17. BUNDA HANYA INGIN INI! (Revisi)

3.2K 265 2
                                    

⚠ WARNING ⚠

FOLLOW AUTHOR !!!

KALO SUKA SILAHKAN DI VOTE AND COMMENT DI SETIAP PARAGRAF YAH...

MAKASIH...

PLAGIAT DILARANG MAMPIR!!!!!!!!!!!!!!

***

HAPPY READING...

Rere menatap layar laptopnya sekilas, kemudian menutupnya kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rere menatap layar laptopnya sekilas, kemudian menutupnya kasar. Karyawannya ada yang korupsi cukup besar. bukan hal besar bagi Rere sebenarnya, bisa saja dia mengganti uang itu dengan uang pribadinya sendiri, tapi seluruh karyawan kantor yang memintanya untuk menindak lanjuti kasus ini ke pihak yang berwajib.

Dia memijit pangkal hidungnya, kemudian tersenyum saat mendengar teriakan putra bungsunya dan juga putrinya.

Dulu dia memiliki fisik yang lemah, penyakit asma, juga alergi bawang dan itu menurun kepada Aje. Sedangkan Bunda mendapatkan penyakit kanker otak dari turunan Daddy-nya. Rere mengetahui itu dari mantan Ibu mertuanya.

Agam pernah menderita penyakit kanker otak saat SD, dan tepat saat kelas dua SMP, dia dinyatakan sembuh dari penyakit mematikan itu.

"Dia menderita penyakit kanker otak stadium dua. Kanker otak biasanya disebabkan oleh pencemaran lingkungan, terpapar radiasi, kebiasaan merokok, dan faktor keturunan. Dan dari hasil lab, itu adalah faktor keturunan"

Kata-kata itu selalu saja menghantui Rere. Penjelasan dokter dua tahun yang lalu adalah mimpi terburuk baginya.

Melihat Bunda selalu menahan sakitnya membuat dia ingin menyalahkan semua orang, tapi itu tak bisa, karena penyakit yang Bunda derita adalah takdir setiap orang.

Setiap hari putrinya mengatakan ingin segera selesaikan hafalannya kemudian bertemu dengan sang pencipta. Dan dia tak bisa melarang putrinya itu, setidaknya Bunda berhenti kesakitan.

"ASSALAMUALAIKUM." teriakan Zahrah membuat Rere terlonjak kaget. Zahrah, putri bungsu dari Agam dan Hasya.

Untung gak punya riwayat penyakit jantung.

Rere mengelus dadanya dan menggumam astagfirullah, kemudian menatap tiga keluarga yang berjalan ke arahnya.

"Waalaikumsalam." jawabnya kemudian berdiri menyalimi Antariksa dan Rain.

Hiraeth |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang