olehnya secara terang-terangan.

KELSYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang